46 - Jauh Lebih Sakit

618 36 2
                                    

–––

"Sama kamu sakit, tapi gak sama kamu jauh lebih sakit."

–––

Jantung Aurora berdegup cepat. Sejak tadi pagi ia sudah merasa tenang. Bagaimana ia bisa baik-baik saja di hari dimana hasil SNMPTN akan diumumkan. 

Sungguh, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan kalau sampai ga lolos. Ia tidak sanggup jika harus mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri lainnya yaitu SBMPTN. Nilainya masih jauh dari target seharusnya. Ia tidak mungkin mendapatkan jurusan dan universitas yang ia inginkan dengan nilai try out yang hancur lebur seperti itu.

Aurora membuka laptopnya. Gadis itu segera mencari tahu informasi tentang perguruan tinggi swasta yang biayanya tidak terlalu mahal untuk jurusan kedokteran. 

Ternyata nihil hasilnya. Tak ada yang murah pendidikan dokter itu

Gadis itu kembali membuka buku latihan matematikanya. Tak ada pilihan lain selain belajar lebih giat lagi agar bisa mendapatkan cita-cita dari masa kecilnya.

Selang beberapa menit seseorang masuk ke kamarnya begitu saja setelah ia mendengar ketukan pintu yang cukup samar.

"Kak."

"Hm,"

"Lagi apa?"

"Paan sih, gak usah basa-basi ya."

"gue gak ada waktu buat itu, udah to the point aja."

Gerhana menghela napasnya. Ia sudah bisa membayangkan reaksi seperti ini yang akan Aurora sampaikan padanya.

"Lah ini udah to the point kok,"

"Lagi ngerjain soal latihan UTBK,"

"Udah makan?"

"Kalo belum kenapa emang? Lo emangnya mau beliin gue pizza seloyang?"

"Oke."

"Oke apaan?"

Gerhana tak menjawab, cowok itu justru segera keluar dari kamar sang kakak.

"Dih kabur gak jelas amat punya adek!!" Gerutu Aurora yang justru semakin kesal karena kehadiran 

Aurora kembali fokus dengan buku latihannya. gadis itu kembali belajar dengan giat. Ia sudah tidak memikirkan hasil SNMPTNnya yang akan keluar hari ini. Lagi pula ia juga tidak yakin akan lolos. Sudah seharusnya ia mencoba untuk mengikhlaskannya dari sekarang.

Selang hampir satu jam, ponselnya bergetar mendandakan ada sebuah pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. gadis itu segera memeriksanya

Gerhana : Kak

Gerhana : Kalo buka pintu tiati ya

Aurora : Gausah nakut2in gitu deh

Aurora : Gue gaakan takut

Gerhana : Gue gantungin dominos di pintu kamar lo

Gerhana : Awas jatoh pas lo buka pintunya

Aurora : Dih boong banget

Aurora : emangnya gue bakal percaya

Aurora segera bangkit beranjak pergi dari meja belajarnya. Jujur saja ia sedikit penasaran dengan ucapan Gerhana. Dengan penuh hati-hati gadis itu membuka pintu kamarnya secara perlahan.

Dan benar saja, ada satu loyang pizza dominos yang tergantung di pintu kamarnya.

Aurora segera membawanya ke dalam kamarnya. Gadis itu kembali mengambil ponselnya mengirimkan beberapa pesan untuk Gerhana.

GANJIL & GENAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang