38. Catatan Sayang

1.4K 54 0
                                    

Keesokan harinya, Aliya bangun dari tidurnya dan melihat Agra yang sudah berpakaian rapi di depan meja rias. Karena itu, gadis itu langsung terkejut. Aliya pun segera bangun dan beranjak dari tempat tidur.

"Kamu udah bangun? Ya Allah kenapa aku bisa kesiangan? Kerjaan aku masih banyak. Ngurus Abidzae, ngasih papa obat, Quina sama Quino juga harus belajar, terus menyiapkan makanan buat buka puasa. Aku juga harus--" Perkataan Aliya terhenti ketika Agra menariknya lalu meletakkan tangannya di bahu sang istri.

"Selamat berpuasa hari ke dua, My Princess," ucap Rendy.

Aliya tersenyum malu mendengarnya. "Kamu juga, ya."

Agra pun menempel sesuatu di kaca meja rias milik Aliya.

"Itu apa?" tanya Aliya ketika melihat Agra menempel benda tersebut.

"Catatan sayang," ucap Agra.

"Catatan sayang?"

"Iya."

Aliya pun ingin mengambilnya, namun segera dicegah oleh Agra.

"Itu buat kamu sama aku." Agra kemudian melirik ke arah kasur, dan Aliya langsung mengerti apa maksudnya. "Seandainya aja kamu tau betapa aku kangen banget sama kamu. Tapi, bulan ini adalah bulan yang penuh berkah. Dan aku pasti bakal berusaha demi kebaikan kita," ucap Agra seraya menyingkirkan rambut-rambut kecil di wajah sang istri.

Aliya terkekeh mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Agra. Laki-laki itu pun menjauh untuk mengambil tas kerjanya.

"Kamu ini!" seru Aliya yang langsung membuat Agra menghentikan langkah kakinya.

Aliya pun segera menghampiri sang suami dengan malu-malu. "Boleh aku bicara?"

"Bilang aja," ucap Agra.

"Ini emang bulan Ramadhan ... Tapi setelah buka puasa, hal itu dibolehin, kok. Kamu ... Boleh nyentuh aku," ucap Aliya yang tidak berani menatap wajah Agra karena pipinya sudah memerah sekarang.

Mendengar itu, Agra langsung menarik Aliya ke dalam pelukannya.

"Jadi ternyata kamu bohongin aku? Kenapa nggak ngomong sebelumnya? Emangnya aku nggak bikin kamu senang?" tanya Agra.

"Diam kamu! Karena bukan itu yang utama. Yang diutamakan sekarang adalah ibadah, tapi ... Buat suami dan istri, hal itu juga ibadah," ucap Aliya yang mulai merapikan tempat tidur.

"Oke, jadi aku juga yang mutusin dan kamu cuma menerima?"

"Kamu adalah suami aku, jadi kamulah yang harus memutuskan. Dan apa pun keputusan kamu adalah keputusan yang baik buat aku, itu juga berlaku buat malam ini. Ada yang harus aku siapkan." Aliya pun segera duduk di atas tempat tidur.

"Apa pun yang kamu pengen juga pasti yang terbaik. Kalo kamu pengen beribadah, maka kita juga bakal ngelakuin ... Ibadah itu," ucap Agra.

"Ayo, tunjukkan ibadah yang baik dengan melakukan pekerjaan kamu."

Agra dan Aliya pun terkekeh bersama setelah Aliya mengatakan itu.

Setelah itu, Aliya mandi dan mulai bersiap-siap. Saat sudah rapi dengan gamis dan jilbab senada, dia kekuar dari kamar.

Di sisi lain, Rani yang berada di lantai mezzanine memanggil Raisa. Pada saat itu, Aliya berjalan menuju ruang tamu.

"Raisa!" panggil Rani dari atas sana.

"Iya, Ma?" tanya Raisa.

"Farhan udah pergi ke kantor?" tanya Rani basa-basi.

"Iya, Ma. Dia baru aja berangkat."

Kiblat Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang