30. JURUSAN PEDANG

393 41 0
                                    

Takkk... Takkk...

Takkk... Takkk...

Mereka sangat luar biasa, anak tingkat 4 memang sangat mengagumkan. Mereka sangat mudah menggunakan senjata dan membuat tubuh mereka seperti bulu. Begitu ringan. Aku melihat Lais yang bertarung dengan temannya, dia sangat mudah mengalahkannya dalam waktu yang cepat. Aku ingin bertepuk tangan tapi aku sedang mendukung Morgan. Dia akan jadi lawan Lais!

Aku melihat mereka secara seksama, Lais berusaha keras melawan Morgan. Semua serangannya dengan mudah dipatahkan. Aku baru melihat wajah Lais yang sangat marah dan kesal. Apa dia menemukan lawan yang sepadan dengannya? Pertarungan semakin sengit dan memanas. Tidak ada satupun yang mengucapkan kata menyerah. Hanya saja aku tahu perbedaan besar diantara mereka. Morgan memiliki banyak kesempatan untuk mengalahkan Lais, tapi dia seakan mengulur waktu. Kali ini aku sudah tahu pemenangnya.

Pedang Lais terlepas dan melambung jauh darinya.

"Pemenangnya, Morgan!"

Semua orang bertepuk tangan dengan meriah termasuk aku, aku mengangkat jempolku padanya. Akhirnya seseorang mengalahkan Lais! Aku sangat terharu menyaksikan pertandingan ini. Morgan tersenyum kearahku, dia sangat hebat!

"Bukankah ini pertama kalinya Morgan mengalahkan Lais?"

"Iya, aku sangat terkejut tahu kekuatan Morgan jadi sebesar ini."

"Ini kemenangan besar untuknya."

Morgan pertama kalinya mengalahkan Lais?

🏹🏹🏹

"Senior, kata orang-orang ini pertama kalinya kau mengalahkan kakakku. Lais terlihat kesal padamu!"

Aku masih ingat wajah Lais, dia pergi dan membuang pedangnya begitu saja. Aku kasian tapi juga senang. Lais harus merasakan sebuah kekalahan itu sendiri. Sejak aku berada di akademi ini, nama Lais terus disuarakan begitu hebatnya dia dan bertapa kuatnya Lais. Tapi, bagiku. Lais akan terus berada di tempatnya jika dia tidak menemukan seseorang yang cukup bisa mengimbanginya atau mengalahkannya. Dengan sebegini, Lais akan termotivasi untuk terus berlatih. Ini berkat Morgan.

"Ya, aku juga terkejut bisa mengalahkannya. Mungkin ini karenamu!"

"Aku?"

"Setiap malam kita berdua saling bertarung, aku menemukan cara bertarung secara efektif berkatmu. Terima kasih."

"Tidak masalah, aku juga mendapatkan ilmu pelatihan pedang secara gratis."

"Hemmm... Apa aku ingin kembali ke jurusan pemburu monster?"

"Iya, aku sudah lama disini. Mungkin teman-temanku mencariku."

"Aku akan mengantarmu!"

"Aku bisa pergi sendiri, kau pasti lelah bertarung dengan Lais."

"Biarkan aku mengantarkanmu!"

Kami berjalan bersama, Morgan tetap bersikukuh untuk mengantarkanku kembali. Bahkan ini belum malam hari, seseorang tidak akan melukaiku. Aku meliriknya sejenak.

"Senior bisakah aku bertanya?"

"Tanyalah!"

"Maaf jika aku bertanya pertanyaan seperti ini. Aku sangat penasaran! Aku ingin tahu luka di wajah senior."

"Luka ini?"

"Iya."

"Aku mendapatkannya saat usiaku masih sangat muda. Seekor monster menyerangku dan meninggalkan luka yang tidak bisa disembuhkan. Pertama kalinya aku melihat monster mengerikan itu, aku sangat takut dulu."

"Apa monster itu besar?"

"Kata ayahku, monster itu berada di kelas B."

Jika monster itu berada di kelas B, tentu saja monster itu sangat besar dan berbahaya. Aku juga takut jika bertemu monster saat usiaku masih muda. Serigala saja membuatku ketakutan, bagaimana aku bisa menghadapi monster? Pasti aku sudah mati dan tidak tertolong lagi. Morgan bisa bertahan dan mendapatkan luka itu, dia pasti sangat kuat dulu.

"Tapi aku jadi termotivasi untuk menjadi seorang ksatria. Aku ingin melindungi orang-orang disekitarku agar tidak mendapatkan luka seperti ini."

"Bisakah aku menyentuhnya?"

Morgan menunduk dan menyibakkan rambutnya ke atas. Aku melihat secara jelas luka yang dia terima. Luka yang melintang dari mata sampai mulutnya. Aku mengikuti alur luka di wajah Morgan. Bagaimana perasaannya dulu mendapatkan luka seperti ini? Seorang anak kecil, dia pasti ketakutan. Tidak semua anak bisa melihat luka sebesar ini.

"Apa seseorang pernah mengejekmu?"

"Ya, tapi aku sudah terbiasa. Aku bukan anak kecil yang merengek, luka ini adalah kebanggaanku." Morgan membuka matanya yang begitu bersinar terang. Mata coklat yang begitu terang.

"Hemm... Luka ini sangat keren! Aku harus pergi, sampai jumpa nanti!" Aku berlari secepat mungkin.

Sialan! Ada apa dengan jantungku?

🏹🏹🏹

"Darimana saja kau?" Tanya Osric.

"Tentu saja ke perpustakaan!" Jawab Chatha.

Biarkan saja apa yang mereka pikirkan padaku. Aku sudah banyak mendapatkan tugas dari Profesor Magenta. Dia memberikan banyak pekerjaan yang akan membunuhku secara perlahan. Aku tidak menyukai sejarah!

"Dixie, aku dan Flora sudah menyelesaikan ramuan penyubur rambut. Aku juga telah mencobanya dikepalaku, lihat ada bulu-bulu halus yang mulai tumbuh." Osric membuka rambut palsu dan memperlihatkan rambutnya yang mulai bersemi.

"Kalian berhasil?"

"Aku juga mencobanya, rambutku menjadi mudah di bentuk sesukaku." Chatha mengusap rambutnya yang masih sama.

Jika ramuan Osric dan Flora berhasil, mereka bisa menjualnya dengan harga mahal. Apa rambutku juga bisa seperti dulu? Osric mengambil sesuatu dari dalam bajunya dan berikannya padaku.

"Gunakan sebelum kau tidur, efektivitas ramuannya berbeda-beda. Untukku begitu lambat karena sejak awal kepalaku sulit ditumbuhi rambut. Mungkin jika kau memakainya, efektivitasnya akan lebih cepat."

"Terima kasih, Osric! Aku akan memakainya malam ini!"

"Semoga berhasil padamu."

Malam ini aku akan menggunakan ramuan berharga ini. Aku ingin melihat kembali rambut panjangku. Atau aku gunakan semua isinya saja? Mungkin rambutku akan cepat tumbuh.

"Jangan pakai semuanya! Gunakan tiga tetes saja, sulit untuk membuatnya!"

🏹🏹🏹

Salam ThunderCalp!🎮

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you..

MONSTER LOVER ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang