15. Pertandingan Sepak Bola

7.7K 411 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, tetapi Aliya masih belum mengantuk dan masih stay di depan tv yang ada di ruang tamu untuk menonton Drama Korea kesukaannya.

Sudah satu minggu sejak Agra tidak pulang ke rumah. Yang awalnya Aliya merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan itu, kini dirinya malah mulai terbiasa dengan ketidakhadiran Agra.

Bodo amat mau dia pulang atau tidak, Aliya sudah tidak peduli lagi.

Tak lama setelah itu, Aliya mendengar suara bel rumah itu berbunyi. Siapa yang datang malam-malam begini?, batin Aliya.

Aliya ingin membuka pintu, tapi Bi Asri lebih dulu berjalan menuju pintu. Lalu dia melihat Agra masuk ke dalam rumah dengan membawa rombongan. Sepertinya mereka adalah teman-teman Agra.

"Udah satu minggu nggak pulang, sekalinya pulang eh bawa rombongan. Dasar laki-laki," sewot Aliya dengan mimik wajah yang sangat julid.

"Mereka ngapain sih Bi pada dateng rombongan gitu? Bisa-bisanya habis satu minggu nggak pulang, Agra malah bawa rombongan tengah malam kayak begini," tanya Aliya pada Bi Asri.

"Ooh itu Non, mereka itu teman-temannya Den Agra. Lagi pula, den Agra memang sudah biasa bawa teman-temannya. Bahkan, kadang teman-temannya itu bisa nginap di sini berhari-hari. Karena sekarang lagi musim bola, mungkin mereka mau nobar sepak bola," ucap Bi Asri menggunakan istilah kekinian yang membuat Aliya terkekeh.

"Emang Bibi tau nobar artinya apa?"

"Nonton bareng. Iya kan, Non?" ucap bi Asri seraya nyengir.

Aliya mengangguk lalu tertawa.

"Tapi Bibi bingung Non, mau masak apa ya buat mereka?"

"Loh, harus dibuatin makanan juga ya Bi?" tanya Aliya.

"Iya Non, kan buat cemilan mereka waktu nonton nanti."

Aliya tersenyum. "Kalo gitu aku akan bantuin Bibi masak."

Mereka mulai menuju dapur, Aliya teringat kalau waktu itu ibunya memberikan bumbu halus untuk membuat karedok, makanan khas Bandung.

Lalu dia membuka kulkas dan menemukan bumbu itu didalamnya.

"Gimana kalo kita masak karedok aja, Bi?"

"Karedok? Makanan khas Bandung itu, ya?" tanya Bi Asri.

Aliya mengangguk. "Kebetulan waktu itu bunda kasih bahannya sama aku."

"Owalah, jadi bahan-bahan yang ada di kulkas itu bahan-bahan karedok ya, Non? Bibi kira bumbu apa gitu," ucap Bi Asri.

"Bibi bisa kan masak karedok?"

"Bisa sih Non, soalnya waktu itu Bibi pernah bikin juga."

"Yaudah kalo gitu Bibi bikin karedoknya ya, aku mau bikin bandros juga soalnya," ucap Aliya.

Bi Asri hanya mengangguk.

Sekitar 30 menit kemudian, masakan mereka sudah matang.

"Ooh itu yang namanya bandros, Non?" tanya bi Asri.

"Iya Bi. Bibi mau nyoba?"

"Mau, Non." Bi Asri nyengir.

Bi Asri memotongnya sedikit lalu mencicipi makanan itu.

Aliya membawa karedok dan bandros itu ke kamar. Tapi saat sampai didepan kamar. Dia membaca tulisan yang ada di pintu kamarnya.

Yang tidak berkepentingan dilarang masuk!!!

Aliya kesal melihat itu, tidak lain dan tidak bukan itu pasti adalah kerjaannya Agra. Dia mencoba membuka pintunya tapi dikunci.

"Agra buka, dong! Aku bawain cemilan buat kalian. Ishh mau makanan apa nggak sih?!" teriak Aliya dari luar kamar.

Kiblat Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang