49 - Perang Saudara

609 38 3
                                    

Met baca guys semoga suka sama part yang ini <3

–––

"Kalau selama ini sosok yang kita anggap satu kubu yang memegang pedang tertajam, kita bisa apa?"

–––

Kejadian yang menimpa kakaknya–Aurora–Gerhana anggap sebagai aksi pengkhianatan yang dilakukan oleh Aksara terhadapnya. Meskipun pada kenyataannya Aksara tidak pernah tahu kalau Aurora–gadis yang telah ia hancurkan–itu kakak kandung dari adik kelasnya yang saat ini dikenal menyeramkan di Nusa Bangsa.

Sebetulnya Gerhana tidak tahu pasti dimana letak keberadaan Aksara saat ini. Namun cowok itu sempat mengirimkan titik lokasi tongkrongannya selama ia berkuliah. Dan Gerhana bisa menebak pasti di jam-jam segini sudah pasti Aksara tengah menghabiskan waktunya di tongkrongan.

Warung Pojok Fakultas Teknik Universitas Cendekia Bangsa. Tempat itu yang menjadi titik tujuannya saat ini bersama teman-temannya dari angkatan 18.

Gerhana segera turun dari atas motornya. Bersamaan dengan seluruh teman-temannya, cowok itu segera masuk ke warung yang sudah Aksara anggap sebagai tempat tongkrongannya. Gerhana dengan keberaniannya segera memasuki warung itu dengan seragam putih abu yang ia kenakan.

"Eh Han, lo kok mau dateng gak bilang-bilang sih?" Tanya Aksara berbasa-basi kala ia menemukan Gerhana yang tengah berjalan ke arahnya.

Aksara semakin kebingungan ketika ia mendapati pasukan yang sengaja Gerhana bawa bersamanya. Entah tujuannya apa ia membawa seluruh teman-temannya dari angkatan 18 ke tempat tongkrongannya yang sekecil ini.

"Tumben juga nih datengnya ramean, mau reunian di sini ceritanya?" Aksara kembali bersuara sebab Gerhana masih saja tak bersuara sejak ia memijakkan kakinya di tempat ini.

Aksara mengalihkan tatapannya pada satu amplop coklat yang ada pada genggaman Gerhana saat ini. Amplop coklat yang terlihat tidak asing dan sudah bisa ditebak isinya. Apa lagi kalau bukan perjanjian angkatan genap.

Namun apa yang menjadi tujuan Gerhana membawa perjanjian sakral itu ke tempat ini?

"Sebelum gue yang ngomong, ada yang mau lo sampein dulu gak kira-kira?" Tanya Gerhana mempersilahkan.

"Ohh soal itu ya haha, jujur aja gue gak nyangka loh lo bakal dapet jawabannya secepat ini," Aksara terkekeh pelan.

"Iya Han, Luna dapet semua kunci jawabannya dari gue."

Gerhana menautkan keningnya. Ia sudah mulai tersesat dengan obrolan yang sebenarnya baru saja ia mulai itu. Bukan ini topik pembicaraan yang ia maksud.

Aksara yang menyadari akan hal itu kembali melanjutkan penjelasannya. Cowok itu sudah mengenal Gerhana cukup lama sehingga ia bisa membaca ekspresi Gerhana dengan sangat jelas.

"Sorry gue ga berniat ngekhianatin angkatan kalian, gue udah kenal sama Luna semenjak dia belum masuk ke Nusa Bangsa," jelas Aksara.

Nampaknya terjadi sebuah kesalahpahaman di sini. Ada hal yang tak seharusnya Gerhana tahu yang baru saja Aksara beberkan begitu saja. Salah satu hal yang menjadi tanda tanya yang cukup besar di dalam benaknya. Hal yang sama sekali belum terpecahkan kini semuanya terpampang dengan sangat jelas.

Ternyata selama ini Aksara lah yang selama ini Luna andalkan. Kakak kelasnya yang selama ini memihak Gerhana secara terang-terangan tanpa sepengetahuannya menjadi bayang-bayang Luna.

Kini Gerhana paham mengapa Luna bisa seberani itu mengambil resiko. Entah janji manis apa yang telah Aksara ucapkan hingga gadis itu berani berbuat segila itu di Nusa Bangsa.

GANJIL & GENAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang