49. Tidak Mendapat Kesempatan yang Sama

5.7K 275 6
                                    

Hari ini, Aliya akan melakukan apa yang sudah dia rencanakan. Dia akan pergi ke rumah Agra. Tetapi bukan untuk kembali lagi ke rumah itu, melainkan hanya ingin memperhatikan putranya dari jauh. Siapa tahu dia bisa melihat sang anak meskipun hanya dari luar pagar.

Setelah melalui perjalanan yang cukup sebentar, akhirnya Aliya sampai di rumah yang lebih terlihat seperti istana itu. Tetapi sepertinya sedang diadakan pesta di sana, terlihat dari balon-balon yang menghiasi rumah mewah itu.

Aliya yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi memberanikan diri untuk masuk ke dalam dan dia melihat banyak sekali orang di sana. Rupanya itu adalah pesta ulang tahun, dan setelah dia ingat-ingat, anaknya lahir tepat di tanggal ini. Itu artinya, ini adalah pesta ulang tahun Abidzar.

Dia terus berjalan menyusuri taman belakang rumah itu dan langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria yang sangat dia kenal melebihi siapa pun sedang bermain di atas trampolin bersama seorang anak laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Agra dan Abidzar.

Tiba-tiba terdengar suara wanita yang sepertinya tidak asing bagi Aliya. "Sayang, sayang lihat ke kamera. Kamu keliatan ganteng banget," ucap wanita itu yang ternyata adalah Dhea yang sedang merekam Agra dan Abidzar.

"Hai, Mama. Hai ...." Agra melambaikan tangannya ke arah kamera dan meminta Abidzar untuk melakukan hal yang sama.

Seketika lutut Aliya melemas melihat itu, air matanya yang menggenang sudah siap untuk terjatuh. Rasanya seperti jutaan pedang telah menghunus hatinya sehingga sekarang hatinya terasa sakit dan hancur berkeping-keping. Ternyata, Agra telah memiliki kehidupannya sendiri dan telah melupakan dirinya.

Perlahan-lahan dia mundur, dan segera berlari meninggalkan tempat itu dengan air mata bercucuran. Dia tidak sanggup lagi melihat semuanya.

***

Keesokan harinya, Aliya kembali ke rumah Agra. Dia berusaha menantapkan hatinya. Memang kenapa jika Agra sudah menikah lagi? Toh Aliya hanya berniat untuk melihat putranya.

Saat baru saja sampai di dekat sana, dia melihat Dhea akan mengantar Abidzar ke sekolah. Sesegera mungkin Aliya melajukan mobilnya dan mengikuti taksi yang membawa Dhea dan putranya itu pergi.

Walaupun hatinya berdenyut sakit saat mengetahui Agra telah menikah lagi, tetapi Aliya bersyukur karena Agra menikah dengan Dhea. Aliya yakin bahwa Dhea telah menjadi istri yang baik bagi Agra, dan ibu yang baik bagi Abidzar.

Setelah mati-matian mengikuti taksi itu, akhirnya mereka sampai di sebuah TK unggulan yang ada di Jakarta. Akhirnya Aliya mengetahui di mana Abidzar bersekolah.

Saat sampai di sana, Aliya segera keluar dari mobil dan terus mengikuti Dhea secara sembunyi-sembunyi. Ketika anak-anak sudah masuk ke area sekolah, beberapa ibu-ibu mendekati Dhea dan berbicara dengannya.

"Mamanya Abidzar, kamu sibuk nggak? Mau ikut nongkrong sambil ngobrol-ngobrol sama kita nggak? Ya ngebahas tentang anak-anak aja," ajak seorang ibu yang terlihat sedikit lebih tua dari Dhea.

"Iya, ayo gabung sama kami. Siapa tau kan kita bisa lebih deket," sahut ibu yang lain.

"Maaf saya nggak bisa, soalnya saya harus kerja hari ini," ucap Dhea menolaknya secara halus lalu segera pergi dari sana.

"Dasar nggak tau sopan santun."

"Saya heran deh Jeng, anaknya baru umur 5 tahun tapi udah diikutin les sana sini. Seharian sibuk sama banyak les seakan-akan dia nggak ngebiarin anak dia buat istirahat dan main."

Aliya mulai mencium bau-bau orang yang akan mengghibah dari kedua ibu-ibu itu.

Bagus banget ya, mereka ngegosip di lingkungan sekolah, batin Aliya yang mulai kesal dengan ibu-ibu itu.

Kiblat Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang