Bab 31

77 4 0
                                    

***

"Selamat siang, Pak Budi Kusuma." Seorang pria berjas hitam dengan kemeja biru sebagai dalaman spontan membungkuk memberi hormat pada petinggi perusahaan TimeY, yang mana beliau sedang menunggu sekretaris menjemput di depan lobby gedung.

"Siang, Egi. Gimana kabarmu setelah saya tidak pernah berpapasan dengan kamu?" Budi mendekati Egi dan langsung menepuk bahu pria muda itu. "Bagaimana tim kreatif? Berjalan dengan baik?"

Pria bernama Egi itu terperangah, sambil membalas uluran tangan yang sempat Budi sodorkan padanya.

"Tentu. Tim kami benar-benar sukses untuk membuat TimeY diperluas jangkauannya. Kami pun menyalurkan beberapa ide agar digunakan sebagai inovasi."

"Saya sangat suka kewibawaan kamu, Egi." Budi mengangkat jempolnya rendah. "Saya yakin sebentar lagi kamu akan naik jabatan jadi manajer. Tapi ya, saya rencananya mau menempatkan kamu di divisi marketing. Tentu dengan jabatan manajer."

Tidak ada reaksi apa-apa dari Egi, hanya membungkuk pelan melalui kepala.

"Oh iya, Pak Budi. Gimana kabar Adel? Baik-baik saja, kan? Bagaimana dengan ..."

Baru juga Egi membahas tentang mantan pacar, Budi spontan menyela.

"Dia sudah punya pacar."

Egi menaikkan kedua alisnya. "Pacar? Cepat sekali ya Adelia punya pacar?"

Budi mengangguk mantap. "Adelia sudah move on dari beberapa mantannya. Sekarang dia sedang menjalin hubungan dengan seseorang."

Senyuman Egi terpatri begitu mendengar hal tersebut. "Wah baguslah kalau Adelia bisa pacaran lagi setelah putus lagi dari saya."

"Saya tahu kamu pasti ingin kembali pada Adel. Tapi saya mohon maaf, Adelia nyaman dengan pacarnya yang sekarang."

Budi kembali menepuk pundak Egi seraya memberikan hubungan. "Kamu nggak usah khawatir, masih banyak wanita lain yang mungkin sekiranya cocok untukmu."

Tepat saat usai mengatakan itu, mobil sedan hitam menepi tepat di hadapan mereka berdua. Budi pun melangkah kecil menuju pintu mobil dan membukanya.

"Saya duluan, ya."

Egi membalas dengan menundukkan kepala. Mobil sedan itu mulai melaju dan menjauh dari pandangannya.

Sejenak Egi merasakan ada yang lain dari dalam hatinya. Memang dia sudah menjadi mantan pacar Adelia namun dia belum bisa memberikan kesan baik pada Adelia dan akhirnya berujung pertengkaran dan putus hubungan.

Andai saja bisa mengulangi momen bersama Adelia, dia pasti akan membahagiakan wanita itu. Kini dia bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan di TimeY. Bekerja di bagian kreatif tidaklah buruk baginya sebab Egi punya wawasan luas dan mampu membawa TimeY ke arah yang lebih baik.

Egi masih berdiri di depan lobby, justru mengingat pertengkarannya dengan Adelia sebelum benar-benar putus.

(Kenapa sih kamu bilang yang nggak-nggak pada ayahku? Kamu mencoba cari perhatian ya?)

Masih teringat jelas semburan amarah Adelia padanya. Membuat dia juga ikut terpancing emosi hingga mereka bertengkar.

Sudahlah, itu hanya bagian dari masa lalunya. Yang penting dia senang begitu tahu Adelia bahagia memiliki pacar.

Sementara itu di dalam mobil, Budi sedang memegang bibir bawahnya seraya pandangan mengarah ke luar jendela.

Sekretaris laki-laki berkacamata itu berusaha memecah hening sebab Budi terus melakukan itu dari saat masuk mobil.

Mission to be LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang