BUAT ABSENAN LAGI AHH UDAH LAMA NIHH
Kalian baca ini tanggal berapa?
hari apaa?
Jam berapa?
SPAM EMOT DISINI YAWW KALIAN DUKUNG YG MANA NIHH BIAR AKU TAUU WKWKW
#GERHANLA
#SAGARLA
–––
"Pada akhirnya komitmen tidak akan berarti apa-apa kalau perasaannya sudah tidak lagi sama."
–––
"Jun gue butuh bantuan lo," Tukas Gerhana dengan napasnya yang tersenggal-senggal. Entah bagaimana cowok itu bisa mengetahui keberadaannya saat ini. Padahal cafe ini tak pernah Junar kunjungi sebelumnya.
Kalau masih di kota Bandung Gerhana sama sekali tidak kesulitan untuk mencari keberadaan teman-temannya.
"Please, gue mohon banget kali ini sama lo," lanjut Gerhana dengan nada memohon. Cowok itu langsung menempati kursi kosong dihadapan Junar.
"Bantu apaan? Tugas matematika yang dikasi pas hari jumat itu?" Tebak Junar.
"Kan lo tau sendiri han gue bolot banget masalah itung-itungan."
Gerhana menggeleng cepat. "Bukan itu, bantuin gue biar ila confess."
"Gue yakin dia naksir sama gue beneran."
Junar menyesap rokoknya dalam-dalam. Ia kemudian kembali bersuara setelah menghembuskannya secara perlahan, "Astaga lo bebal banget ya Han, masih aja kepedean gini."
"Sadar woyy Han," lanjutnya.
"Yang ada tar lo yang malu sumpah," seperti sebelum-sebelumnya, Junar kembali mewantinya.
Kali ini Junar benar-benar tak habis pikir dengan Gerhana. Jujur saja ia jadi penasaran dengan apa yang selama ini Ila lakukan padanya hingga cowok itu sering kali bersikap 'terlalu' percaya diri. Entah memang ada yang salah dengan cara Ila menyikapi lawan jenis, atau mungkin dari Gerhananya sendiri yang terlalu terbawa perasaan.
"Kali ini gue yakin banget Jun, dia naksir juga sama gue," Gerhana tetap bersiskukuh.
Junar mengerutkan keningnya, "Emang apa yang bikin lo yakin?"
"Barusan gue kan jalan sama Luna, dia beneran kaya yang cemburu gitu," balas Gerhana.
Junar melotot kaget. "HAHHH KOK TIBA-TIBA LUNA ANJIR?! BUKANNYA LO BARUSAN KE TSM BUAT KETEMU ILA YAH??"
"Anjir parah banget lo belum apa-apa udah selingkuh aja."
"Eh ga gitu ya anjing!" Umpat Gerhana.
Gerhana menghela napasnya. Jujur saja ia bingung harus mulai klarifikasi dari mana sebab mau dilihat dari sisi manapun pasti akan tetap saja terdengar tidak masuk akal. "Gue dikerjain itu kayanya, gangerti juga sih sebenernya."
"Masalahnya si Ila yang bilang dia ada di TSM tapi malah Luna yang nongol."
"Anaknya malah ada di atep genteng rumahnya barusan."
Junar mengangguk pelan meskipun ia tetap tidak bisa memahami perkataan Gerhana barusan. "Hmm yaudah lah terserah lo, pokonya gue ga ikut-ikutan ya kalo sampenya gagal apa gimana."
"Iya tenang aja elah."
"Gue ngapain nih? Harus apa?" Tanya Junar yang akhirnya memberikan lampu hijau meskipun ia sendiri sebenarnya masih ragu
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...