–––
"Terkadang ada hal yang baru terasa berharga ketika kita terpaksa harus melepaskannya."
–––
"Ga, lo udah kontakin Gerhana sama Junar belum sih?" Tanya Adrian yang sudah terlihat kesal.
"Udah Dri."
"Udah gue telepon juga tapi ga di angkat," lanjut Gangga.
Adrian berdecak pelan. Sebetulnya cowok itu sudah tau kemana kedua temannya itu pergi. Ia tahu kemana mereka berdua menghilang tidak berkabar sama sekali selama beberapa jam. Maka dari itu, Adrian sudah tidak mau tau lagi soal itu.
Yang ia inginkan saat ini adalah kehadiran Junar dan Gerhana sesuai janji mereka.
"Lama banget dah lo berdua," tukas Adrian.
"Sorry Dri jalanan macet parah gilaa padahal barusan kita di mall bentar doang, gak sempet makan pula," jelas Junar panjang lebar meskipun Adrian tidak bertanya sama sekali.
Gerhana, Junar, dan Gangga tahu bahwa diantara mereka berempat yang paling sensi dengan angkatan ganjil itu sebenarnya Adrian. Bukan Gerhana. Entah alasannya apa, sampai detik ini pun tidak ada yang tau kecuali dirinya sendiri.
Adrian terkekeh pelan. "Gue gak nanyain lo berdua dari mana padahal."
"Jadi ya gak perlu repot-repot nyari alesan buat bohongin gue sama Gangga."
Junar mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Cowok itu meringis pelan. Sungguh tak ada yang lebih memalukan dari ketahuan telah berbohong secara langsung.
"Lo sekarang tinggal klarifikasi aja sebenernya sama gue," Adrian melanjutkan perkataannya.
"Lo berdua ada apaan sama anak 19 sampe bisa makan bareng kaya gitu?" Tanya Adrian secara frontal.
"Kalo gue barusan gak gabut scrolling twitter, lo berdua udah viral se–Nusa Bangsa."
Sebenarnya informasi itu sudah tersebar di akun base SMA Nusa Bangsa. Untungnya Adrian berhasil meminta admin dari base sekolahnya itu untuk men–delete tweetnya.
Adrian bahkan sampai mengancamnya. Kalau saja barusan dalam hitungan sepuluh detik sang admin belum menghapus tweet itu, ia akan langsung turun tangan menghapus akun base itu alias nge–banned akun itu secara permanen dari twitter.
Karena belum ada jawaban dari keduanya, akhirnya Adrian kembali bersuara mengemukakan kecurigaannya terhadap Gerhana, "Gue sih sebenernya curiga sama Gerhana ya, akhir-akhir ini dia yang sikapnya berubah."
"Bukannya gue ngebeda-bedain apa gimana ya, tapi kita semua tau kan hobinya Junar emang ngegodain cewek," lanjutnya.
"Ya gausah diperjelas juga bang..." gumam Junar pelan namun masih tetap terdengar jelas sampai di telinga Gerhana.
"Jadi gimana? Siapa yang mo jelasin?" Tanya Adrian memulai sesi introgasi.
Sebelum Junar kembali bersuara, Gerhana cepat-cepat memulai penjelasannya. "Sorry Dri, barusan gue sama Junar laper pas lagi di mall, awalnya gue udah ngajak makan diluar aja gara-gara rame banget di sana tapi Junar ngeliat ada Ara sama Ila di foodcourt, akhirnya kita jadi join table sama mereka."
Adrian mengangkat alisnya sebelah, "Kok jadi kaya yang lagi nyalahin Junar sih?"
Belum sempat Gerhana menjawab pertanyaan cowok itu yang sebelumnya, Adrian sudah lebih dulu kembali menyerangnya dengan pertanyaan baru. "Eh di foodcourt ya barusan lo bilang? Tapi di menfess barusan yang nyebar itu fotonya di restoran sushi."
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...