–––
"Sebetulnya gak pernah ada istilah kesialan, semua kejadian itu bersifat netral dan dari pandangan kita sendiri yang menentukan baik atau buruknya."
–––
Ila perlahan membuka matanya. Cahaya terik dari sela-sela gorden kamarnya berhasil membuatnya terbangun. Gadis itu langsung meraih ponselnya yang ia simpan di atas nakasnya. Sudah menjadi kebiasaan dirinya setelah bangun tidur pasti benda elektronik pipih itu yang pertama kali ia cari.
Kedua mata Ila membulat sempurna. Gadis itu terperanjat dan segera bangkit dari ranjangnya. Ila mengerjapkan matanya berkali-kali memastikan apa yang dia lihat pada layar ponselnya.
"Mampus," Ila meringis pelan.
Detik itu juga gadis itu segera mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke sekolah. Gadis itu bahkan tidak sempat untuk mandi terlebih dahulu karena waktu sudah menunjukkan setengah tujuh lebih.
Jantung Ila berdegup semakin cepat sepanjang perjalanan. Entah mengapa hari ini jalanan sudah sangat ramai tak seperti biasanya. Tak ada yang bisa dia lakukan untuk mempercepat waktu perjalanannya.
Selang kurang lebih tiga puluh menit, Ila akhirnya sampai di depan gerbang sekolahnya. Saking paniknya gadis itu langsung memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Entah boleh atau tidak, Ila sudah tidak peduli akan hal itu.
Hal yang pertama kali Ila lakukan saat memijakkan kakinya di depan gerbang sekolahnya yaitu mengedarkan pandangannya berusaha untuk membaca situasi. Kedua matanya kemudian terpaku pada gerbang sekolahnya yang rupanya tidak terkunci.
Ila merogoh ponselnya yang selama ini ia taruh dalam sakunya. Gadis itu kemudian membuka grup chat bersama kedua temannya dan mengirimkan beberapa pesan pada mereka.
Ila menghela napasnya berkali-kali. Jantungnya sudah berdegup cepat sejak tadi. Jujur saja Ila tidak yakin bahwa dia bisa selamat setelah melewati gerbang itu.
Setelah seluruh keberaniannya terkumpul kembali, gadis itu segera masuk melalui gerbang tersebut.
Ila mengedarkan pandangannya sejenak. Gadis itu kemudian menghembuskan napas leganya. Rupanya tidak ada kakak kelasnya yang menjaga di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...