Bab 50

62 5 0
                                    

***

Beberapa hari kemudian

"Tunggu. Apa semua ini?" Irma dikejutkan dengan banyak pesan pribadi yang masuk melalui akun Instagram miliknya. Rata-rata semuanya adalah hujatan. Bahkan melalui komentar di postingan terbaru.

"Kenapa, beb?" Rafli yang kebetulan sedang makan roti isi menghampiri meja komputer yang diduduki Irma lalu mencondongkan kepalanya ke layar komputer.

"Nggak mungkin. Kok bisa aku dihujat, sih?" tanya Irma heran. Tangannya pun menggerakkan tetikus kemudian membuka postingan terbaru di halaman media sosial miliknya.

Banyak sekali komentar negatif yang dilayangkan padanya. Termasuk salah satunya adalah meminta klarifikasi dari Irma.

(Habis dari akun lambe tempe, ktnya Irma selingkuh dari suaminya dulu? Sy tidak prcaya, mau dgr langsung dari Irma sendiri.)

Setelah membaca satu komentar tersebut, di bawahnya beberapa ada yang mencaci maki Irma di komentar.

(Dasar wanita pencari nafsu. Syukur-syukur punya suami baik macam Pak Hardi, kamu malah selingkuh. Apa yg kurang dari Pak Hardi, hah?)

(Irma ini pada dasarnya tidak puas ama satu laki ya. Makanya embat teman kolaborasinya sendiri. #ups)

(Irma cantik tapi hatinya busuk. Mengkhianati suaminya sendiri, cuih)

Sejenak Irma menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi putar warna merah muda. Irma memejamkan kedua mata sambil mengatur napasnya.

Rafli melakukan pertolongan pertama dengan menutup laman web yang sempat dibuka Irma.

"Benar-benar gila. Followers-ku di Instagram menurun drastis. Subscriber juga menurun. Kira-kira siapa yang bikin aku jadi begini?"

Irma kini kebingungan, dia tidak tahu apa yang menyebabkan dia jadi sasaran hujatan serta bagaimana masalah pribadinya bisa terungkap begitu saja di khalayak publik. Padahal semalam, dia merasa bahagia sebab mendapat endorsement dari sebuah brand internasional. Tapi kenapa semuanya terjadi begitu cepat?

"Cuma aku yang tahu permasalahanku sama Hardi," celetuk Irma menaruh kepalan tangannya di atas kening. "Nggak mungkin kan ada yang mengintai kita atau Hardi suruh orang buat ungkapin perbuatan kita."

Rafli, sambil menghela napas berat, mengamati sesuatu di ponselnya. Dengan ragu, dia menunjukkan layar ponselnya kepada Irma yang menampilkan video dari kamera tersembunyi.

"Video terbaru milik Hardi di kanal YouTubenya." Rafli tetap memperlihatkan layar ponsel miliknya sambil berbicara agak parau. "Isi videonya sih dia klarifikasi atas kesalahan yang kamu perbuat hingga membuat Hardi dihujat dua tahun lalu. Terus ... tiba-tiba terselip video kita yang berciuman di unit apartemen kamu dan Hardi." Rafli menggigit bibir bawahnya sambil menundukkan kepala sangat menyesal.

Irma merebut ponsel dari tangan Rafli dan menonton video tersebut dengan cermat. Tidak dapat dipungkiri, wanita dalam video itu adalah dirinya, sementara pria yang ada di hadapannya adalah Rafli. Keduanya terdengar mengucapkan nama satu sama lain sambil mendesah dengan penuh nafsu.

Irma kemudian menyadari sesuatu yang sangat penting. Saat mereka tertangkap basah oleh Hardi, apakah mantan suaminya itu sempat merekam momen mereka bercumbu?

Nggak. Nggak mungkin Hardi merekamku waktu kami ketahuan olehnya. Nggak mungkin.

"Karir kita sudah hancur, beb," kata Rafli dengan penuh kekecewaan. "Padahal sebelumnya kita baik-baik saja. Aku tidak tahu bagaimana video ini tersebar begitu cepat, mengingat videonya diunggah hampir seminggu lalu dan akun gosip mempostingnya empat jam yang lalu."

Mission to be LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang