–––
"Tanpa kita sadari kata percaya itu sangat dekat dengan kecewa."
–––
Aurora tidak berhenti menggigiti kuku pada jari-jemarinya. Gadis itu perlahan mulai meneteskan air matanya. Entah bagaimana ceritanya berita itu bisa tersebar luas kemana-mana. Bahkan sampai buktinya pun terpampang jelas pada situs itu.
Gadis itu kembali membuka ponselnya karena suara notifikasi yang baru saja ia terima penuh dengan perasaan was-was. Jujur saja Aurora merasa terancam dan tidak aman setiap kali ia mendengar bunyi notifikasi ponselnya sendiri.
Aurora menautkan keningnya kebingungan kala ia mendapati sebuah pesan dari wali kelasnya. Entah apa yang membuat wanita paruh baya itu mengirimkannya pesan sebab jarang sekali bu Afifah menghubunginya dengan cara seperti ini.
Atau..
Jangan bilang semua berita ini sudah sampai ke telinga sekolah.
Gak mungkin! Tidak mungkin informasinya menyebar secepat itu. Lagi pula pasti ada suatu hal yang jauh lebih penting untuk dibahas dengannya.
Siapa tahu Bu Afifah mau membahas surat keterangan lulus yang sudah ia minta sejak satu minggu yang lalu untuk kepentingan daftar ulang ke perguruan tinggi negeri yang telah menerimanya, Universitas Gadjah Mada. Mungkin karena itu wanita itu menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJIL & GENAP
Teen Fiction"Saran gue sih kalau lo mau hidup tenang di SMA lo jauh-jauh deh dari angkatan 18." "Dari kak Gerhana lebih tepatnya. Lo nyenggol dia lo bakal dibikin gak tenang sampe lo lulus SMA." "Bahkan dia udah jadi alumni pun dia bakal tetep gangguin lo." Gha...