28 - Sedarah Daging

1.1K 92 10
                                    

MET BACA, SEMOGA SUKA SAMA CERITANYA HIHI <3

btw jangan kaget yaa.. HAHAHAHA

–––

"Sepenting-pentingnya kebahagiaan seseorang yang kita cintai pada akhirnya yang menjadi prioritas tetaplah kebahagiaan seseorang yang sedarah daging"

–––

Gerhana segera turun dari motor sport bewarna hitamnya. Ia langsung memasuki salah satu coffee shop yang ada di daerah braga. Tidak butuh waktu yang lama, cowok itu langsung menemukan ketiga temannya yang sudah duduk menempati di sudut ruangan.

"Kamana wae atuh jang? meuni lila pisan," Junar menyapanya dengan sebuah pertanyaan menggunakan bahasa sunda yang artinya 'kemana aja atuh? lama banget'.

"Sekali lagi lo ngomong sunda, gue sumpel nih pake ampas kopi," Adrian memperingatinya.

Junar hanya terkekeh melihat ekspresi Adrian saat ini. Cowok itu terlihat penasaran dengan arti dari ucapannya namun ia enggan jika harus belajar bahasa Sunda terlebih dahulu. 

"Kecuali kalau ada translatornya gapapa deh," lanjutnya memberikan sebuah toleransi.

"Ga, jadi translator dong tolong, gue lagi pengen latihan nih," pinta junar.

Gangga mengedikkan bahunya dengan dahinya yang mengernyit, "Anjir males banget kalo harus ngulangin omongan lo."

"Ah gaasik lo!!"

Alih-alih menerjemahkan pertanyaan Junar barusan, Gerhana memilih untuk langsung menjawabnya. "Gue emang baru berangkat tadi banget, tadi siang masih mager mau cabut."

"EH LO NGERTI BAHASA SUNDA HAN?!" Tanya Junar yang terlihat kaget sebab ia tidak pernah mendengar Gerhana berbicara menggunakan bahasa daerahnya. 

"Ya kan gue emang orang sunda tolol," balas Gerhana seraya menarik kursi dari meja sebelah yang kebetulan kosong untuk ia tempati.

"Wih si Gerhana diem-diem nyusul kita nih Jun, dia udah jadi cowok idaman ciwi-ciwi bandung," tukas Gangga dengan perasaan turut bangga.

"Lebih tepatnya idaman Ila sih, ya gak? Hahaha," Junar mulai meledeknya.

"Tolong dong kalo kita kumpul tuh gak usah bawa-bawa nama anak angkatan ganjil," pinta Adrian dengan ekspresi dinginnya. 

"Tar kalo sampe ada yang beneran nyantol sama anak 19 bahaya tuh," lanjutnya dengan bermaksud menyindir seseorang.

Ya siapa lagi kalau bukan Gerhana Adnan Putra.

Sejujurnya kabar tentang kedekatannya dengan Ila sudah tersebar satu sekolah. Hanya saja informasi itu tidak secara terang-terangan disebar melalui akun base sekolahnya. 

Itu semua karena Adrian yang telah memberi peringatan pada admin akun itu untuk tidak menyebarkan apapun yang berhubungan dengan temannya.

Junar, Gangga, dan Gerhana langsung terdiam seketika. Mereka sedikit terkejut dengan reaksi Adrian saat ini. Sebelumnya ia tidak pernah tiba-tiba menjadi dingin seperti itu.

"Lo kenapa sih Dri se–sensi itu sama angkatan ganjil?" Entah mengapa pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Junar.

Kali ini Junar sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya. Pertanyaan ini sudah tertahan selama satu tahun lebih semenjak mereka masih berada di kelas 10. Hanya saja saat ini Junar belum memiliki keberanian untuk mulai membahas akan hal ini.

Adrian menaikkan alisnya sebelah. "Masih nanya kenapa? Ya kan ada aturannya di pasal 2," balas Adrian masih dengan ekspresi dinginnya.

"Gue baru aja mikirin mau ngapus pasal itu," celetuk Gerhana dengan entengnya.

GANJIL & GENAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang