Bab 17

76 8 0
                                        

***

"Perkenalkan, nama saya Hardi Yudhistira. Saya akan memulai bekerja sebagai manajer di divisi Digital Marketing Oradi. Mohon bantuannya semua."

Hardi tampak sempurna dengan kemeja polos lengan panjang berkerah sebagai outfit untuk hari pertamanya bekerja di Oradi. Meski seharusnya dari sehari lalu diminta untuk datang, tapi Hardi baru berniat mengisi hari-harinya di kantor di waktu yang sekarang.

Semua pegawai Oradi menerima Hardi dengan baik. Disambut tepukan meriah membuat semangat Hardi seolah terisi dan bisa memulai bekerja pertama kalinya di Oradi.

Yang tidak dia sangka adalah, ruangan manajer divisi. Dia berpikir bakal mengawasi para pegawai dengan duduk di meja kubikel di antara mereka. Ternyata, tak seperti dugaannya di awal.

Setelah perkenalan, Hardi dibawa ke ruangan khusus manajer divisi Digital Marketing. Hardi juga sempat menyapu pandangan di sekitar ruangan tersebut.

"Anda boleh mengisi ruangan ini sesuai yang Anda mau. Di sinilah tempat Anda," kata Gunawan, salah seorang supervisor marketing yang mengarahkan Hardi.

' Sama seperti ruangan Pak Umar. Berarti beda ya dari FoodBeary. '

"Ada yang mau Anda tanyakan lagi, sebelum saya pergi?" tanya Gunawan memastikan agar Hardi tidak kebingungan dengan hal-hal yang menurutnya baru.

"Oradi dengan FoodBeary, kantor lama saya, begitu berbeda. Saya yang memegang posisi manajer juga beda sekali rasanya. Entah kenapa." Hardi berceletuk. Kepalanya terus bergerak mengitari pandangan sekitar ruangan kerjanya.

Gunawan tertawa pelan lalu menanggapi. "Setahu saya, beberapa kantor bahkan perusahaan memiliki aturan, kebijakan, serta suasana yang berbeda-beda. Jika di kantor Anda hanya ada spesialis serta manajer, tapi di sini lengkap semua. Karena ... sesuai visi dan misi Oradi yang harus sejalan. Makanya berbeda."

"Pantas orang-orang yang kerja di sini teratur semua." Hardi berkomentar mengandung pujian.

"Di ruangan ini, semua barang-barang milik manajer terdahulu sudah diamankan semua. Jadi Anda mau taruh pernak-pernik atau barang pribadi Anda, bisa."

Hardi mengangguk sebagai balasan. Sambil membawa kotak terbuka berisi barang-barang miliknya ke meja, Hardi kembali bertanya pada Gunawan.

"Gimana cara saya bisa bekerja kalau meja saya terpisah begini?" tanya Hardi kikuk.

"Seperti di salah satu aturan kantor kami, Anda harus memberikan keputusan penting kepada supervisor. Maka supervisor yang menjalankan keputusan dari Anda. Supervisor kan mengawasi kinerja pegawai digital marketing."

Lagi dan lagi, Hardi mengalami culture shock yang sangat akut. Sampai harus bertanya hal-hal kecil pada Gunawan. Jika saja tidak nekat resign di FoodBeary, dia tidak akan kebingungan seperti sekarang ini.

"Baiklah. Semua sudah jelas. Anda boleh pergi." Hardi meminta kemudian Gunawan langsung membungkukkan badan seolah memberikan rasa hormatnya.

Setelah diberikan arahan singkat oleh Gunawan, Hardi mengelilingi ruangan yang akan dia tempati untuk bekerja. Rak buku di samping meja kerja kelihatan baik. Apalagi disediakan meja khusus untuk membuat kopi. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke pantry.

Sayangnya meja khusus tersebut hanya terdapat alat pemanas juga berbagai macam kopi yang sepertinya bukan seleranya. Apakah Hardi harus membeli satu renceng kopi dengan rasa kesukaannya?

Ketukan pada daun pintu ruangannya mengisi keheningan.

"Masuk!" seru Hardi memerintah orang tersebut.

Mission to be LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang