Raisa dan Rani sedang menyiapkan sarapan di dapur bersama Bi Asri. Mereka heran karena sampai saat Aliya belum juga keluar kamar. Biasanya dia juga sudah berada di antara mereka untuk membantu memasak.
"Tumben Aliya nggak bangun, apa dia sakit ya?" tanya Rani.
"Kayaknya sih nggak, Ma. Aku ingat tadi malam Aliya ikut nonton bola sama Agra dan temen-temennya," jawab Raisa.
"Serius Aliya ikut nonton bola? Kamu tau dari mana?" tanya Rani lalu tertawa.
"Farhan bilang sama aku katanya Aliya ikut nonton sama mereka."
Lalu mereka semua tertawa karena kekocakan Aliya.
"Beneran?" tanya Rani dengan masih ada sisa tertawa.
Raisa mengangguk.
"Iya, Nyonya. Tadi malam Non Aliya juga bantuin saya masak buat Den Agra dan teman-temannya," ucap Bi Asri.
"Kayaknya dia ketiduran deh, Ma gara-gara begadang tadi malam," ucap Raisa yang membuat mereka kembali tertawa.
"Ada-ada aja anak itu." Rani menggeleng-gelengkan kepalanya.
Lalu, Raisa membuat dua buah jus.
"Buat siapa itu, Rai?"
"Buat Aliya sama Agra, Ma. Aku mau anterin ini sekalian bangunin mereka buat sarapan," ucap Raisa.
Lalu Raisa membawa jus itu ke kamar Aliya dan Agra. Dia membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci.
Alangkah terkejutnya Raisa saat melihat Aliya dan Agra tidur dengan saling berjauhan dan berbataskan guling di tengah-tengah keduanya, bahkan dua buah jus di tangannya hampir saja terjatuh.
Apa mungkin mereka masih belum baikan juga sampai sekarang? Apa masih berantem karena insiden tamparan itu, ya? Tapi tadi malam mereka udah baik-baik aja perasaan, batin Raisa yang menjadi kebingungan sendiri.
Agra sebenarnya mendengar suara pintu kamarnya terbuka, tapi dia tidak bisa membuka matanya karena merasa sangat mengantuk. Telerbih, dia mengira bahwa yang masuk adalah Bi Asri, jadi dia santai saja karena Bi Asri tahu bahwa selama ini mereka memang tidur dengan posisi seperti itu.
"Taro di nakas aja Bi," ucap Agra dengan mata tertutup seakan dia tahu apa yang sedang dibawa Raisa.
"Enak aja manggil aku 'Bi'. Aku ini Raisa, kakak ipar kalian," ucap Raisa.
Agra dan Aliya langsung membuka matanya dan mengubah posisi mereka. Terlihat guratan kekhawatiran dari wajah dua orang itu.
"Pagi adik-adikku," ucap Raisa seraya tersenyum lebar.
"Pagi juga, Kak," ucap Aliya seraya nyengir tidak enak.
"Kalian kok tidurnya kayak gitu, sih? Apa jangan-jangan sampai sekarang kalian masih belum baikan juga?" tanya Raisa.
Aliya dan Agra menjawab tidak secara bersamaan.
"Kita baik-baik aja. Iya kan, Sayang?" ucap Agra.
Aliya merasa ingin muntah mendengar Agra memanggilnya dengan sebutan sayang. Tapi lalu dia tersadar dan mengiyakan ucapan Agra.
Raisa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat itu. Dia tetap yakin bahwa masih ada masalah yang belum selesai antara Agra dan juga Aliya.
"Agra, Aliya, ingat ya. Kalian itu udah bukan anak kecil lagi. Aku paham yang terjadi sama kalian satu minggu yang lalu dan keputusan Agra yang nggak pulang selama satu minggu. Tapi, nggak baik kalo suami dan istri berantem terlalu lama. Kalian harus bisa mencari jalan keluar atas masalah kalian berdua. Kalo salah satu menjadi api, maka salah satu dari kalian juga harus bisa jadi air," nasihat Raisa yang hanya disambut oleh wajah cengo Aliya dan Agra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat Cinta [LENGKAP]
ДуховныеMenikah dengan sepupu sendiri mungkin adalah hal yang sangat tabu di masyarakat. Tetapi, itulah yang terjadi pada Agrata Razzan Rahmatullah dan Aliya Shakaela Zanitha yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman. Sifat yang sangat jauh berbeda...