Aliya memberhentikan mobilnya di depan restoran. Dia masuk ke dalam restoran itu tapi tak mendapati sosok yang dia cari.
Mungkin dia belum datang, batin Aliya lalu mencari tempat duduk.
Gadis itu memesan makanan dan minuman pada seorang pelayan restoran.
"Hai, Aliya!" sapa Agra yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapan gadis itu.
Aliya menoleh dan menemukan Agra yang sudah berdiri di hadapannya.
Siapa dia? Kenapa dia bisa tau nama aku, ya?, batin Aliya seraya mengerutkan keningnya.
"Gue Agra, sepupu lo yang dulu sering lo kerjain. Dan sekarang gue sudah menjelma menjadi makhluk paling tampan di dunia ini," ucap Agra dengan ke-PD-an tingkat tinggi.
Aliya memutar bola matanya malas, dalam hatinya dia berpikir kenapa harus bertemu dengan Agra lagi.
"Ooh, yaudah kalo gitu silakan duduk," ucap Aliya.
Agra mendudukkan dirinya di kursi depan Aliya dan memesan beberapa makanan untuknya.
"Lo kerja sekarang?" tanya Agra
Aliya mengangguk.
"Trus lo ngapain di sini?" tanya Agra.
"Nungguin calon suami aku. Dia ngajak aku ketemuan hari ini karena besok dia mau ke Turki," ucap Aliya tanpa ekspresi pada Agra.
"Lah, lo kan mau nikah. Ngapain coba dia ke Turki?" tanya Agra bingung.
Aliya mengendikkan bahunya.
"Kamu kok bisa ada di sini, sih?" tanya Aliya
"Gue mau ke rumah lo," ucap Agra santai sambil menyuap makanannya.
"Ngapain?" tanya Aliya, firasat tidak enak mulai menghantui dirinya.
"Ya bantu-bantu buat pernikahan lo lah. Emang ngapain lagi coba?"
Bantu-bantu menurut Agra, berarti bencana untuk Aliya. Aliya tau bahwa Agra adalah orang yang ceroboh dan pernikahannya mungkin tidak akan pernah terlaksana jika Agra ada.
"Hah? Nggak. Aku nggak mau ya kamu bantu-bantu. Nanti pernikahan aku jadi hancur lagi gara-gara kamu." Aliya menggelengkan kepalanya.
"Emang lo pikir gue mau apa bantu-bantu? Gue juga nggak mau kali. Gue diancam sama papa kalo nggak bantuin kalian, kartu kredit dan semua fasilitas gue bakal dicabut. Dan gue nggak bisa ngebiarin hal itu terjadi," ucap Agra.
"Lo mau ke mana?" tanya Agra saat melihat Aliya berdiri dari duduknya, tanpa menjawab perkataannya.
"Mau ke toilet." Aliya hendak berjalan tetapi kakinya tersandung kaki meja.
Agra yang melihat itu pun reflek menangkap tubuh Aliya supaya tidak jatuh.
Dari kejauhan terlihat seorang pria memperhatikan mereka dengan tatapan dan ekspresi yang sulit diartikan. Entah apa yang ada di pikiraannya saat jnj. Yang jelas, dia langsung pergi meninggalkan tempat itu setelah melihat kejadian tersebut.
"Eits lepasin tangan kamu, bukan mahram," ucap Aliya.
Agra langsung melepaskan pegangannya di tubuh Aliya.
Brukk
"Aduh!" pekik Aliya
Aliya yang belum menyeimbangkan dirinya terjatuh menghantam lantai.
"Ishh jahat banget sih sama sepupu sendiri juga!" gerutu Aliya.
"Lah tadi katanya suruh lepas sekarang malah bilang jahat, gimana sih?" Agra tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat Cinta [LENGKAP]
SpiritualMenikah dengan sepupu sendiri mungkin adalah hal yang sangat tabu di masyarakat. Tetapi, itulah yang terjadi pada Agrata Razzan Rahmatullah dan Aliya Shakaela Zanitha yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman. Sifat yang sangat jauh berbeda...