***
"Rafli sayang, tolong angkat kantongan belanjaan ini dong." Irma kewalahan menenteng satu kantong penuh sayur-sayuran di tangan kiri, seraya menempelkan kartu akses di unit 22-6 Clearbright Apartement di mana gedung tersebut juga menjadi tempat tinggal Hardi.
Namun Irma tidak membeli unit melainkan disewa untuk menjadi tempat mereka membuat konten. Irma sendiri yang membayar sewanya, sementara Rafli hanya menumpang.
"Ayo dong, sayang. Jangan kayak orang gagu gitu dong," pinta Irma menaikkan satu oktaf suaranya, menatap pria ber- hoodie putih dan celana kotak-kotak berdiri di depan pintu tanpa mengangkat barang apa pun.
Rafli menenteng satu kantong berisi perdagingan, termasuk bakso serta potongan daging marinasi yang dikemas praktis untuk memanggang.
Begitu masuk dalam unit, berbagai peralatan untuk syuting bertebaran di mana-mana. Tripod besar ditaruh tepat di tengah-tengah yang bersejajar dengan sofa. Belum dipasangi kamera.
"Hari ini kita syuting apa? Aku lupa lagi," tanya pria rambut tipis itu kikuk, seraya menaruh bahan-bahan di meja makan.
"Sebentar." Irma menyalakan ponselnya lalu membuka aplikasi Google Calendar. "Oh, hari ini kita syuting mukbang suki dan grill."
Irma menyebut jadwalnya dengan semangat. Lalu perhatiannya kembali pada Rafli yang mulai menyortir belanjaan.
"Gimana alat pemanggang serta kompor kecil? Siap semua, kan?" tanya Irma.
"Belum aku set, mungkin setelah semua bahan-bahan siap." Rafli menjawab tanpa menoleh.
"Baiklah. Tugas kita lebih dulu yaitu masak kuah untuk suki. Terus siapkan bumbu untuk grill. Kita akan perlihatkan semuanya di video." Irma menginstruksikan persiapan syuting. Rafli hanya mengangguk seraya membuka semua bungkusan sayuran serta daging lalu menyisihkannya di wadah penyimpanan makanan berukuran kecil.
"Ini kita beli banyak, beb." Rafli memberitahu, sedikit terkejut. "Apa kita sisihkan dulu untuk keperluan syuting?"
"Semampu perut kita, sayang." Irma menanggapi dengan candaan. "Ya pokoknya kamu atur ajalah. Kita harus cepat syutingnya, mumpung malam juga. Besok aku harus foto untuk brand Yuuzu Cosmetics."
"Sibuknya bebeb-ku." Rafli mengulum senyum sambil menaruh panci besar berisi air untuk dididihkan di kompor.
"Bisa aja, Rafli sayang. Besok kamu ada jadwal syuting lagi untuk konten TikTok?" tanya Irma penasaran.
"Iya dong. Tahu sendiri TikTok-ku banyak yang suka, juga banyak yang post ulang. Akhirnya engagement-ku naik drastis."
"Sepertinya kamu lebih minat di TikTok ya. Bahkan ulas makanan aja suka sendiri." Irma mencibir ikut memotong selada dan menyisihkannya.
"Kenapa sih? Bukannya kamu juga sempat ikut di salah satu videoku?" tanya Rafli diikuti tawa kecil. "Kamu nggak suka aku konten sendiri?"
Irma tidak menjawab lagi melainkan sibuk mengambil alat pemanggang yang berada di lemari tegak dekat kulkas sebelah kanan.
Ketika mengeluarkan selada dari bungkusan, mendadak aroma yang keluar dari panci besar mulai menyergap indra penciuman Irma. Segera wanita yang menggunakan apron bunga itu menuju kompor dan menghidu aroma tersebut.
"Kuah tomyum. Untung saja kita gunakan bumbu instan," celetuk Irma kemudian memasukkan bakso-baksoan di dalam panci.
"Oh iya, setelah dagingnya tercampur semua bumbu, baru boleh kita grill. Gimana saus cocolan untuk daging? Sudah kamu buat?" tanya Rafli memastikan, kemudian kepalanya tertoleh ke belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mission to be Liar
RomanceDiduga tidak setia karena menceraikan istrinya, Hardi seakan membawa beban baru. Hardi dihujat tanpa sebab, membuatnya tertekan dan memilih resign dari kantor tempatnya bekerja. Tanpa sengaja, Hardi dipertemukan dengan Adelia. Keakraban kembali terj...