"Dixie, ingatlah! Tendang bagaian ***, kau pasti akan menang dengan sangat mudah. Jika perlu patahkan saja!" Osric menepuk kedua pundakku.
Aku akan mengingatnya!
"Jangan lupa pukul wajahnya!" Ingat Chatha.
Baiklah, aku sudah siap bertarung dengan Brady hari ini. Profesor Atticus langsung menyetujui pertarunganku dengan Brady. Dia sangat mendukungku melakukannya, jadi aku tak akan mendapatkan hukuman karena memukul anak dari seorang pemilik akademi tercinta ini. Semua orang berkumpul untuk melihat kami bertanding. Mereka melihat kami dari atas sana dan memberikan sorakan mereka yang memenuhi arena. Lais datang bersama teman-temannya untuk menjaga tempat ini. Aku akan tunjukkan padanya, jika kau bisa bertahan dan melawan orang yang telah merendahkanku.
Brady tersenyum di ujung sana, apa dia pikir bisa mengalahkanku dengan pedang kayu miliknya?
"Pertandingan antara Dixie Craney dan Brady Savero akan segera di mulai. Peserta tidak diperbolehkan untuk menggunakan senjata asli, jika terbukti. Dia akan mendapatkan hukuman berat dari kami. Apa kalian sudah siap?" Tanya Profesor Attikus.
"Ya."
"Pertandingan akan berakhir jika kalian menyatakan bahwa kalian menyerah atau salah satu dari kalian tidak bisa melanjutkan pertandingan. Mulai!"
Aku berlari dan menyerang Brady, mendorongnya sampai dia berada di pinggir arena.
"Hanya ini Brady?" Aku menarik tubuh Brady dan melemparkannya ke tengah arena.
"Ughh..."
"Aku sudah menanti pertarungan antara kau dan aku. Kau tidak akan bisa berlindung di balik keluargamu!" Aku menekan tangan Brady yang memegang pedang.
"Sialan!"
"Mari bertarung tanpa menggunakan senjata. Kau pasti akan cepat kalah dariku!" Aku mengambil senjata milik Brady dan membuangnya keluar. Kami sama-sama tidak memiliki senjata untuk menyerang.
Hanya mengandalkan kekuatan kami sendiri. Brady bangkit dengan memegangi tangannya. Itu belum apa-apa, dia masih memiliki tangan dan kaki yang harus kupatahkan. Terutama bagian wajah dan *** seperti kata teman-temanku.
"Kau pikir kau bisa menang jika tidak memakai pedang? Bukankah keluargamu hanya bisa menggunakan pedang untuk bertahan hidup. Kau terlalu meremehkanku, Dixie!"
"Kau juga terlalu meremehkan Craney. Kami bukan hanya menggunakan pedang sebagai senjata kami, tapi tubuh kami adalah senjata itu sendiri. Dulu, orang-orang tidak tahu apa itu senjata. Mereka menggunakan tubuh mereka untuk melawan monster. Kau pasti tidak tahu sejarahnya bahwa senjata manusia pertama kali adalah tangannya!" Aku menerjang tubuh Brady dan memukulnya wajahnya seperti kata Chatha.
"Ughh... Kau gadis bodoh!" Brady menarik kakiku sampai tubuhku jatuh ke tanah.
Mencekik leherku dan menekannya sekuat mungkin. Aku tidak menyangka dia akan melakukannya padaku. Aku terlalu meremehkan seorang Brady, dia cukup kuat dengan mulutnya yang busuk itu.
"Lihat! Seorang wanita seperti mu tidak bisa untuk mengalahkanku. Kau tidak pantas untuk berada di jurusan ini. Kau hanya mengandalkan kecantikanmu untuk masuk bukan? Kau pasti menggunakan tubuhmu untuk berada disini dan mendapatkan nilai yang tinggi. Ughh..."
Kakiku menendang sesuatu di bawah tubuh Brady. Dia menyingkir dari tubuhku dan memegang bagian ***. Ini seperti kata Osric membuatku memang dengan mudah. Aku menekan dada Brady dengan kakiku. Dia terlihat kesakitan, dasar laki-laki mesum!
"Terima kasih saat kau mengatakan aku cantik, Brady. Kau orang pertama yang memujiku, tapi tidak. Aku tidak suka mulut kotormu mengatakannya." Sekali lagi aku menendang bagian ***. Menekannya sampai dia berteriak kesakitan.
Ini untuk laki-laki yang bertindak tidak sopan sepertinya. Ini juga untuknya yang sering lari dari masalah. Aku tersenyum dan menarik krah baju Brady.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Berkali-kali aku memukul tubuhnya sampai darah menempel ditanganku. Brady bukan seseorang yang bisa melawanku! Aku menjatuhkan tubuh Brady setelah dia terkulai lemas. Sudah cukup untuk hari ini, aku akan bertarung lagi dan lagi dengannya sampai dia menganggap tempat ini sebagai neraka. Tunggu saja, aku akan mematahkan bagian lainnya.
🏹🏹🏹
"Kau mematahkannya!" Profesor Atticus keluar dari ruang perawatan Brady.
Aku tersenyum, aku benar-benar ingin mematahkannya sampai dia tidak memiliki wajah dengan seorang wanita manapun. Sejujurnya aku belum puas sama sekali, dia pasti akan sembuh setelah para penyembuh menyembuhkannya. Aku akan memikirkan jadwal lain untuk kami bertarung kembali. Apa lusa? Sepertinya aku tidak memilki jadwal selain mengunjungi perpustakaan.
"Hari ini kau cukup membuatku terkesan. Lain kali pakailah pedang, aku ingin melihat kemampuanmu."
Lain kali aku akan menunjukkannya!
"Apa profesor meminta saya untuk bertarung kembali?"
"Aku menantikannya. Kau bisa beristirahat, Brady akan menjadi urusanku."
"Terima kasih, profesor. Saya pamit pergi, oh dan saya ingin meminta tolong untuk mengatakan pada Brady bahwa saya meminta maaf telah memukulnya. Saya akan melakukannya lagi di hari selanjutnya."
"Baiklah."
Aku tersenyum dan berjalan pergi dengan bersenandung ria. Pertarungan kali ini hanya untuk permulaan saja, aku akan melakukan pertandingan lainnya bersama Brady. Lihat saja, siapa yang akan bertahan sampai akhir?
"Dixie!" Lais berdiri di pintu keluar. Dia merentangkan tangannya menungguku untuk memeluknya. Aku berlari dan memeluk Lais erat. Aku jadi paham maksudnya kemarin.
"Kerja bagus! Lakukan saya pertandingan resmi agar mereka paham jika mereka melawan orang yang salah. Mereka tidak pantas menghina seorang Craney!"
"Tapi Lais, mereka menganggap aku wanita jahat setelah mematahkan bagian *** Brady! Katanya aku tidak memiliki perasaan."
"Karena itu sangat menyakitkan, kau tidak akan paham rasanya. Tapi, mereka tidak akan macam-macam padamu lagi."
"Tapi aku tidak menyukai kepala sekolah akademi ini. Dia selalu memihak Brady. Itu tidak adil!" Aku berjalan bersama Lais.
Aku ingin Profesor Attikus menjadi kepala sekolah selanjutnya. Dia tidak membeda-bedakanku dengan lainnya. Dia memperlakukan kami setara. Aku juga tidak mendapatkan keringanan sama sekali. Bahkan dia mengharapkan hal lebih dariku di masa depan. Aku akan menunjukkan kemampuanku.
"Brady sering kali lolos dari hukuman. Semua orang juga tidak menyukainya. Hari ini semua orang mendukungmu untuk mengalahkan Brady!"
"Benarkah? Lalu kenapa mereka tidak melakukan hal yang sama denganku?"
"Siapa yang ingin mengambil resiko untuk memukul wajah anak pemilik akademi. Hanya orang yang nekat sepertimu yang bisa. Kau juga didukung oleh Profesor Attikus. Sepertinya dia menyukaimu sebagai muridnya."
"Aku akan belajar dengan giat dari profesor. Terima kasih, Lais atas sarannya. Kau kakak yang baik!"
"Bersyukurlah ada aku disini!"
Setidaknya dia berguna untuk saat-saat seperti ini.
🏹🏹🏹
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
![](https://img.wattpad.com/cover/333241660-288-k755992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER LOVER ( END )
FantasiKetika kau mencintai seseorang maka katakan saja sejujurnya, jangan menjadi seseorang yang terus diam menyimpan perasaan! Dixie begitu kesal pada kakaknya yang telah membuatnya berada di jurusan yang tidak dia inginkan. Dia ingin menjadi seorang ksa...