Met baca all <3
–––
"Bukan sudah memudar, tapi sejak awal perasaan itu memang bukan untuk kamu."
–––
Aurora membuka matanya. Gadis itu sedikit terperanjat karena mimpi buruknya barusan. langsung bangkit dari posisi terlentangnya sembari menyisir pandangannya pada setiap sudut ruangan itu–kamarnya sendiri.
Aurora menghela napasnya lega sebab hal buruk yang baru saja menimpanya barusan ternyata hanya sebatas mimpinya saja. Aurora perlahan memejamkan matanya. Gadis itu mulai berdoa dengan penuh harap, semoga saja apa yang barusan terjadi dalam mimpinya tidak harus ia alami.
Aurora meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakasnya selama ia tertidur. Ia terkejut ketika gadis itu melihat kolom notifikasi yang sudah dipenuhi oleh beberapa pesan dan missed call dari pacarnya.
Angkasa : Oraaa
Angkasa : Eh kok ga diangkat telpnya?
Angkasa : Kamu lagi apa? Udah tidur ya??
Angkasa : Yahh, yaudah deh gapapa
Angkasa : Eh udah jam 00.00 nih wkwkw
Aurora segera meneleponnya meskipun ia belum sepenuhnya sadar. Tubuhnya pun masih terasa lemas. Hari ini tenaganya sangat terkuras karena dua kali try out UTBK yang telah ia jalani hari ini di sekolahnya. Setelah ia pulang merebahkan tubuhnya di atas kasur, Aurora sudah tidak ingat apa-apa. Gadis itu bahkan masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Halo?" Suara parau Aurora terdengar ketika panggilan itu baru saja terhubung.
"Belum tidur kamu by?" Tanya Angkasa memastikannya.
"Maaf bangett sayang aku ketiduran barusan."
Angkasa segera mengganti saluran panggilan itu dengan fitur video call untuk memastikan keadaan gadis itu.
"Tadi pas pulang sekolah aku langsung tidur gitu."
Angkasa berusaha untuk tetap tersenyum agar bisa sedikit menghiburnya. "Iya gapapaa, pasti cape banget ya sampe belum sempet ganti baju gitu."
Aurora mengangguk sembari cemberut mengakui bahwa ia benar-benar lelah kali ini. Bahkan untuk mengangkat ponselnya, mengarahkan kameranya pada wajahnya saja pun Aurora sudah tidak kuat sebetulnya.
"Yaudah aku lanjut tidur aja yah by, masih ngantuk," pamit Aurora.
"Udah jam 12 lebih juga sekarang, takut telat nih besok sekolahnya."
"Kamu tidur juga ya byy, awas kalo begadang," Aurora mewanti-wantinya. Gadis itu sudah mulai mengucek-ucek matanya yang benar-benar terasa sangat berat kali ini.
Raut wajah Angkasa seketika terlihat berubah drastis. Lengkung senyum yang sejak tadi cowok itu pertahankan langsung memudar dalam sekejap. Aurora bisa merasakan akan hal itu meskipun kondisinya tidak sepenuhnya sadar sekarang.
"Sebelum bobo gamau ngucapin apa-apa dulu gitu?" Tanya Angkasa dengan harap-harap Aurora bisa langsung menebaknya dengan benar. Cowok itu berusaha untuk mempertahankan moodnya meskipun hatinya sudah mulai terasa sakit.
Aurora terdiam sejenak. Berusaha untuk menebak-nebak teka-teki yang diberikan oleh Angkasa.
Seketika senyum gadis itu kembali mengembang. Tentu hal itu menjadi sebuah pertanda baik, sebuah pertanda bahwa Aurora telah menemukan jawabannya. Angkasa turut ikut tersenyum melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Ficção Adolescente"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...