45 - Berpura-pura

465 40 1
                                    

MET BACAA SEMUANYAA <3

–––

"Perasaan yang tak seharusnya ada itu udah pasti mengarahkan pada duka."

–––

Wanita mana yang tidak suka dengan sebuah kejutan? Suatu hal yang tak terduga akan terjadi tak akan pernah gagal menghibur hati seorang perempuan. Karena pada dasarnya sadar atau tidak sadar seorang wanita menyukai suatu hal yang tidak tertebak.

Dan di sinilah Angkasa sekarang. Seperti apa yang disarankan oleh Sagara sebelumnya, cowok itu telah berdiri dengan tegap di depan rumah sang pujaan hati dengan sekotak donat pada genggamannya.

Tentu Angkasa bisa ada di sini bukan tanpa alasan. Beberapa hari kebelakang ini Aurora terlihat sangat murung. Angkasa bisa melihatnya secara jelas dari snapgram yang sering kali gadis itu unggah ke media sosialnya.

Entah apa dan siapa yang telah membuat moodnya kembali hancur seperti ini. Angkasa pun sempat bertanya padanya namun Aurora tentu tidak mengaku. Gadis itu selalu menyangkal dan menganggap dirinya baik-baik saja, menganggap tak ada yang berubah sama sekali dari dirinya.

Sebetulnya Aurora tidak menginginkan cowok itu untuk datang ke rumahnya. Entah ia benar-benar ingin sendiri atau justru malah sebaliknya. Namun setelah berkonsultasi dengan Sagara, cowok itu menyarankan untuk tetap menemuinya dengan membawa sedikit kejutan untuknya.

Kembali lagi pada kalimat pertama pada bagian ini, perempuan mana sih yang tidak akan senang diberi kejutan?

Selang beberapa menit setelah memencet bel rumah bertingkat dua dengan perpaduan kayu dan tembok putih, seorang wanita tua membukakan pintu utama itu untuknya. "Eh nak Angkasa sebentar yah bibi panggilin dulu non Ora nya. Tapi nak Angkasa kayanya nunggunya agak lama gapapa? Soalnya barusan diliat-liat masih tiduran di kasur."

"Iya gapapa bi, ini saya juga gak bilang-bilang ke dia bakal ke sini," balas Angkasa dengan sopannya.

Wanita tua itu membulatkan bibirnya, "Oh gitu, yaudah sebentar ya."

"Iya bi, makasi ya."

Wanita tua yang dipanggil bibi itu kembali masuk tanpa mengatakan sepatah katapun. Memanggil nona yang ingin Angkasa jumpai.

Tak sampai lima menit. Angkasa bisa mendengar langkah kaki yang cepat dengan sangat jelas seakan ia terburu-buru untuk menemuinya.

Senyumnya pun seketika mengembang. Firasatnya berkata ia akan berhasil kali ini. Ia semakin percaya diri kalau rencananya tidak akan gagal untuk membuat Aurora kembali tersenyum seperti sebelum-sebelumnya.

Aurora pun akhirnya muncul dari dalam sana. Gadis itu sedikit terperanjat ketika ia mendapati Angkasa di depan sana seperti apa yang dikatakan oleh asisten rumah tangganya barusan.

"Surprise cantik!!" Ucap Angkasa dengan senyuman hangatnya.

Aurora terdiam dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan. Dengan raut wajah yang baru kali ini Angkasa lihat setelah menjalani hubungan selama setahun lebih bersamanya.

"Aku bawain donat kesukaan kamu nih!!" Sambung Angkasa disela keheningan.

"Yang barusan aku bilang di chat emang kurang jelas ya?" Tanya Aurora memastikan dengan dinginnya.

Pertanyaan Aurora sontak membuat senyumnya terbenam dalam sekejap. Angkasa terdiam sejenak memastikan apa yang barusan ia baru saja dengar. Nada bicaranya yang dingin dan sedikit terdengar ketus berhasil menusuk membuka luka baru pada hatinya.

Aurora kembali membuka suaranya, "Kurang jelas ya emangnya barusan di chat aku ngomong lagi pengen sendiri dulu?" 

Angkasa meneguk ludahnya yang entah mengapa sedikit sulit untuk tertelan kali ini. Ia tidak mengira Aurora akan membenci kejutan yang ia bawakan kali ini. Reaksinya benar-benar diluar dari ekspektasinya.

GANJIL & GENAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang