73. Ending

12.7K 359 22
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat bahagia bagi Aliya dan Agra karena pernikahan keduanya akan segera dilangsungkan.

Ternyata, ini adalah takdir yang sudah Allah siapkan untuk Aliya setelah selama ini dia selalu dihampiri oleh cobaan dan penderitaan. Ini adalah kejutan dari Allah yang selalu Aliya pertanyakan, dan ini adalah hadiah untuk Aliya karena gadis itu sudah melalui cobaan yang sangat berat dalam hidupnya.

Setelah semua peristiwa yang terjadi, akhirnya Aliya bisa kembali bersatu dengan Agra dan putranya. Sungguh, Aliya merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling bahagia di dunia.

Tidak pernah sekali pun dia memimpikan hari ini akan datang, dia pikir dia akan menghabiskan seluruh hidupnya bersama dengan Sandy. Tapi Allah punya cara lain sehingga Allah mengambil Sandy lebih cepat.

Konon, orang yang selama hidupnya gemar berbuat baik, akan pulang kepada Sang Pencipta dengan lebih cepat sehingga hanya kebaikan yang dia bawa mati. Mungkin itu juga yang terjadi kepada Sandy karena selama hidupnya, laki-laki itu terus berbuat baik kepada Aliya.

Wanita itu duduk di depan meja rias sembari memperhatikan wajahnya yang merona. Dia kembali memakai pakaian pengantin untuk ketiga kalinya.

Setelah cukup lama merenungkan semuanya, Aliya tersadar saat mendengar sebuah suara memanggilnya.

"Teh, ayo kita keluar. Sebentar lagi akadnya bakal dimulai," ucap Keira seraya menuntun Aliya untuk keluar dari kamar.

Pernikahan itu dilangsungkan secara outdoor, dan hanya orang-orang terdekat saja yang hadir di sana.

Tentunya yang meminta itu semua adalah Aliya, karena dia bukan anak gadis lagi sehingga tidak perlu acara yang mewah dengan mengundang banyak orang.

Aliya berjalan mendekat ke arah Agra yang sudah menunggunya seraya membawa bunga di tangannya. Di sebelah kanannya ada Abidzar, dan di sebelah kirinya ada Serlie yang mengikuti ke mana arahnya berjalan sehingga lengkap sudah kebahagiaan dirinya.

"Hari ini, kita berkumpul di sini untuk merayakan pernikahan Mas Agra dan Mbak Aliya," ucap sang MC.

Kemudian acara pernikahan itu berlangsung dengan hikmat dan juga meriah. Kini, Aliya telah resmi menjadi istri dari Agrata Razzan Rahmatullah untuk yang kedua kalinya.

Menikah sebanyak tiga kali, cukup untuk membuat Aliya menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dari ketiga pernikahannya dia belajar bahwa hubungan harus dibina bersama-sama, harus ada saling percaya karena itu adalah pondasi untuk mewujudkan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Jika salah satu pasangan berapi-api, maka yang lainnya harus bisa menjadi air. Ibarat sebuah rumah, jika rumah itu dibangun dengan pondasi yang kuat dan kokoh maka rumah itu akan tetap bertahan di segala badai dan cuaca. Sebaliknya, jika rumah itu tidak mempunyai pondasi yang cukup kuat maka hanya angin meniup saja mungkin akan roboh menjadi puing-puing tak berguna.

***

Seorang anak laki-laki berlari-lari di dalam sebuah rumah mewah dengan sangat kencang sembari memanggil-manggil seluruh keluarga. Tak lain dan tak bukan itu adalah Abidzar.

"Bunda! Papa! Omah!" teriak Abidzar sekuat tenaga.

Rani yang sedang sibuk membaca buku terkejut saat mendengar suara melengking cucunya yang memanggil seluruh orang rumah.

"Ada apa, Abidzar?" tanya Rani.

Wanita paruh baya itu menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum lalu pergi menemui cucunya. Sedangkan Abidzar berlari sekencang-kencangnya ke arah neneknya.

"Omah! Omah!"

"Abidzar, ada apa?" tanya Rani.

"Omah, dia bakal dateng."

Kiblat Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang