Di sisi lain, Aliya yang berniat untuk berjalan-jalan dan mencari udara segar di sekitar komplek, malah tersesat di pemukiman tanpa penduduk.
Aliya yang terus berjalan melamun tidak sadar bahwa dia sudah berjalan sejauh itu. Dia juga meninggalkan ponselnya yang mati di dalam kamar. Sekarang, dia hanya melihat pohon demi pohon dan sudah semakin jarang ada rumah.
Hari sudah gelap, dan suasana itu membuat Aliya merinding. Awalnya, dia ingin pergi menuju taman komplek tetapi dia lupa arah dan malah tersesat sampai ke tempat itu.
"Aku di mana ya ini? Kok nggak ada rumah orang, sih?" gumam Aliya seraya memperhatikan sekelilingnya. Tidak ada apa pun kecuali lampu jalanan di sana.
Angin dingin yang bertiup membuat bulu kuduk Aliya berdiri. Ditambah, suara burung gagak semakin menambah suasana seram yang membuat Aliya hampir menangis.
Dengan cepat dia berjalan memutar balik, Aliya mempercepat langkahnya berharap dia bisa menemukan rumah warga secepatnya dan bisa meminta tolong untuk menghubungi keluarganya.
Namun, dia malah bertemu dengan persimpangan dan tidak tahu harus memilih jalan yang mana.
"Aduh ... Aku tadi lewat jalan yang mana, ya?" gumam Aliya.
"Dasar bajingan! Ini semua gara-gara Agra! Apa pacarnya itu udah dianggap istri pertama dan aku cuma istri kedua? Bisa-bisanya dia pulang dalam keadaan mabuk dan diantar sama perempuan itu? Habis ngapain aja mereka? Kalo gitu seharusnya bilang aja sama aku dari awal. Kenapa pakai bohong segala? Dasar laki-laki jahat! Seharusnya dari awal aku sadar kalo dia itu laki-laki brengsek, dan nggak berharap lebih sama dia." Sambil terus menggerutu, Aliya akhirnya memilih untuk berbelok ke arah kanan.
Ya Allah maafkan hamba karena tadi ngumpat suaki hamba sendiri, tapi beneran hamba nggak bisa tahan-tahan lagi, batin Aliya.
Tiba-tiba, Aliya merasakan perutnya bergetar lalu berbunyi. "Aduh ... Aku lapar."
Pada saat itu ... Aliya melihat sebuah jip yang diisi oleh tiga orang laki-laki. Cahaya lampu dari jip mereka mengenai Aliya.
"Itu Aliya!" seru Riko seraya menunjuk ke arah gadis itu.
"Sister, itu kamu bukan?!" teriak Chandra dari kejauhan.
Mendengar suara orang yang memanggilnya sister, Aliya langsung tahu bahwa itu pasti teman-teman Agra karena hanya mereka yang memanggilnya seperti itu.
"Sebelah sini!" teriak Aliya seraya melambaikan tangannya.
Melihatnya, Arkan segera melajukan jipnya mendekat ke arah Aliya.
Riko pun segera turun dari mobil untuk membantu Aliya naik ke atas jip.
"Sister, semua orang khawatir sama keadaan Sister. Kenapa bisa nyasar sampai ke sini?" tanya Arkan seraya melajukan mobilnya menuju rumah.
"Katanya Sister lagi sakit, kan? Udara malam nggak bagus buat Sister. Pakai ini." Chandra melepaskan jaket jeans yang dia kenakana, lalu ingin memakaikannya ke bahu Aliya.
"Aku bisa pakai sendiri. Makasih, ya." Aliya mengambil jaket itu, lalu memakainya.
"Sister nggak apa-apa, kan?" tanya Riko.
Aliya mengangguk.
Mereka pun segera pergi menuju rumah.
"Kok kalian bisa tau aku nyasar di sini?" tanya Aliya.
"Agra nyuruh kita buat nyari Sister. Katanya Sister pergi dari rumah dan nggak pulang-pulang. Mana katanya lagi sakit juga," ucap Arkan yang fokus ke jalanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/124451826-288-k944149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat Cinta [LENGKAP]
EspiritualMenikah dengan sepupu sendiri mungkin adalah hal yang sangat tabu di masyarakat. Tetapi, itulah yang terjadi pada Agrata Razzan Rahmatullah dan Aliya Shakaela Zanitha yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman. Sifat yang sangat jauh berbeda...