46. Nasihat untuk Gladis

1.8K 193 34
                                    

Assalamualaikum!

Happy reading!

.
.
.

"Alasan kamu pacaran apa?"

"Kalau gak pacaran gimana kita dapat jodoh?"

"Kamu lupa kalau aku sama Abang kamu gak pacaran?"

Gadis yang di beri pertanyaan tersebut langsung terdiam. Dirinya langsung menatap sang Kakak ipar dengan serius.

"Gini deh, Allah tu udah ngejelasin dalam surah, Adz-zariyat ayat 49, bunyinya kurang lebih gini. Dan  segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan, agar kamu mengingat kebesaran Allah." Bilqis menghapus air mata Gladis. Gadis itu bukan menangis karena penjelasan Bilqis, tapi ia menangis karena masih sakit hati setelah melihat Reyhan berselingkuh di depan matanya.

"Allah yang ngomong, dan dengan kita berpacaran, itu sama saja kita tidak mempercayai ucapan Allah. Adis, manusia emang gak layak kamu kasih kepercayaan penuh. Manusia itu tempatnya salah, lihat, karena kamu menaruh kepercayaan terlalu tinggi kepada manusia, kamu jadi sakit hati, kan? Kalau kamu naruh kepercayaan itu ke Allah, pasti kamu gak akan kecewa seperti ini."

"Terus kenapa kalau pacaran? Bukannya itu salah satu bentuk usaha kita supaya dapat jodoh?"

Bilqis tersenyum mendengar pertanyaan Gladis barusan. Memang bukan hanya Gladis yang berpikiran seperti itu, bahkan banyak kaum milenial yang berpikiran seperti itu.

"Jodoh itu gak harus di dapat dari pacaran, Dis. Kamu sering denger istilah 17.32?"

Gladis mengangguk. Kini air mata sudah tidak ada di pipi gadis itu. Dia terlihat mendengarkan dengan baik setiap perkataan yang keluar dari bibir Bilqis.

"Itu adalah larangan berbuat zina. Anak muda zaman sekarang banyak berpendapat bahwa zina adalah berhubungan intim. Tapi, zina bukan hanya perkara itu. Kamu mikirin lawan jenis yang gak mahram bagi kamu, termasuk zina. Kamu mandang lawan jenis yang gak mahram bagi kamu, termasuk zina juga. Apalagi pegangan tangan atau sampai pelukan. Nauzubillah. Jadi--"

"Pacaran juga termasuk zina?" tanya Gladis memotong perkataan Bilqis.

"Yup! Bener banget. Pdkt versi Islam gimana? Kalau kata ustadz Agam mah PPKM,"

"Artinya?"

"Pertemuan, perkenalan, khitbah, menikah."

Kening Gladis langsung mengerut bingung. "Terus gimana cara kita ngenal karakter calon suami kita?"

"Kan ada yang namanya ta'aruf, atau perkenalan tadi. Bedanya, ta'aruf ini harus ada orang ketiga. Contoh, aku sama Abang kamu misalnya belum nikah. Terus, aku mau ngenal karakter Abang kamu. Kita bisa saling tuker biodata, kita bisa minta bantuan orang ketiga, orang ketiganya contohnya Papa aku. Jadi, kalau aku mau ngomongin visi misi rumah tangga sama Abang kamu atau apapun itu, Papa harus ada. Supaya terhindar dari yang namanya khalwat, atau berdua-duaan. Karena jika kita berdua-duaan kamu tau kan yang ketiga itu siapa?"

"Setan."

"Pinter!"

"Apa gue masih bisa dapat laki-laki yang jauh lebih baik dari, Rey?" tanya Gladis lirih.

"Di dunia ini gak ada yang gak mungkin. Adis, cinta itu tidak membuat kita sakit, cinta itu membuat kita bahagia, bukan terluka. Kalau kamu masih mempertahankan hubungan haram kamu dan Reyhan, sama aja kamu membodohi diri sendiri. Kamu sendiri bisa melihat bagaimana sifat Reyhan. Jangan menempatkan cinta di hati yang salah. Itu hanya akan membuat kamu sakit hati,"

Gladis mangangguk. "Makasih, Bang Alfi terlalu beruntung karena berhasil dapatin lo."

Bilqis tertawa, merasa lucu dengan yang baru saja di katakan Gladis.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang