4. Persiapan Pernikahan

10.8K 481 0
                                    

Pagi ini, terlihat semua orang tengah menyantap sarapan di ruang makan. Agra keluar dari kamarnya dan menyapa semua orang.

"Selamat pagi semuanya," ucap Agra pada semua orang.

"Pagi juga," ucap Aliya.

"Ayo Agra sarapan dulu," ucap Arumi.

Agra duduk dan mulai mengambil sarapannya.

"Aliya, habis ini kamu fitting baju pengantin, ya," ucap Arumi.

Aliya mengerutkan keningnya. "Aku fittingnya sama siapa? Dzaki kan udah pergi ke Turki. Masa aku sendirian, sih? Lagian hari ini aku harus ngantor, Bun," ucap Aliya.

"Kamu bisa pergi sama Agra. Loh, kamu nggak ngambil cuti?" tanya bu Arumi.

Aliya dan Agra saling menatap.

"Loh kok sama Agra sih, Bun? Eem ... aku belum ngambil cuti, yaudah deh habis ini aku akan ke kantor buat minta cuti," ucap Aliya.

Arumi terkekeh pelan.

"Agra sama Dzaki kan tingginya kurang lebih sama dan orang tua Dzaki pun pasti setuju kalo kamu fittingnya bareng Agra," ucap Arumi.

Aliya hanya menghela nafasnya berat.

***

Setelah urusan minta cuti ke kantornya selesai, Agra dan Aliya segera menuju butik.

Mereka sudah berada di dalam butik itu dan salah satu pelayan butik membawa mereka ke tempat khusus gaun pengantin.

Pelayan itu menunjukkan gaun berwana pastel yang tidak begitu mewah tapi tetap elegan yang sebelumnya sudah dipesan oleh Aliya.

Pelayan itu menunjukkan gaun berwana pastel yang tidak begitu mewah tapi tetap elegan yang sebelumnya sudah dipesan oleh Aliya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aliya mencoba gaun itu, gaun yang awalnya kebesaran tapi sekarang sudah pas di tubuhnya. Aliya kemudian meminta gaun itu diantarkan ke rumahnya lusa. Pakaian laki-lakinya pun warnanya senada dengan warna gaun Aliya.

Aliya menuju kasir dan membayar gaun itu.

Agra hanya bisa mengikuti ke mana gadis itu berjalan. Ponsel Agra berbunyi, dan ternyata ada telepon masuk dari ayahnya.

"Hallo," ucap Agra.

"Halo. Assalamualaikum, Agra." Terdengar suara Abrar dari seberang telepon.

"Waalaikumsalam. Iya Pa, ada apa?"

"Papa cuma mau ngasih tau, kami juga berangkat ke Bandung dan sebentar lagi sampai."

Kiblat Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang