–––
"Terkadang seseorang dipaksa untuk berani karena keadaan mendesak, juga tak semua orang bisa menjadi pemberani."
–––
Ila berjalan dengan lesu menuju ruang kelasnya. Langkahnya terseret-seret. Dia sudah tak punya tenaga lagi untuk berjalan dengan benar.
Genggamannya semakin kencang, membuat buku catatannya sedikit kusut kala ia teringat dengan kejadian barusan. Belum tentu semua orang bisa berhasil mendapatkan tanda tangan beserta biodata lengkap Gerhana. Bisa dibilang Ila sangat beruntung akan hal itu. Namun nyawanya sangat terancam. Gerhana mungkin sudah menjadikan dia sebagai sasaran berikutnya.
Ila tersentak. Keseimbangannya sedikit terganggu. Seseorang menarik tubuhnya dari belakang, menyeretnya ke dalam toilet. Gadis itu memejamkan matanya. Mungkin ketenangannya sudah mulai diganggu mulai dari detik ini juga.
"Gak usah tarik-tarik bisa–"
Ila menghentikan ucapannya saat dia melihat wajah sang pelaku yang tak disangka-sangka ternyata temannya sendiri.
"Ehh... Luna? Ara?"
"Lo kayanya perlu ngejelasin semuanya ke kita," todong Ara.
Kedua alis Ila langsung tertaut, "Jelasin apa?"
Ara memutarkan bola matanya. Dia lupa Ila terbilang sangat lambat dalam menerima informasi baru. Ara langsung memperlihatkan layar ponselnya tanpa mengatakan apapun. Membiarkan temannya untuk mencerna dan membacanya sendiri.
MENFESS NUSA BANGSA @ganuban.menfess
Ganuban! Lo semua harus tau barusan ada anak 19 ke kantin buat nemuin kak Gerhana and guess what? She is Ghaitsa Venila Angelica
MENFESS NUSA BANGSA @ganuban.menfess
Ganuban! Kayaknya Ghaitsa Venila Angelica aka Ila dari kelompok 3 bakal jadi target Gerhana selama di Nusa Bangsa dehh xixi gws deh buat dia 😝
Ila membaca beruang kali kedua twit dari akun tersebut. Lagi-lagi namanya tersebut dalam akun tersebut. Dia tak menyangka bahwa gossip di sekolah ini akan menyebar secepat itu.
"Kenapa lo gak pernah nurut sama kita?!" Ara kembali bersuara.
"Gue selalu ikutin apa yang lo berdua bilang kok," Ila berusaha untuk pembelaan diri.
"Jauhin kak Gerhana, jangan sampe lo dikenal sama dia."
"Yang itu lo ikutin gak?!" Tanya Ara.
"Bukannya gimana-gimana ya La tapi kita berdua tuh peduli sama lo!" Luna berusaha untuk menjelaskan apa yang menjadi kekhawatiran dia dan Ara terhadapnya.
"Kita takut lo kenapa-napa, kak Gerhana tuh gak pernah main-main kalo dia udah jadiin lo sebagai targetnya," lanjut Luna. Raut wajahnya terlihat sangat cemas kali ini.
"Kenapa gak cerita aja sih dari awal sih kakak kelas yang bermasalah sama lo itu Kak Gerhana?"
Ara dan Luna merasa Ila sengaja menutupi identitas kakak kelas yang bermasalah dengannya sejak awal. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Ila bahkan baru tau Gerhana yang selalu mereka omongkan adalah kakak kelas yang menghukumnya dengan tugas-tugas irasional.
"Gue bisa jelasin semuanya," Ila mulai angkat suara.
Ara dan Luna langsung terdiam mempersilahkan Ila untuk memberikan penjelasan. Sekarang giliran Ila untuk mengklarifikasikan semuanya.
Gadis itu menghela napasnya sejenak. Ila bingung harus mulai menjelaskannya dari mana. Permasalahannya dengan Gerhana sudah terlanjur rumit bagaikan benang kusut yang ujungnya sulit untuk ditemukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...