35. Hampir Ditipu

1.7K 70 0
                                    

Setelah selesai melaksanakan sholat subuh, Agra kembali melanjutkan tidurnya. Berkali-kali Aliya sudah memperingatkan bahwa tidur setelah sahur dan sholat subuh itu tidak baik untuk kesehatan, tetapi Agra tidak terlalu menghiraukannya. Pada akhirnya, Aliya pun tidak bisa berbuat banyak. Dia sangat paham dengan keadaan sang suami yang sangat butuh istirahat yang cukup karena harus bekerja seharian di kantor.

Sementara Aliya, berhenti dari kegiatan kantornya karena ingin fokus menjadi ibu yang baik bagi anak pertamanya dan mengurus rumah.

Kini, jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Aliya yang baru saja keluar dari kamar mandi pun terheran-terheran karena sang suami masih saja meringkuk di atas kasur seperti bayi.

"Ya Allah, Pak Agrata Razzan Rahmatullah ini masih tidur?" gumam Aliya seraya naik ke atas tempat tidur dan membuka selimut yang menutupi tubuh sang suami.

"Heh! Berpuasa itu bukan berarti kamu bisa tidur satu hari penuh. Tetap aja, kamu harus beraktivitas kayak biasa," lanjut Aliya seraya membangunkan tubuh sang suami.

"Aliya ... please deh, aku lagi lemah lunglai letih lesu loyot sekarang," ucap Agra dengan mata yang masih terpejam.

"Itu cuma sugesti aja. Semakin kamu pikirin, semakin kamu akan merasa lapar dan juga haus."

Agra kembali membaringkan tubuhnya, berniat untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.

"Agra!" seru Aliya seraya kembali membangunkan tubuh laki-laki itu.

"Ayo pergi ke kantor! Kamu akan sibuk kerja, dan tanpa kamu sadari, hari udah berlalu," ucap Aliya.

Agra tidak menghiraukan itu dan kembali berbaring sambil menutup mata.

"Agra, ayo bangun! Apa papa juga tidur selama dia puasa, hah? Kamu puasa buat papa kamu, kan? Ayo, cepat bangun!" Aliya kembali membangunkan tubuh sang suami, dan kali ini Agra telah mendapatkan kesadarannya seratus persen.

"Kamu bener," ucap Agra seraya mengangguk.

"Kamu tau nggak? Di dalam Al-Qur'an dijelaskan betapa mulia dan berkahnya bulan ini. Di bulan ini, apa pun kerja keras kamu pasti akan dapat keberhasilan. Ayo, sekarang kamu harus cepat-cepat bersiap ke kantor. Aku akan menemani papa."

Aliya turun dari tempat tidur dan segera pergi dari kamar.

Aliya berjalan menyusuri rumah mewah itu hingga dia sampai di kamar sang ayah mertua.

Hatinya berdesir ketika melihat keadaan Abrar yang hanya bisa terbaring di atas kasur. Dengan cepat, Aliya pun naik ke atas tempat tidur dan duduk di samping laki-laki paruh baya itu.

"Selamat pagi, Pa. Selamat bulan puasa. Papa tau? Ada hal yang besar sekali di bulan puasa ini. Putra kecil Papa berpuasa buat pertama kalinya dalam hidup dia dan dia berpuasa buat kesembuhan Papa. Dalam hidupnya ini, dia kangen banget sama kehadiran Papa. Dan demi melihat Papa sembuh, Agra rela melakukan apa pun juga dan aku selalu berdoa buat kesembuhan Papa. Tuhan pasti akan mengabulkan doa kita. Dokter dan para ahli terapi juga udah berusaha keras dan aku juga akan mencari ramuan herbal yang bisa bikin Papa sembuh dengan lebih cepat. Dan Rendy akan mencari seluruh cara supaya Papa bisa kembali pulih seperti sebelumnya," ucap Aliya.

Tanpa Aliya sadari, Agra tengah tersenyum memperhatikan dirinya saat dia berdiri di ambang pintu. Ketika Aliya menyadari kehadirannya, barulah Agra mendekatkan dirinya pada mereka.

Agra pun duduk di atas tempat tidur lalu menggenggam tangan sang ayah.

"Pa, keponakan kesayangan Papa ini bilang kalo di bulan puasa ini apa pun pekerjaan kita, pasti bakalan sukses. Karena itu aku bakal nyelesain proyek baru impian Papa. Di bulan yang penuh berkah ini, aku bakal nyelesain itu," ucap Agra lalu mengecup punggung tangan sang ayah.

Kiblat Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang