40. JANGAN HINDARI AKU

390 41 0
                                    

"Kau aneh beberapa hari ini. Apa kau sedang mengalami masalah?" Tanya Chatha memperhatikanku yang sedang berlatih pedang.

"Aku hanya bersiap pada ujian ketangkasan!" Aku tersenyum memperlihatkan deretan gigiku.

"Ujian itu masih beberapa bulan lagi. Apa yang kau pikirkan?" Tanya Chatha mendekatiku.

Apa aku bisa menceritakannya pada Chatha? Pria ini tidak akan membocorkan masalahku seperti Osric. Dia bisa memegang pembicaraan kami. Tapi aku sangat malu mengatakan keadaan sebenarnya. Itu membebaniku!

"Jika kau mengalami sesuatu yang memalukan apa yang akan kau lakukan?" Tanyaku sangat lirih.

"Hmm... Melupakannya!"

"Jika tidak bisa melupakannya?"

"Menerimanya! Mungkin kejadian itu akan membekas pada ingatanmu tapi sering berjalannya waktu. Kejadian itu hanya akan jadi tertawaan di masa depan. Cobalah mengingat hal lainnya agar kejadian itu terlupakan. Mungkin kau bisa mencobanya!" Usul Chatha.

Menerimanya?

Ini bukan kesalahan ku atau Morgan! Dia pasti merasa bersalah padaku. Harusnya aku tidak menghindari dirinya agar hubungan kami membaik. Aku justru mengacaukannya!

"Terima kasih, Chatha."

🏹🏹🏹

"Senior Morgan!" Teriakku memanggil namanya.

Dia berhenti dan berbalik melihatku. Aku tidak bisa lari lagi dan membuat kami saling menjauh. Dia adalah seseorang yang telah membantuku selama ini. Aku tidak mungkin terus menghindarinya! Itu hanya sebuah kecelakaan! Benar, kecelakaan!

"Dixie?"

"Senior maafkan aku! Aku terus menghindarimu tanpa menyelesaikan masalah diantara kita."

"Justru aku, maafkan aku, Dixie! Kejadian itu adalah kesalahanku, aku bertindak ceroboh sampai kejadian itu membuatmu tidak nyaman. Kau pasti sangat marah padaku."

"Tidak! Aku tidak marah! Aku hanya malu! Itu ciuman pertamaku!" Aku menutup mulutku sendiri.

Kenapa aku mengatakannya? Itu rahasiaku! Mulut menyebalkan! Bodoh!

"Aku hanya gugup! Maksudku aku tidak tahu cara ku menghadapimu, aku malu. Aku tidak marah padamu akan kejadian itu, itu juga kesalahanku. Anggap saja kejadian itu tidak terjadi, itu hanya kecelakaan! Kita akan melupakannya! Senior tidak perlu merasa bersalah, aku ingin hubungan kita seperti dulu." Aku menunduk dengan wajah yang pasti sangat merah.

"Kau tidak marah padaku?"

"Tidak! Sudah kukatakan aku tidak marah! Jadi lupakan saja."

"Baiklah, terima kasih kau tidak marah dan menghindarku lagi."

Aku mengangguk kaku, ini yang kuinginkan. Kami akan baik-baik saja!

"Itu saja yang ingin kukatakan, sampai jumpa senior!" Aku melambaikan tangan tanpa bisa melihat wajahnya.

"Dixie!" Panggil Morgan padaku.

Tubuhku berbalik dan melihatnya yang tengah tersenyum padaku. Entahlah, mungkin mataku menatap sosok lain dari dalam diri Morgan. Dia terlihat...

"Itu juga pertama kalinya untukku!"

Tampan!

🏹🏹🏹

"Jika kalian menemukan tanaman yang berwarna ungu, kalian akan mati dalam hitungan detik. Jika kalian memakan tanaman biru, kalian akan mati beberapa menit. Jika kalian memakan tanaman berwarna merah, kalian akan mati beberapa jam. Jika..."

"Tunggu, katakan saja makanan yang bisa kami makan!" Aku menghentikan Osric yang menjelaskan banyak hal.

Kami hanya butuh makanan yang bisa kami makan bukan makanan yang akan membunuh kami. Semua makanan ini hanya bisa dimakan oleh monster tapi tidak dengan manusia. Aku tidak akan mau memakannya!

"Baiklah, hanya ada beberapa makanan berwarna hitam yang bisa manusia konsumsi. Rasanya pahit dan sulit kalian telan, tapi hanya itu makanan yang bisa kalian makan!"

Itu sama saja tidak ada makanan di dalam sana. Kami harus pintar-pintar cara membagi makanan agar tidak kelaparan selama tiga hari di dalam hutan. Bertahan disana tidak ada bedanya dengan bertahan di neraka. Aku akan membawa banyak makanan ke dalam tasku.

"Lalu untuk air?" Tanya Chatha.

"Sumber air bersih hanya ada satu! Danau yang dihuni para monster! Kalian harus menyaring airnya agar dapat kalian konsumsi. Kedua, adalah embun pagi. Kalian bisa mendapatkannya dari dedaunan sekitar. Ketiga, dari monster. Mereka menyimpan cadangan air di tubuh mereka. Kalian hanya perlu membuka tubuhnya dan mencari kantung mereka."

Cara terakhir sangat menjijikkan! Aku  tidak akan memakai cara itu untuk bertahan hidup di hutan!

"Lalu, saat malam hari. Kalian harus segera mencari tempat untuk bermalam. Jangan pernah berpikir kalian membuka tenda di atas tanah atau gua. Kalian hanya cari mati. Segera naik ke atas pohon dan lindungi tubuh kalian dengan pepohonan yang rimbun. Jangan membuat suara apapun! Indra pendengaran monster sangat tajam saat malam hari."

"Kenapa aku tidak bisa tinggal dalam gua?" Disana kami tidak akan kehujanan atau kedinginan. Dulu aku juga bermalam dengan aman bersama Dexter!

"Gua adalah tempat tinggal alami monster. Kalian tidak akan tahu monster apa yang tinggal disana. Jika kau mau, tinggal saja disana. Mungkin dia akan jinak padamu seperti Shasha!"

Aku tidak suka tidur di atas pohon, bagaimana jika aku tidur dan jatuh? Aku pasti hanya mati sia-sia dan bertemu banyak monster yang telah menungguku di bawah. Aku akan meminta bantuan Shasha jika kondisiku memburuk.

"Kalian sangat serius, apa yang kalian bicarakan?" Tanya Nixon datang kepada kami.

"Ujian ketangkasan, bagaimana cara senior bertahan di hutan terdalam?" Tanyaku ingin tahu.

Pasti dia melakukan banyak hal menakjubkan di ujian ketangkasan dulu. Apa dia mendapatkan nilai tertinggi?

"Ah, aku bertahan bersama teman-temanku di dalam gua. Kami membunuh satu monster disana bersama dan tinggal bersama selama tiga hari. Kami memang tidak memiliki nilai tinggi saat itu, tapi kami kembali dengan selamat tanpa luka serius. Ujian ketangkasan bukan hanya menunjukkan seberapa hebat kalian tapi bagaimana kalian bisa bertahan hidup di alam bebas. Berusahalah bersama, aku yakin kalian bisa kembali hidup-hidup!"

Mungkin lebih baik kami mengikuti cara Nixon.

🏹🏹🏹

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

MONSTER LOVER ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang