44. Vacation together 2

1.7K 190 37
                                    

Assalamualaikum!

Happy reading!

.
.
.


"Hubby! Bangun!"

Bilqis mengusap rahang Alfi, berharap sang pria mau membuka matanya. Namun, bukannya terbuka, sang pria malah semakin menariknya ke dalam pelukannya. Bilqis berdecak kesal.

"Hubby! Ayo bangun!" ucapnya, kini ia tidak lagi mengusap rahang sang pria, melainkan mencubit pipinya.

Mata Alfi perlahan terbuka. Pria itu mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya.

"Aku mau ngemil! Tapi aku males ngambil makanannya. Tolong ambilin makanan yang kita beli tadi," ucapnya ketika melihat Alfi sudah sepenuhnya sadar.

Mereka tadi malam sempat berbelanja makanan ringan di Alfamart. Safa dan Bilqis yang merengek meminta untuk membeli makanan ringan, Alfi dan Fahrizal yang berperan sebagai lelaki mereka hanya pasrah. Mereka benar-benar harus ekstra sabar menghadapi dua bocah labil seperti istri mereka.

"Tunggu bentar ya, sayang."

Alfi langsung bangun dan berjalan menuju meja yang ada di dekat sofa. Padahal makanan ringannya tergeletak tak jauh dari tempat mereka tidur, tapi Bilqis malah membangunkannya untuk mengambil makanan tersebut. Ada-ada saja.

"Mau makan di sini, atau di sofa?"

"Di sini aja, boleh?" ucap Bilqis seraya menerima beberapa makanan ringan yang tadi mereka beli.

"Boleh, sayang."

Alfi duduk, menyenderkan badannya. Rasa kantuknya mendadak hilang. Pria itu menatap Bilqis yang mengemil dengan tersenyum tipis. Tangannya berpindah mengusap perut Bilqis yang masih rata. Bilqis mengerjap, lalu wanita itu tersenyum menatap Alfi.

"Kamu mau di panggil apa?"

"Siapa yang manggil aku?" balas Bilqis bertanya. Otaknya tiba-tiba tidak bisa menangkap pertanyaan yang barusan di lontarkan oleh Alfi.

"Bukan itu maksudnya sayang, maksud aku, kamu mau panggilan dari calon anak kita buat kamu, apa?"

Bilqis nampak berpikir, "Kamu maunya apa?" bukannya menjawab, wanita itu malah balik melontarkan pertanyaan.

"Kamu nyamannya di panggil apa? Ibu? Bunda? Mama? Mommy?"

"Aku ngikut kamu, aku nyaman sama semua panggilan yang kamu beri ke aku," jawabnya lalu kembali memakan makanannya.

Alfi tersenyum, "Bunda, kamu mau?"

"Ayah Bunda?" tanya Bilqis memastikan.

Alfi mengangguk. Tangannya kembali aktif mengusap permukaan perut Bilqis.

"Kamu setuju?" tanyanya lantaran Bilqis tidak merespons pertanyaannya. Wanita itu sangat suka balik bertanya.

"Iya, Ayah."

Alfi tersenyum lembut. Pria itu langsung menaruh kepalanya di atas pangkuan Bilqis. Melilitkan tangannya di pinggang sang istri, lalu ia menenggelamkan wajahnya di perut tersebut.

"Aku lagi makan, susah ini." gerutu Bilqis, lantaran sikunya selalu terkena kepala Alfi ketika menyuap makanan ringannya.

"Maunya gini dulu, sayang." ucapnya terendam.

Bilqis menggelengkan kepalanya, mata wanita itu berpindah ke arah jam. Ia tersenyum tipis.

"Hubby! Ayo tahajjud!" ajak Bilqis.

Alfi melonggarkan pelukannya. Matanya langsung melihat ke arah jam.

"Ayo!"

*****

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang