Bab 49

43 5 0
                                    

***

Setelah mereka berbagi momen yang penuh rindu, Hardi dan anggota keluarga berkumpul di ruang tamu untuk membahas tuduhan yang pernah menggemparkan media sosial, video ciuman yang tersebar luas. Untungnya, video tersebut telah dihapus oleh akun gosip dan di YouTube, sehingga berita tersebut semakin tenggelam dan tidak lagi menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Saat ini, berita utama adalah pertunangan seorang influencer kecantikan dengan seorang konten kreator makanan.

Hardi perlahan menjelaskan situasinya kepada Budi dan tiga bersaudara Adelia, termasuk Adelia sendiri. Dia menceritakan bagaimana dirinya terjebak dalam perangkap Irma yang menyamar baik padanya, dan dengan tulus meminta maaf atas kebingungannya. Hardi pun jujur ​​mengakui bahwa dia hampir saja mengungkapkan perasaannya kepada Adelia saat makan malam di restoran seafood beberapa waktu lalu.

Budi mengangguk mengerti, merenungkan setiap kata yang diucapkan oleh Hardi.

"Sekali lagi, saya sungguh minta maaf," kata Budi, mencoba menjaga suasana formal, tanpa lagi memanggil dirinya sebagai ayah. "Awalnya, saya benar-benar ingin menghapus nama kamu dari daftar calon menantu yang pernah saya buat. Tapi, setelah melihat perilaku Egi tadi, pikiran saya mulai terbuka. Saya kira Egi adalah yang terbaik dibandingkan dengan kamu. Bahkan saya akhirnya sadar bahwa saya telah diperdaya oleh ambisi Egi. Dia ingin menghancurkan saya dengan merebut TimeY. Saya hampir saja lengah."

"Tio juga tidak menyadari hal itu, ayah," kata Tio sambil menyela. "Jika saja Tio lebih peka terhadap ekspresi ceria yang ditunjukkan oleh Egi saat ayah memintanya kembali ke Adel, Tio mungkin akan menginterogasinya lebih dulu. Tapi waktu itu Tio masih terlalu marah pada Hardi, sehingga Tio juga terperdaya."

"Adel merasa menyesal, ayah," tambah Adelia dengan suara yang lembut, menundukkan kepalanya. "Adel tidak tahu bagaimana cara menghadapi Egi. Adel tidak sadar bahwa dia akan menyerang Adel seperti itu."

Budi mengangguk seraya menginstruksikan, "Sudahlah, mungkin kita tidak perlu membahas Egi lagi." Perhatian tiga bersaudara dan Hardi pun beralih padanya. "Lebih baik kita dengarkan apa yang ingin ditunjukkan oleh Hardi."

Adelia tahu apa yang dimaksud oleh Hardi, yakni video ciuman Irma dan Rafli. Dia telah melihatnya sebelumnya, tinggal keluarganya saja yang belum.

Hardi memiliki salinan file tersebut yang telah diedit melalui laptop dan telah disalin ke ponselnya. Dia membuka aplikasi penyimpanan di ponselnya, tempat di mana dia menyimpan file tersebut.

"Mungkin di antara Pak Budi, Tio, atau Nabila ada yang akan terkejut melihat ini. Saya akan menunjukkan sebuah rahasia besar yang belum saya publikasikan, tapi masih dalam proses penyuntingan."

Hardi menaruh ponselnya di atas meja, lalu memutar video di mana pasangan kekasih tersebut saling merangkul leher. Bahkan wajah mereka berdua terlihat dengan jelas, meskipun dari samping.

Tio, Nabila, dan Budi condong mendekat, memusatkan perhatian pada layar ponsel yang ditaruh di tengah meja.

"Tunggu, bukannya dia ..." Tio menunjuk ke layar ponsel, lalu tiba-tiba menutup mulutnya dengan terkejut. "Irma?"

"Si cowok ini bukannya tunangannya Irma?" tambah Nabila, mencoba menebak.

Hardi tersenyum bangga melihat reaksi Tio dan Nabila. Sambil bersedekap, dia mulai menjelaskan makna dari video tersebut.

"Video ini saya rekam saat saya masih menjadi suami Irma Riyanti. Awalnya, saya berniat untuk membuat konten Instagram yaitu memberikan kejutan untuk Irma, tetapi saya malah menemukan mantan istri saya sendiri berselingkuh dengan seorang teman kolaboratornya."

Tio masih tercengang. Dia mencoba menyusun potongan-potongan informasi dalam pikirannya. "Tunggu, jadi ... tanggal surat cerai, serta tanggal unggahan video kolaborasi pertama mereka, semuanya di acara ulang tahun Irma..."

Mission to be LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang