–––
"Sedih bukan? Tidak terpilih tanpa adanya sebuah pertimbangan."
–––
"Ilaa!!" Panggil seseorang yang suaranya terdengar tidak asing dengan cara berteriak.
Sang pemilik nama itu otomatis melirik ke sumber suara dan kedua matanya pun langsung menemukan seorang perempuan yang sedang berlari ke arahnya.
Gadis itu memegangi kedua lututnya kala ia sudah sampai tepat dihadapan Ila dengan keringatnya yang sudah bercucuran membasahi keningnya.
"Udah lihat menfess?" Tanya Ara memastikan dengan napasnya yang masih tersenggal-senggal.
"Ada apa emangnya?" Ila malah bertanya balik.
Respon dari Ila tentu membuat kedua mata Ara membulat sepenuhnya. "LAH BELUM LIAT?!"
Ila nyaris tersentak karena reaksi Ara yang sehisteris itu. Entah gossip apa yang telah terlewatkan oleh dirinya. Padahal biasanya Ara tidak akan sehisteris ini jika ia tertinggal suatu informasi apapun di sekolahnya.
Ara kembali bersuara sebelum Ila kembali bertanya-tanya. "Tapi Kak Gerhana cerita sesuatu ga?"
Ila menautkan keningnya, "Cerita apaan anjir?"
"WADUHH SERIUSAN GA NGOMONG APA-APA?!" Ara balik bertanya dengan kedua matanya yang jauh lebih membulat.
"ADUH," Ara menepuk-nepuk jidatnya.
"Emang ada apa sih?!" Gerutu Ila yang sudah mulai merasa kesal sebab Ara tidak menjawab pertanyaannya sama sekali. Gadis itu justru malah membuatnya semakin penasaran.
"Katanya kak Gerhana mau tawuran, terus ini sekarang mereka lagi pada persiapan gitu."
"HAH?! BOHONG BANGET LO!!" Teriak Ila tidak percaya.
"Ehh aslinya sumpah," tukas Ara sembari mengacungkan tangannya membentuk tanda peace.
Ila terdiam sejenak. Dibalik bisunya, isi pikirannya benar-benar kalut. Jujur saja Ila tidak tahu kalau penyerangan yang akan Gerhana lakukan tentu akan sangat membahayakan dirinya. Namun menilai dari eskpresi Ara yang tampak sepanik itu sepertinya ini memang suatu hal yang sangat mengerikan.
"Gue bingung banget La, gue khawatir takut kenapa-napa sampenya mereka beneran jadi bakal tawuran," jelas Ara penuh dengan kekhawatirannya.
"Masalahnya nih ya yang bakal mereka serang itu anak alumni yang sekarang udah kuliah."
"Kak Aksara namanya," Ara memperjelas perkataan sebelumnya.
"Emang bakal se-serem itu ya kalo sampe beneran tawuran?" Tanya Ila memastikan.
Sejujurnya Ila masih tidak paham apa yang menjadi masalahnya hingga Gerhana harus turun tangan membuat keributan dengan salah satu kakak kelas alumninya. Dari film-film yang pernah ia saksikan sepertinya tawuran hanyalah bagian dari kenakalan remaja yang cukup sering terjadi.
"YA SEREM LAH ANJIR BISA MENGANCAM NYAWA."
"APALAGI INI YANG DILAWAN KAK AKSARA DIA JAGO BERANTEM BACKINGANNYA JUGA BANYAK," Lanjut Ara dengan suaranya yang masih meledak-ledak.
Ila kembali mengangkat suaranya, "Sebentar ini gue gapaham masalahnya apa, lo kalo ngejelasin dari awal dong Ra jangan anggep gue udah tau semuanya."
Ara menepuk jidatnya. Ia lupa kalau Ila belum mengetahui apapun soal permasalahan ini. Gadis itu mengambil napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya ia mulai bercerita. "Dulu tuh katanya kak Aksara tuh tangan kanannya Kak Gerhana tapi dia baru-baru ini ketauan lecehin kakaknya sampe videonya kesebar di twitter."
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...