15 (A) - Sasaran Baru

1.1K 99 2
                                    

UDAH DOUBLE UP NIH JANGAN LUPA TETEP VOMMENT YAA🥺🥹

–––

"Betapa bodohnya seseorang yang belum pernah memiliki tapi sudah takut akan kehilangan."

–––

Satu jam sebelumnya.

Sudah selama hampir selama setengah jam Megantari, seorang fasilitator dari kelompok satu mondar-mandir tanpa arah. Entah apa yang sedang gadis itu cari saat ini. Namun dari raut wajahnya terlihat sekali keresahannya.

Kedua matanya tak sengaja menemukan Bianca yang sedang berjalan ke arahnya. Megantari dipertemukannya pada waktu yang sangat tepat, mungkin temannya itu bisa memberikannya sebuah solusi agar keresahannya bisa semakin berkurang.

"Eh Ca sekarang lagi ada kegiatan apa sih? Rundown gue hilang gak tau kemana," Megantari langsung mencegat temannya dengan sebuah pertanyaan.

Gerhana selaku ketua pelaksana memang sengaja memutuskan untuk tidak menyediakan soft copy round down acaranya. Setelah belajar dari pengalamannya, celah untuk tersebarnya suatu file yang berbentuk digital jauh lebih besar.

"Lagi pada hiking sih harusnya," jawab Bianca.

Megantari menganggukkan kepalanya, "Pantesan sepi gini di lapangan."

"Udah santai dulu aja Tar, mending lo makan dulu takutnya gak keburu kalo dinanti-nanti."

Megantari mengangguk. Selang beberapa detik senyumnya merekah. Sudah saatnya ia manfaatkan waktu senggangnya kali ini. Kembali pada tujuan utamanya mendaftar sebagai fasilitator, sejak awal Megantari memang berniat untuk mendekati seorang cowok dari angkatan 17.

"Eh lo liat Kak Sagara?"

"Lah lo gak tau? Biasanya kalo soal Sagara lo paling update," ujar temannya.

Megantari mengerutkan keningnya, seketika perasaan khawatir mulai menyelimutinya. "Emang dia kemana? Dia sakit? Pulang duluan? Dia gak apa-apa kan Ca?"

Melihat reaksi Megantari yang langsung histeris, Bianca langsung menenangkannya kembali. "Waduh-waduh santai dong, dia gak apa-apa sih tapi..." 

"Kenapa?"

Bianca menggit bibirnya. Gadis itu terlihat resah seketika, "Duh gimana yah ngomongnya.."

"Ada apaan sih?!" Megantari kembali mendesaknya. Ia sudah tidak sabar ingin mendengar penjelasan dari Bianca tentang lelaki idamannya.

Bianca menyisir pandangannya sekilas untuk memastikan orang-orang disekitarnya. Ia tak mau ada yang menguping obrolan mereka berdua baik secara disengaja ataupun tidak. "Lo udah tau rumor yang dia lagi deket sama anak kelompoknya? Ini baru dikit sih yang tau."

"Hah? Siapa? Bukannya dia sama kak Aurora yah?" Tanya Megantari memastikan.

"Yaa kan sama kak Aurora cuma temenan doang, lagian dianya juga udah punya cowok kan?"

Kebenaran dari perkataan Bianca berhasil membuat Megantari terdiam sejenak, "Iya sihh..."

"Katanya dia tuh lagi deket sama Ila anak kelompok 3 yang kemarin seperangkat alat make upnya kesita pas razia," tukas Bianca melanjutkan penjelasannya.

Kali ini Bianca berhasil membuat Megantari terbungkam sepenuhnya.  Sebetulnya dia tahu akan ada saatnya Sagara mencoba untuk mendekati seseorang. Namun ia tidak pernah menyangka bahwa rasanya akan sesakit ini.

Padahal Sagara dan dirinya pun belum punya kenangan yang begitu banyak karena perbatasan ganjil genap. Sebuah benteng yang nyaris mustahil untuk dilewati oleh Megantari dan suatu fakta bahwa saingannya berada di pihak yang sama membuatnya hancur seketika.

GANJIL & GENAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang