"Kenapa kau berjalan sangat cepat? Kita harus bersama-sama pergi ke gudang senjata! Dexter!"
Laki-laki itu butuh pelajaran cara menghargai orang lain! Aku berlari menyusul Dexter yang telah sampai lebih dulu di gudang. Disini berbagai senjata dari besar ke kecil tersedia sangat banyak. Aku tidak tahu jenis senjata lainnya selain pedang dan panah. Ada banyak senjata lainnya yang bentuknya sangat aneh. Tapi tugasku hanya membawa tombak saja. Dexter membawa cukup banyak tombak di tangannya. Dia melirikku sebentar dan cepat pergi tanpa menungguku lagi.
Yang tidak aku ketahui adalah apa permasalahannya denganku? Aku mengambil beberapa tombak yang bisa kubawa. Kami harus kembali lagi nanti untuk mengambil sisanya.
"Dixie!"
"Senior Nixon? Hai! Untuk apa kau disini?" Apa ini takdir kami? Untuk apa dia gudang senjata?
"Aku mengambil perlengkapan untuk berburu hari ini. Apa kalian akan berlatih cara menggunakan tombak?"
"Iya, Profesor Attikus memintaku membawanya dengan temanku. Tapi dia lebih dulu pergi."
"Aku membantumu membawa sisanya."
Apa? Dia akan membantu membawa tombak?
"Apa kau tidak sibuk?" Tanyaku basa-basi. Kuharap tidak! Aku akan berjalan bersamanya sepanjang kami membawa tombak.
"Tidak, jika hanya ini aku bisa membawanya." Nixon mengambil sisa tombak.
Dia sangat kuat dengan tangan yang sangat cantik itu. Aku menahan senyuman yang akan muncul dari bibirku. Dia adalah pria dengan kesempurnaan melebihi pria yang kutemui. Bagaimana dia hidup dengan kebaikan dihatinya? Apa dia sudah memiliki kekasih? Tidak! Jangan pikirkan itu! Anggap saja dia tidak memilikinya, aku bisa mendekatinya dengan perlahan-lahan. Aku mengikuti langkah kaki Nixon, dia tidak terlalu cepat melangkah, aku masih bisa menyemainya saat berjalan.
"Apa tombaknya berat untukmu?"
"Ya, cukup berat. Tapi aku bisa membawanya!" Aku tersenyum pada Nixon.
Dia mengkhawatirkanku!
"Jika kau merasa berat, biarkan aku membawanya nanti."
"Tidak, senior. Aku tidak merepotkanmu lebih banyak lagi. Aku bisa membawanya dengan tanganku. Kata kakak-kakakku, aku adalah anak yang sangat kuat!"
"Keluarga Craney memang sangat kuat, aku jadi tidak terkejut saat kau bisa membawa tombak-tombak itu. Biasanya seseorang akan kesulitan jika menggunakan tombak karena senjata itu sangat berat."
Apa aku terlalu menunjukkan kekuatanku pada Nixon? Harusnya aku terlihat seperti gadis yang lemah dan tidak berdaya. Dia pasti akan menolongku seperti seorang pangeran. Aku menatap punggung Nixon, lain kali aku akan pura-pura kesulitan saja.
"Nixon, kau ikut membawanya?" Tanya Profesor Attikus saat kami sampai dan membagikan tombak untuk masing-masing anak.
"Saya tidak sengaja bertemu Dixie, jadi saya membantunya."
"Terima kasih banyak atas bantuanmu pekerjaan ini lebih mudah."
"Sama-sama profesor. Saya pamit untuk pergi, sampai jumpa lagi Dixie!" Nixon melambaikan tangannya padaku.
Dia mengucapkan sampai jumpa padaku? Aku melambaikan tangan dan terus melihatnya sampai dia pergi tidak terlihat. Andai saja dia teman sekelasku, aku pasti sudah akrab dengannya. Kenapa dia sangat baik?
"Hemm... Jadi dia si pria tampan itu?" Chatha menyenggol lenganku.
