27 - Melawan Hukum Alam

848 81 0
                                    

MET BACA SEMUANYAAHH <3

–––

"Hukum Ganjil Genap itu sama halnya seperti hukum alam, tidak bisa diganggu gugat sebab akan berpengaruh pada kestabilannya."

–––

Ila mematung di tempat. Gadis itu masih saja menyaksikan adegan yang tak seharusnya ia lihat. Hatinya benar-benar hancur kali ini padahal ia tidak ada hak sama sekali untuk merasa seperti ini.

Sepertinya mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih. Sudah waktunya bagi Ila untuk mundur. Sudah waktunya untuk tidak mengharapkannya lagi.

Sebenarnya sejak awal tak seharusnya Ila mengharapkan Sagara. Sebab cowok itu tidak mungkin punya perasaan yang sama seperti apa yang ia rasakan sekarang.

"Udah menang kok malah murung gitu sih."

Suara itu langsung membuat lamunannya buyar dalam sekejap. Suara yang terdengar tidak asing di telinganya. Ya siapa lagi kalau bukan Gerhana, cowok yang selalu mengganggu ketenangannya.

"Gak murung kok!" Sangkal Ila. Ia langsung berbalik dan pergi dari sana.

Gerhana menautkan alisnya kebingungan. Cowok itu kemudian mengalihkan pandangannya ke atas, mengikuti arah pandang Ila barusan. Terlihat Sagara dan Megantari yang sedang berpelukan dengan mesranya. 

Lebih tepatnya, Megantari lah yang mendekap cowok itu dengan eratnya.

Gerhana terdiam sejenak berusaha untuk mencerna semuanya. Ia baru saja sadar bahwa pemandangan itu lah yang membuat Ila terlihat sedih. Jangan bilang Ila cemburu barusan? Jangan bilang Ila juga selama ini punya perasaan yang sama untuk Sagara?

Jangan bilang selama ini yang saling suka itu Sagara dan Ila? bukan dengan dirinya?

Tidak! Gerhana tidak akan membiarkan itu terjadi! Ia tidak akan membiarkan Ila dan Sagara bersatu sampai kapan pun.

Cowok itu berbalik dan langsung menyusul Ila sebelum ia kehilangan jejaknya. Dengan langkahnya yang cepat dan lebar Gerhana akhirnya berhasil menyusulnya dan mencegat kepergiannya. Cowok itu langsung mencekal lengan Ila dengan eratnya.

"Lo ga boleh naksir sama Sagara," tukas Gerhana yang terdengar seperti sebuah perintah.

Ila menghentikan langkahnya, menghadap pada lawan bicaranya. "Hah apaan sih? Kok tiba-tiba gitu deh?"

Selang beberapa detik Ila segera melanjutkan perkataannya. Ia mulai merasa ada yang aneh dari ucapan Gerhana barusan. Untuk apa ia melarangnya? Apa masalahnya jika ia benar-benar jatuh cinta pada Sagara? 

"Lagian emang kenapa kalo gue naksir? Kan gue gak ngelanggar hukum ganjil genap juga."

"Ya ga boleh aja," jawab Gerhana yang terlihat bersikeras tapi tanpa alasan yang jelas.

"Karena lo naksir gue?" Tebak Ila.

"Ada lagi alesannya selain itu," tukas Gerhana. Kali ini raut wajahnya terlihat jauh lebih serius.

Ila terdiam sejenak menyadari akan perubahan dari raut wajah cowok itu. "Apa?"

Gerhana terdiam tak langsung menjawab. Sementara Ila kali ini memilih untuk tetap menunggu sampai Gerhana menjawab pertanyaanya dengan benar.

"Bakal gue kasih tau kalo lo mau jadi cewek gue," tukas Gerhana yang diikuti dengan seringai tawanya.

Ila melotot. Gadis itu langsung melemparkan pukulan yang cukup kencang pada lengan Gerhana. Jujur saja Ila menyesal karena telah memilih untuk menghambur-hamburkan beberapa detik dalam hidupnya hanya untuk mendengar jawaban konyol seperti itu.

GANJIL & GENAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang