"Beberapa bulan dari sekarang kalian menghadapi sebuah ujian ketangkasan. Ujian yang akan menguji kemampuan kalian dalam menggunakan senjata, memburu monster, dan pengetahuan kalian. Aku ingin kalian berusaha mati-matian dalam ujian yang akan datang. Oleh sebab itu kalian akan menghadapi banyak latihan oleh para profesor, siapkan diri kalian mulai sekarang!" Profesor Atticus menatap kami tajam. Dari matanya aku bisa melihat api yang berkobar untuk kami.
Ujian ketangkasan?
Sepertinya aku pernah mendengar dari seseorang apa itu Osric? Katanya dalam ujian ketangkasan kami akan masuk ke dalam hutan yang dipenuhi monster kelas A, tempat dimana kami menjinakkan mereka. Tapi bukan itu bahaya di dalam ujian ini. Ada banyak jebakan, monster, dan kami harus bertahan hidup selama tiga hari dalam tempat itu. Kami harus menyelesaikan ujian itu jika ingin memasuki kelas 2. Ujian ini akan melatih hidup kami di dalam hutan. Hidup dan mati.
"Dixie, apa ibumu sering menceritakan tentang jurusan pemburu monster padamu?" Tanya Chatha.
"Tidak, justru mama menceritakan jurusan pedang padaku. Mama dan papa tidak berniat membuatku menjadi pemburu monster. Menjadi seorang Hunter adalah pekerjaan yang sulit untuk perempuan."
"Sayang sekali, kau pasti akan jadi murid yang memiliki nilai tinggi jika ibumu menceritakan tentang jurusan pemburu monster padamu. Setidaknya kau akan tahu tentang monster dan sejarah Hunter."
Mungkin aku akan melampaui Dexter!
Jika saja aku tahu akan berada di tempat ini, aku akan bertanya banyak hal pada mama. Mungkin nilaiku akan tinggi seperti kata Osric. Sayangnya waktu tidak bisa diputar kembali. Aku akan berjuang untuk hidup penuh kekayaan di masa depan!
"Sebelum ujian ketangkasan, akademi akan mengadakan sebuah pesta pelepasan. Bukan hanya jurusan pemburu monster saja yang akan pergi, jurusan obat-obatan, sihir, pedang, dan penyembuh. Kita semua akan pergi selama tiga hari tiga malam. Hidup di hutan tanpa seorangpun yang bisa membantu. Hanya saja tempat kita berada di tempat terdalam hutan. Semakin dalam hidup kita tidak akan terjamin. Kita harus membuat rencana!" Osric menjadi sangat serius.
Aku dan Chatha mendekat untuk mendapatkan rencana Osric.
"Kita perlu mengumpulkan banyak barang untuk mempertahankan hidup kita di hutan. Kalian harus mencatat makanan hutan apa saja yang bisa kalian makan. Tidak banyak makanan yang bisa dimakan karena di hutan terdalam mengandung banyak racun mematikan. Aku lebih khawatir kalian mati keracunan daripada mati karena monster. Terutama kau Dixie! Kau paling bodoh di antara kita!" Osric menatapku tajam.
"Aku ini pintar!" Belaku.
"Bagaimana jika membuat kelompok? Bukankah tidak ada peraturan mengenai hal itu."
"Memang tidak ada, sayangnya hidup berkelompok jauh lebih berisiko untuk kita mati bersama. Kita hanya bisa berada di kawasan yang sama dan hidup terpisah. Jika salah satu memerlukan bantuan, kita bisa datang dan menolongnya. Nilai kita juga akan tinggi jika kita terpisah. Ini solusi terbaik untuk kita menghadapi ujian." Jelas Osric.
Jadi, kami akan membuat seolah kami hidup terpisah tapi kenyataannya kami masih berada di kawasan yang sama. Aku mengangguk mendengar penjelasan Osric. Nilai kami akan tinggi tanpa perlu dibagi-bagi. Ternyata memiliki teman yang pintar sangat berguna juga. Aku menepuk pundak Osric dan mengeluarkan jempol terbaikku. Dia akan temanku yang sangat berharga.
🏹🏹🏹
Takkk...
Takkk...
"Luruskan bahumu!" Dexter memegangi bahuku dan membenarkannya.
"Kau tidak perlu mengajariku! Aku selalu bisa mengenai sasaranku!"
Dexter tidak perlu mengajariku cara memanah dengan benar. Aku bisa mengenai objek bidikanku, walau bukan tempat yang kuinginkan tapi aku selalu mengenainya.
"Tapi kau selalu membuang-buang panahmu. Jika kau memiliki anak panah sedikit, kau bisa mati kapan saja! Kau harus tepat sasaran! Dixie!" Dexter memegangi busurku dari belakang dan menariknya denganku.
Takkk...
"Jauh lebih mudah bukan?" Bisik Dexter.
Kuakui memang iya. Aku menggaruk daguku dan melihat Dexter. Aku sungkan untuk berterima kasih padanya.
"Terima kasih!" Cicitku.
"Aku akan melihatmu melakukannya, coba kau lakukan sampai kau bisa tepat sasaran dengan satu anak panah!"
"Apa kau sedang mencoba menjadi profesor?" Aku mencoba cara Dexter. Aku bisa membidik jauh lebih mudah dan efisien.
"Karena aku jauh lebih hebat darimu!"
Dia menyombongkan dirinya lagi! Tanganku berhenti memanah dan melihat seseorang yang mendekati kami. Morgan melambaikan tangannya dan tersenyum. Kenapa dia berada disana? Aku hampir saja mengenai tubuhnya.
"Senior?"
Kami belum berbicara sejak insiden waktu itu. Beberapa hari ini aku selalu menghindarinya bahkan aku tidak ingin mengingatnya. Tapi setiap malam mimpi itu selalu datang kapanpun dan dimanapun. Aku menutup mulutku, tidak bisa! Aku belum siap berbicara dengannya!
"Dexter! Aku sudah selesai! Aku harus kembali!" Aku berlari sekuat tenaga dari tempat pelatihan.
Harusnya aku menganggapnya sebagai kejadian ketidaksengajaan. Tapi aku sangat malu. Itu pertama kalinya bagiku. Seumur hidupku! Aku tidak bisa melupakannya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Aku tidak bisa!
"Arghttt... Bodoh! Dixie bodoh!"
🏹🏹🏹
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...

KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER LOVER ( END )
FantasyKetika kau mencintai seseorang maka katakan saja sejujurnya, jangan menjadi seseorang yang terus diam menyimpan perasaan! Dixie begitu kesal pada kakaknya yang telah membuatnya berada di jurusan yang tidak dia inginkan. Dia ingin menjadi seorang ksa...