32. TEMPAT LAIN

365 38 0
                                        

Brukkk...

Punggungku sangat mati rasa. Dimana ini? Aku melihat sekeliling dan menatap ke atas tempatku dan Dexter terjatuh. Kami tidak memiliki jalan keluar dari tempat aneh ini. Bagaimana caranya naik ke atas sana lagi? Kenapa dengan tempat ini? Tempat ini penuh dengan tumbuhan dan bunga-bunga. Hanya ada satu cahaya yang menyinari tempat ini. Di atas sana. Sebuah cahaya turun seperti sebuah air terjun yang indah. Apa ini surga?

"Ugh... Menyingkirlah dari tubuhku!"

"Maafkan, aku!" Aku menyingkir dari tubuh Dexter dan melihat-lihat tanaman yang ada.

Tidak salah lagi. Ini tanaman obat dan dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka tumbuh dengan subur di tempat kekurangan cahaya ini. Pantas saja jurusan obat-obatan tidak bisa menanamnya di akademi. Tanaman ini hanya bisa tumbuh secara alami. Aku menyentuh semuanya dan berjalan menuju cahaya di tempat ini. Sepertinya kami orang pertama yang menemukan tempat ini.

"Dexter! Disini sangat hangat! Apa di atas ada orang? Chatha? Osric?" Mataku menyipit melihat ke atas sana.

"Jangan berteriak! Kita tidak tahu hewan apa yang berada di tempat ini."

"Tapi kita berdua akan terjebak disini! Kau mau bersamaku berhari-hari di tempat ini?"

Dexter hanya terdiam dan mendekatiku. Aku masih bisa hidup dengan mengandalkan makanan sekitar tapi bagaimana dengan Dexter yang sangat tidak menyukaiku? Dia pasti akan terus mengomel dan mengeluh kenapa dia ikut dalam pemburuan hari ini. Dia akan menunjukku atas segala kesialan dalam hidupnya.

"Ck, disana sangat tinggi. Hah..." Dexter melihatku.

"Apa?"

"Kau membawa makanan?"

"Kau lapar? Aku membawanya, ada makanan dari Bibi Silva dan buah-buahan dari akademi. Lihat! Aku sudah sangat pandai menyiapkan semuanya, duduklah Dexter."

Aku membagikan makanan yang ada, tapi aku harus menghemat makanan ini. Kami tidak tahu sampai kapan kami akan berada di tempat aneh ini. Mungkin seminggu, sebulan, atau setahun? Itu mengerikan!

"Apa kalian sering melakukan hal gila seperti ini?" Tanya Dexter.

"Jika itu menghasilkan banyak uang tentu saja. Jurusan obat-obatan membutuhkan tanaman obat, jadi kami bertiga mencari lokasi baru. Ternyata tempat ini memiliki banyak tanaman obat. Sepertinya kita beruntung menemukannya lebih dulu. Aku akan membagi hasilnya denganmu tenang saja." Aku menepuk pundak Dexter.

Aku tahu cara membagi uang dengan benar. Dexter dan aku yang menemukannya, kami akan jadi kaya raya! Asalkan tidak mendapatkan masalah dari profesor.

"Dexter menurutmu kita bisa keluar?" Tanyaku menatap ke atas.

"Ada dua orang bodoh lagi di luar sana. Mereka pasti menemukan tempat ini."

Dua orang bodoh?

"Jangan menghina temanku, kau juga bodoh!"

"Apa?"

"Dexter bodoh! Dexter bodoh!"

"Apa yang katakan?"

"Dexter bodoh, hahaha..."

Aku tertawa melihat ekspresi Dexter yang marah. Disaat seperti ini kami harus tetap memegang kewarasan kami. Aku menatapnya dan berniat menjahilinya kembali. Jarang aku bisa membuatnya marah. Aku akan membuatnya sangat marah!

"Dexter bodoh!"

"Dixie!"

"Wlekk..."

"Kau!!!"

"Hahaha..."

Dexter menerjang tubuhku dan mencengkram kuat krah bajuku. Dasar laki-laki pemarah?

"Kau lucu saat marah!" Aku menunjuk pipi Dexter yang memerah.

"Hah..." Dexter melepaskan bajuku dan memakan buahnya tanpa mempedulikan olok-olokan ku lagi.

Kuharap Chatha dan Osric cepat datang!

🏹🏹🏹

"Dexter! Ini sudah malam! Mereka tidak kunjung datang!" Aku menggoyangkan bahu Dexter yang tertidur.

Mau sampai kapan kami berada di tempat aneh ini? Aku perlu sesuatu untuk mereka bisa menemukan kami berdua. Aku berjalan-jalan ke sana kemari menemukan sesuatu yang bisa meriah bagian atas disana. Asalkan ada kayu saja. Aku merangkai kayu dengan kasa di dalam tasku. Membuatnya seperti tongkat yang sangat tinggi. Aku membuka tasku dan mencari sapu tangan pemberian Morgan. Mereka pasti melihat ini.

"Dexter! Bantu aku! Aku tidak sampai!"

"Apa yang kau lakukan?"

"Lihat ini! Mereka akan tahu keberadaan kita! Angkat aku!"

Dexter menunduk, aku duduk kedua pundaknya agar aku bisa mengangkat tongkat panjang ini lebih tinggi lagi. Sedikit lagi.

"Ayo, Dexter!"

"Aku sedang berusaha!"

"Sedikit lagi!" Aku mengangkatnya sangat tinggi sampai tongkat keluar dari permukaan atas. Aku harus mengaitkannya pada sesuatu. Apa ini berhasil? Aku mencoba melepaskan tongkat perlahan.

"Sudah! Mereka akan menemukan kita nanti."

Dexter menurunkan tubuhku, tongkat ini melayang jika dilihat oleh kami. Kuharap ini berhasil. Aku ingin segera keluar dari tempat ini.

"Kau sangat berat!"

"Tentu saja aku baru saja makan. Sekarang aku bisa tidur!" Aku menjatuhkan tubuhku dan menikmati keindahan malam ini. Di atas kami bertaburan kunang-kunang cantik.

Mereka mirip dengan bintang yang berkelap-kelip. Malam yang indah menghabiskan waktu di tempat yang belum pernah aku temui. Tentu juga karena bersama seseorang yang kubenci. Pengalaman yang sangat aneh. Aku berbalik dan menghadap Dexter yang tertidur kembali.

Apa kami bisa keluar?

"Dexter, kau tidur?" Tanyaku.

"Hmm..."

"Jika ini tidak berhasil, bagaimana?"

"Mereka pasti akan datang!"

"Jika tidak datang?"

"Aku akan mencari jalan keluar besok. Tidurlah dan jangan berbicara lagi!"

"Baiklah."

Dexter pasti bisa menemukan jalan keluar masalah kami. Tidak apa-apa. Semuanya akan membaik untuk besok pagi. Aku menutup mataku. Kuharap mereka cepat datang.

🏹🏹🏹

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

MONSTER LOVER ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang