–––
"Solidaritas itu bukan berarti harus terkena imbas dan menanggung seluruh kesalahannya."
–––
Sesuai dengan rencananya, malam ini Ila sengaja mengosongkan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas yang tadi sore baru saja diberikan. Gadis itu bahkan sudah mempersiapkan setengah liter americano untuk menahan rasa kantuknya.
getaran ponselnya berhasil membuat Ila hilang fokus. Gadis itu kemudian segera bangkit dan meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas. Padahal dia sengaja meletakannya jauh-jauh agar tidak mudah terdistraksi, tapi tetap saja pada akhirnya Ila hilang fokus hanya karena getaran dari ponselnya.
ANAK SMA NIH (3)
Ara : Lagi pada apa nichhhh
Kedua jempol Ila menyentuh layar ponselnya. Merangkai sebuah kalimat untuk membalas pesan dari Ara yang baru saja masuk itu.
Ila : Gak usah ditanya lagi apa
Ara : Capek bgt yaampun ini
Luna : vc yuk
Sebuah panggilan grup tiba-tiba muncul pada layar ponselnya membuat Ila terpaksa menghentikan ketikannya untuk membalas pesan-pesan dari temannya itu. Tanpa ragu-ragu Ila langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Yaampun neng Ara meuni rajin pisan," puji Luna dengan bahasa sunda yang artinya 'yaampun Ara rajin banget'.
"Takut kena omel kakak-kakak angkatan 18 ahh," Ara bergidik takut.
Ila mengerutkan keningnya. Perasaan tidak pernah ada satupun kakak kelasnya yang memperkenalkan diri dengan menyebutkan angkatannya. Lantas dari mana Ara mengetahuinya?
"Tau darimana angkatan 18 atau 17?" Tanya Ila terang-terangan.
"Setau gue sih kalau komdis yang kerjaannya marah-marah itu udah pasti dari angkatan 18," jawab Ara sedikit ragu.
Ila mengangguk paham seraya kembali bertanya, "Ketuanya juga?"
"Iya itu kak Bianca namanya," jawabnya.
Ila pun membulatkan bibirnya sampai membentuk huruf O.
"Kalau Kak Sagara sama Kak Aurora? 18 juga?" Tanya Ila penasaran.
"Kalo mereka angkatan 17," Kali ini Luna yang menjawab.
Ila mengerutkan keningnya, "Itu emang karena tugas mereka atau kenapa deh? Kok angkatan 17 keliatannya jauh lebih ramah-ramah ya daripada 18?"
"Kalaupun karena tugas kenapa 18 yang jadi komdis? Bukannya harusnya yang lebih tua yah yang nempatin posisi itu soalnya gue yakin kerjaannya lebih susah daripada jadi fasilitator," lanjut Ila sebelum temannya kembali bersuara.
"Hmm gue baru kepikiran juga, kenapa 18 yah?" Tukas Luna yang langsung menyetujui pendapat dari Ila.
"Atau mungkin kelas akhir udah sibuk kali ya? Jadi dikasihnya kerjaan yang gampang-gampang," Tambah Luna.
"Sistem ganjil genap. Kalian permah denger gak?" Tanya Ara.
Ila menggeleng pelan dan di sisi lain Luna justru menganggukkan kepalanya. Tampaknya gadis itu sudah mengetahui sistem ganjil genap yang Ara maksud.
"Lo SMP gak ada ganjil genap?" Tanya Ara sembari mengalihkan tatapannya pada Ila.
"Hah? Aturan lalu lintas kaya di Jakarta gitu maksud lo?" Tebak Ila asal.
"Bukan, jadi tuh sesama angkatan ganjil bakal saling ngebela bahkan kalau udah alumni juga pasti siap turun tangan buat ngebantu adik kelasnya."
"Kalo angkatan genap?" Ila kembali bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...