16. Hadiah

1.7K 195 25
                                    

Assalamualaikum,

Marhabba 👋

Maaf baru up hahaha, aku sok sibuk,

Ada yang nungguin gak?

Jangan lupa tandain typo dan...

Happy reading!

.
.
.

"Abang ngapain ke sini sih?" gerutu Bilqis sebal.

Hari ini dirinya sedang tidak ada kelas, makannya dirinya memilih berdiam diri di rumah. Niat hati ingin menghabiskan waktu seharian di kamar untuk healing drakor, langsung dirinya urungkan ketika sang Abang tiba-tiba datang setelah suaminya berangkat ke rumah sakit. Padahal ia ingin melihat pesona para Tuan Lee. Lee Minhoo, Lee Jong-suk, Lee Dongwook, Lee Seung Gi, dan Lee Lee lainnya. Entah kenapa abangnya ini datang ke rumahnya, padahalkan ini jam abangnya bekerja.

"Kamu gak seneng Abang ke sini? Abang kangen sama kamu lho," ucap Fahrizal seraya mengecup pipi adiknya sekilas.

Bilqis langsung menghapus bekas ciumannya, "Ih, Abang! Ini hak suami Iqis!" teriaknya sebal.

Fahrizal langsung terkekeh mendengarnya. Adiknya benar-benar merealisasikan keinginannya untuk bucin setelah menikah. Padahal sebelum menikah adiknya sangat senang ketika dicium pipinya. Bahkan adiknya itu sering mencium pipinya juga.

"Bucin banget,"

"Makannya cari istri, umur udah tua juga," gerutunya lalu menarik sang Abang untuk duduk di ruang tamu.

"Belum nemu," balas Fahrizal singkat.

Bilqis hanya menganggukkan kepalanya. Gadis itu kemudian duduk di samping abangnya.

"Abang hari ini gak kerja?"

"Kerja, tapi mampir dulu ke sini," Bilqis memutar bola matanya malas. Bisa-bisanya abangnya ini mengulur waktu.

"Ngapain?"

"Mau kangen-kangenan sama kamu, tapi kamunya gak kangen sama Abang," Fahrizal menutup wajahnya pura-pura menangis. Bilqis langsung tertawa melihatnya. Abangnya lebay sekali.

"Lebay!"

Fahrizal terkekeh lalu merentangkan sebelah tangannya untuk memeluk adiknya. Bilqis mengerucutkan bibirnya lalu membalas pelukan abangnya. Bagaimanapun juga, dirinya sangat merindukan abangnya ini.

"Abang mau minum cokelat panas?" tanya Bilqis seraya mendongak.

Fahrizal melepaskan pelukannya lalu menatap adiknya, "Iya nih, udah lama gak minum cokelat sama kamu," pria itu mencubit pipi adiknya dengan gemas.

Bilqis terkekeh lalu bangkit dari duduknya, "Abang tunggu bentar ya, Iqis bikinin dulu," Fahrizal langsung mengangguk.

Setelah adiknya beranjak ke dapur. Fahrizal langsung membuka ponselnya. Pria itu menghubungi Papanya untuk izin terlambat sedikit.

"Misi Den," Fahrizal langsung mengalihkan pandangannya keasal suara. Di lihatnya satpam di rumah ini menghampiri dirinya seraya membawa sebuah kotak berwarna silver. Fahrizal langsung berdiri.

"Ada titipan dari kurir, katanya buat Nona Bilqis,"

"Dari siapa?" bukan Fahrizal yang bertanya, melainkan Bilqis yang baru saja datang seraya meletakkan dua cokelat panas.

"Gak tau Non, pas saya tanya kata kurirnya kejutan," Bilqis mengangguk lalu mengambil kotak tersebut.

"Makasih ya Pak," satpam tersebut mengangguk lalu izin undur diri. Bilqis langsung menduduki dirinya di sofa, di ikuti Fahrizal.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang