34 - Pengasingan

969 83 31
                                    

CIE YANG NUNGGUIN UPDATEAN

MET BACA GUYS <3

–––

"Rahasia itu dapat melemahkan seseorang sebab ia bisa meledak kapanpun tanpa adanya sebuah pertanda."

–––

Gerhana mengacak-acak rambutnya frustasi. Sudah selama seharian ini sang kekasih menghilang tanpa kabar. Terakhir Ila sempat bilang padanya kalau hari ini ia akan menghabiskan waktunya untuk mencicil materi untuk ujian akhir nanti.

Bukan karena ia takut gadis itu jalan dengan pria lain atau hal-hal semacamnya.

Yang membuatnya sedikit resah kali ini yaitu ia yakin Ila pasti belum mengisi perutnya sama sekali sejak tadi pagi. Gerhana memang sedang betul-betul memperhatikan kesehatannya sebab Ila sering kali terlihat lesu di sekolah. Setelah bertanya pada Ara, Gerhana baru tau kalau Ila memang sering kali kelupaan untuk memenuhi asupan hariannya.

Seketika terbitlah sebuah ide dalam benaknya untuk mengirimkan asupan makanan untuk gadis itu. Yaa seperti yang cowok-cowok umumnya lakukan saja..

Meskipun Gerhana tidak pernah berpacaran, selama ini ia mempelajari segala hal tentang dunia percintaan dari pengalaman ketiga temannya. Mulai dari Junar–si playboy kelas kakap–yang selalu punya ribuan kata manis untuk meluluhkan hati seorang perempuan. Gangga–si bucin bego–yang akan rela melakukan apapun untuk kekasihnya. Dan Adrian yang...

Entahlah! Selama bersekolah di SMA Nusa Bangsa, rumornya tentang kedekatan dia dengan perempuan mana pun belum terdengar sama sekali. Entah cowok itu mahir dalam menyembunyikan rahasia, atau selama ini ia memang tidak pernah dekat dengan siapapun, alias jomblo kronis.

Balik lagi ke topik utama. Permasalahannya tentu belum selesai di situ. Cowok itu tidak bisa langsung melakukan aksinya sebab ia masih belum tau makanan apa yang harus ia kirimkan untuknya.

Makanan favorit? Jujur saja Gerhana belum tahu pasti apa yang menjadi makanan kesukaannya. Kalau dia tanya sekarang pasti niatannya akan terlihat dengan sangat jelas, dan Gerhana tidak mau itu terjadi.

Ia ingin pemberiannya ini menjadi sebuah kejutan kecil untuknya. Lagi pula Gerhana yakin Ila pasti tidak akan menjawabnya kalau sampai niatannya sudah terlalu ketebak oleh gadis itu.

"Napa lo? Berantem?" Tebak Junar sebetulnya sejak tadi memperhatikannya. Cowok itu sudah tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.

Cowok yang sedang diajak bicara itu tak mengalihkan pandangannya sama sekali. Tatapannya terlihat kosong lurus ke depan. Namun masih bisa meresponnya, "Kagak, gue bingung aja."

"Bingung kenapa?"

Gerhana sontak mengalihkan tatapannya dalam sekali gerakan membuat Junar sedikit terperanjat. Namun cowok itu belum sempat bereaksi sebab Gerhana sudah lebih dulu membuka mulutnya.

"Jun, lo pernah ngirim makanan buat Ara?" Alih-alih menjawab pertanyaan sebelumnya, Gerhana justru malah mengajukan pertanyaan lain yang justru membuat Junar kebingungan dengan arah pembicaraan mereka kali ini.

"Ya pernah lah, sering malah," balas Junar dengan nada bicaranya yang terdengar sedikit nyolot.

"Dia sering banget ga mood makan soalnya," lanjutnya.

"Ternyata setipe mereka," gumam Gerhana sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

Tepat saat Junar hendak membuka mulutnya, Gerhana kembali bersuara mendahuinya, "Terus lo biasanya ngirim apa? Gue bingung banget ini mau ngirim apaan sumpah masalahnya dari dulu kalo gue tanya pasti jawabannya terserah, ga pernah ganti."

GANJIL & GENAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang