Saat tiba di rumah mereka, Arumi dan Aliya segera masuk ke dalam. Hamdan dan Keira tidak bisa membendung keterkejutannya dan langsung memeluk Aliya seraya menangis setelah melihat gadis itu kembali pada mereka. Lalu setelah itu, satu hari mereka habiskan bersama-sama, seperti dulu.
Paginya, Aliya pergi ke rumah Sandy untuk melakukan pekerjaannya sebagai pengasuh Serlie. Dia tidak sempat berpamitan dengan siapa pun karena Arumi sedang ke pasar, Keira sudah pergi bekerja, dan Hamdan sedang mandi. Jadi dia hanya berpamitan melalui secarik kertas yang dia letakkan di atas meja ruang tamu.
Di sisi lain, Arumi yang baru pulang dari pasar sangat panik karena tidak menemukan Aliya di mana pun. Dia kemudian bertanya pada Hamdan.
"Aliya di mana, Kang?" tanya Arumi.
"Dia pergi tadi pagi."
"Pergi? Ke mana?"
Hamdan kemudian menyerahkan sebuah kertas tanda pamit itu kepada Arumi. Istrinya itu langsung menghela napas setelah membacanya.
"Akang seharusnya ngikutin dia, nanti kalo dia sembunyi lagi dari kita gimana?"
"Dia pergi waktu saya lagi mandi. Tapi ... Saya terus kepikiran gimana sama Abidzar? Kalo kita mikirin Agra, ini bukan ide yang bagus. Kalo saya mikirin Aliya, saya pengen mempertemukan dia sama anaknya. Aliya pasti pengen tau tetang Abidzar, dia pasti pengen ngeliat anaknya. Dia pasti kangen sama Abidzar sama seperti kita kangen sama dia," ucap Hamdan.
Setelah mendengar ucapan Hamdan, Arumi pergi ke kantor Agra untuk menemui laki-laki itu. Dia ingin membicarakan banyak hal dengan keponakan yang sebenarnya sangat dia sayangi.
Saat sudah bertemu dengan Agra, Arumi bertanya banyak hal tentang Aliya karena dia yakin kalau Agra pasti sudah bertemu dengan Aliya. Dengan sabar, Agra menjawab setiap pertanyaan yang keluar dari mulut Arumi.
"Jadi pengasuh anaknya Sandy?" tanya Arumi.
Agra mengangguk. "Dia juga sering ngajak Abidzar jalan-jalan setelah pulang sekolah."
"Tante udah menduga dia akan menemui Abidzar. Apa istri kamu tau?" tanya Arumi.
"Tante ... Aku nggak punya istri," ucap Agra dengan kepala yang selalu menunduk karena rasa bersalahnya yang teramat besar.
"Ma-maksud kamu?"
"Aku nggak pernah menikah semenjak bercerai sama Aliya."
Arumi semakin terkejut mendengarnya. "Terus wanita yang selama ini mengasuh Abidzar? Yang mengantar dia pergi dan pulang sekolah itu siapa?"
"Dia temen aku, Tante. Selama ini, dia ngebantu buat ngurus Abidzar. Karena biar bagaimanapun, Abidzar perlu seorang perempuan yang bisa dia panggil mama," ucap Agra.
"Tapi dia tau kalo Aliya itu ibu kandungnya Abidzar?"
Agra mengangguk. "Mereka berdua udah kenal jauh sebelum ini semua terjadi. Maafin aku. Aku bakal coba secepat mungkin buat--"
"Apa yang bakal kamu lakuin? Kamu nggak perlu ngelakuin apa pun. Tante datang karena khawatir kamu bakal kayak gini. Tante memang sakit hati sama apa yang udah kalian lakuin sama Aliya, untuk itu Tante minta maaf karena hubungan kita sempat renggang. Tapi kamu harus tau, jauh di lubuk hati Tante yang terdalam ... Tante sangat menyayangi kamu. Dan juga, karena Aliya udah kembali bukan berarti Abidzar bisa dijauhin dari teman kamu itu. Teman kamu juga ibunya Abidzar. Tapi Tante juga senang karena Aliya bisa ngeliat anaknya dari dekat," ucap Arumi.
"Maaf karena aku nggak ngasih tau Tante lebih awal," ucap Agra.
Arumi diam sejenak memperhatikan Agra yang menundukkan kepalanya dalam-dalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/124451826-288-k944149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat Cinta [LENGKAP]
EspiritualMenikah dengan sepupu sendiri mungkin adalah hal yang sangat tabu di masyarakat. Tetapi, itulah yang terjadi pada Agrata Razzan Rahmatullah dan Aliya Shakaela Zanitha yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman. Sifat yang sangat jauh berbeda...