"Ternyata dia penjaga perpustakaan itu. Pantas saja kau selalu membawa buku tapi tak pernah membacanya. Kau pasti kesana hanya untuk melihatnya!" Tebak Osric.
"Bukankah dia tampan dan baik? Bagaimana mungkin aku tidak jatuh cinta padanya?"
"Kau lemah pada pria sepertinya! Apa dia tipemu?" Tanya Chatha yang kujawab dengan anggukan kepala.
Aku tidak menyukai pria dingin, kasar, bertindak sesukanya, memiliki mulut yang pedas, dan sebagainya. Para kakakku mencerminkan semuanya, Glenn adalah pria yang dingin dan bermulut pedas. Austin, pria yang baik tapi dia sangat kasar jika marah dan Lais, dia seorang yang bertindak sesukanya. Aku tidak ingin memiliki pria seperti kakakku. Aku lebih menyukai pria yang baik dan suka membantu.
Yang lebih penting adalah dia tampan!
"Tapi Senior Nixon terkenal sebagai seorang peneliti monster. Daripada seorang pemburu, dia meneliti berbagai jenis monster. Beberapa kali hasil penelitiannya dipamerkan. Bahkan dia mendapatkan nilai tertinggi dari Profesor Daisy. Jika bisa aku juga ingin mengenal Senior Nixon, kau harus mengenalkanku padanya. Kita bisa mempelajari para monster hidup."
Jika aku mengenalkan Osric, dia pasti mengganggu urusanku dengan Nixon. Aku tidak bisa berbicara santai dengannya. Itu tidak boleh terjadi, aku hanya akan mengantuk saat mereka berdua panjang lebar mengenai monster.
"Aku akan memikirkannya."
Suatu hari nanti.
"Baiklah, aku akan mencontohkan cara melempar tembok ini. Perhatikan dengan baik dan kalian harus melakukannya setelah ini." Profesor Atticus bersiap untuk melemparkan tembok ke arah pohon besar.
Dia berdiri dengan tegap, mengambil ancang-ancang dan melemparkannya sangat cepat ke pohon.
Takkk...
Semua orang bertepuk tangan melihat bagaimana Profesor Attikus melemparkan tombak dengan sangat keren. Apa kekuatan manusia bisa seperti itu? Anggap saja ini seperti membidik dengan anak panah. Aku kembali bersemangat setelah melihat wajah Nixon. Aku pasti bisa seperti Profesor Attikus.
"Siapa yang akan mencobanya lebih dulu?"
"Saya!" Aku dan Dexter saling melirik.
Apa dia selalu ingin menjadi nomer satu? Aku yang duluan mengangkat tanganku!
"Dexter!"
Hah? Aku melihat Dexter yang memegang temboknya dan melemparkannya dengan sangat mudah. Dia mengenai pohon itu tanpa kesulitan sama sekali. Dasar pamer! Kenapa Profesor Attikus tidak memilihku lebih dulu?
"Dixie!"
Ini dia! Ternyata senjata ini lebih ringan dari pedang. Aku menatap pohon yang menjadi sasaran kami. Hanya perlu melemparkannya seperti anak panah! Kakiku melebar dan membuat tumpuan untuk membidik pohon. Kali ini, aku pasti bisa mengenai pohonnya.
Takkk...
"Profesor bisakah aku kembali lebih dulu? Aku ingin mengurus sesuatu?"
Aku menatap Profesor Attikus yang melihat pohon. Kenapa mereka semua melihat ke arah pohon?
Brukkk...
Pohon terbelah menjadi dua dan terjatuh ke tanah. Debu berterbangan dengan sebuah tembok tertancap ke tembok besar. Itu bukan karena aku kan? Mereka tidak akan menyuruhku untuk menanam pohon-pohon kan?
🏹🏹🏹
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER LOVER ( END )
FantasyKetika kau mencintai seseorang maka katakan saja sejujurnya, jangan menjadi seseorang yang terus diam menyimpan perasaan! Dixie begitu kesal pada kakaknya yang telah membuatnya berada di jurusan yang tidak dia inginkan. Dia ingin menjadi seorang ksa...