Udah double up loh inii, jangan lupa tetep vomment yaa🥹
lov u guys met baca <3
–––
"Benci jadi cinta itu hal yang lumrah terjadi. Namun semua itu tidak berlaku bagi Gerhana. Mustahil jika ia bisa jatuh hati pada seseorang dari angkatan ganjil, angkatan yang ia benci."
–––
"Perhatian, perhatian! Panggilan kepada Ghaitsa Venila Angelica 10 IPA 1, Gerhana Adnan Putra 11 IPA 2, Sagara Adhitama 12 IPA 3 dimohon untuk datang ke ruang guru sekarang juga, terima kasih."
Pemberitahuan melalui speaker itu langsung mengundang sorot mata para penduduk. Ila sudah mulai terbiasa menjadi pusat perhatian. Sejak awal ia bertemu dengan Gerhana gadis itu dipaksa untuk terbiasa akan hal itu.
Setelah dipersilahkan oleh Pak Iman yang kebetulan sedang mengisi sesi pembelajaran terakhir di kelasnya, Ila segera angkat kaki dan pergi menuju ruang guru. Seperti yang diperintahkan barusan melalui speaker sekolah.
Berbeda dari yang sebelumnya, kali ini Ila bisa berjalan santai hingga sampai tujuan. Tak ada perasaan ragu dan takut sebab gadis itu sudah tahu mengapa dia dipanggil ke ruang guru kali ini.
Setelah ini, pengalaman baru yang tak pernah ia rasakan sebelumnya akan di mulai. Ila tak pernah menyangka bahwa dirinya akan terpilih menjadi salah satu perwakilan sekolah dalam olimpiade matematika. Tentu Ila merasa senang dan bangga pada dirinya. Namun tetap saja, di sisi lain ini juga menjadi beban baru dalam hidupnya.
Harapan orang-orang di sekitar atas kemenangannya sebagai perwakilan SMA Nusa Bangsa tentu menjadi beban sebab harus Ila realisasikan.
Ketika Ila hendak membuka pintu, seorang pria yang baru saja datang dari belakang membukanya lebih dulu. Dengan melihat postur tubuhnya dari belakang saja Ila sudah tahu bahwa dia Sagara.
Ila segera mengekorinya dari belakang dan tanpa ia sadari ada pria lain yang sedang mengekorinya juga. Siapa lagi kalau bukan Gerhana yang barusan namanya terpanggil juga melalui speaker.
Ila terus mengikuti langkah Sagara dari belakang hingga akhirnya ia sampai di depan ruang meeting yang letaknya memang ada di dalam ruang guru.
Sagara mengetuk pintu ruangan itu sebelum ia membukanya, "Permisi bu."
"Ya masuk, langsung duduk aja." seorang wanita paruh baya yang ada di dalam sana mempersilahkan ketiganya untuk masuk.
Gerhana, Sagara, dan Ila mengikuti arahan darinya. Arahan dari Bu Indy, seorang guru matematika senior sekaligus wakil kepala sekolah.
Berbeda dari guru matematika pada umumnya, Bu Indy dikenal baik oleh seluruh siswa SMA Nusa Bangsa. Meskipun usianya yang tampak sudah hampir menyentuh kepala lima namun sifatnya tetap santai dan asik. Itulah sebabnya hampir seluruh siswa antusias ingin mendapatkan kuota olimpiade matematika agar bisa mendapatkan bimbingan intensif dari beliau.
"Oh iya Sagara kamu jadinya ikut kan? Soalnya barusan sempat ada rumor katanya kamu gaakan ikut olimpiade tahun ini," tanya Bu Indy penuh harap. Raut wajahnya tampak cemas seakan ia benar-benar mengharapkan Sagara untuk bergabung.
"Saya ikut aja bu jadinya," jawab Sagara.
Senyumnya pun langsung merekah, keriput pada matanya terlihat semakin jelas tanda bahwa ia sangat senang atas keputusan Sagara. "Alhamdulillah ibu senang dengernya."
"Selamat ya buat Sagara, Gerhana, dan.. Venila ya?? Eh, nama panggilannya siapa nak?"
"Ila bu."
"Ya, buat Ila juga selamat ya karena sudah terpilih jadi perwakilan SMA Nusa Bangsa untuk olimpiade matematika tahun ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...