Happy reading <3 JANGAN LUPA VOMMENTNYA YA GENGS😠💗
–––
"Setiap rahasia ada waktunya tersendiri untuk meledak menjadi sebuah fakta yang tiba-tiba diketahui oleh publik."
–––
Sagara mengeratkan cengkramannya pada benda pipih itu secara tidak sadar. Setelah melihat apa yang sedang ramai diperbincangkan pada base twitter sekolahnya entah mengapa emosinya langsung terpancing.
Sagara tidak tahu selama ini hukuman yang Ila jalani memang seberat itu. Ia pikir apa yang Gerhana sampaikan tentang 'babu' itu hanyalah candaan semata saja. Sagara kira sanksi yang sebenarnya Ila dapatkan hanya berupa kartu merah dari angkatan genap.
Ternyata tak hanya itu, selama ini gadis itu telah melewati banyak hal sendirian.
Tanpa Sagara. Tanpa sepengetahuannya.
"Gar gawat itu Ila di ruang OSIS beneran–"
Angkasa memelankan langkahnya. Cowok itu tak sengaja menggantungkan kalimatnya karena terlalu fokus mengamati ekspresi temannya.
"Oh udah tau ternyata," tukas Angkasa dengan suara yang lebih memelan
Sagara menghela napasnya. "Lo kenapa masih lapor-lapor segala sih?"
"Gue udah gak jadi fasil, udah bukan urusan gue lagi."
"Eh sorry Gar, gue gak bermaksud. Gue cuma mau ngasih tau yang lagi rame aja takutnya lo belum tau,"
"Bodo amat Sa!"
"Gue udah gak peduli."
Detik itu juga Sagara langsung meninggalkan Angkasa begitu saja dalam keadaan emosinya yang meledak-ledak.
Pikirannya benar-benar kacau saat ini. Apapun yang Gerhana lakukan terhadap Ila selalu membuatnya resah dalam sekejap. Sagara tahu ada yang tidak beres dengan dirinya. Ia tidak boleh merasa seperti ini.
Mungkin kemarin Sagara terlalu terbawa suasana saja sebagai seorang fasil yang dipaksa harus peduli dengan anak kelompoknya. Ya! Dia yakin perasaannya ini tidak lebih dari seorang kakak yang ingin menjaga adiknya dari marabahaya.
Dan sudah seharusnya perasaan ini ia hilangkan. Sagara sudah tidak punya alasan lagi untuk peduli dengannya karena kini mereka sudah tidak ada ikatan apa-apa.
Sagara harus menenangkan pikirannya. Ia harus keluar dari tempat ini sejenak. Dengan tetap berada di sekolah itu hanya akan memicunya untuk melakukan hal konyol di depan semua orang.
Namun di tengah perjalanan menuju parkiran Sagara sontak menghentikan langkahnya. Bukan karena ada seseorang yang menahannya untuk pergi. Bukan!
Kali ini hatinya sendiri yang melarangnya.
Semakin jauh ia melangkah, hatinya justru akan semakin resah. Sagara tidak bisa membayangkan akan sefrustasi apa jika ia sampai meninggalkan tempat ini. Kali ini ketenangan yang Sagara inginkan justru tidak bisa ia dapatkan dengan cara seperti.
"Ck!" Sagara berdecak.
Sagara berputar balik. Cowok itu kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Bukan! kali ini bukan ke tempat parkir. Ia telah mengganti tujuannya ke ruang OSIS.
Tanpa ragu-ragu, Sagara langsung menembus keramaian yang ada di sekitar pintu ruang OSIS. Mereka pasti sedang mencari kebenaran dari menfess itu. Sagara bisa menyimpulkan dari sayup-sayup obrolan dan bisikan orang-orang di sana.
Lagi-lagi, Sagara kembali menjadi pusat perhatian orang-orang. Semua orang langsung mempersiapkan perangkat elektroniknya seraya menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...