Ada satu ucapan Aliya yang selalu terngiang-ngiang di kepala Agra.
"Agra, sekarang aku nggak bakal maksain penjelasan aku sama kamu lagi. Percaya atau nggak, itu hak kamu. Silakan menjadi bodoh dengan ucapan orang-orang di sekitar kamu. Puaskan prasangka kamu, nikmati kecurigaan kamu, dan silakan merasa benar dengan pendapat kamu. Yang aku tau, Allah nggak tidur. Ada waktunya kebenaran terbuka, dan kamu bakal sadar. Pada saat itu mungkin kamu nggak akan pernah bisa ketemu sama aku lagi," ucap Aliya sesaat sebelum Agra melangkahkan kakinya untuk pergi dari penjara setelah dia menalak Aliya untuk yang ketiga kalinya.
"Aliya benar, aku udah membuat dosa yang besar," gumam Agra.
Malam harinya, Agra mencari Aliya ke seluruh penjuru kota tapi dia tidak menemukannya. Kemudian dia mencoba untuk menelepon gadis itu tetapi nihil, Aliya telah mengganti nomor ponselnya.
***
Seluruh keluarga menjadi heboh karena berita tentang keluarnya Aliya dari penjara disiarkan di televisi dan mereka melihatnya.
Mereka semua pergi ke kamar Agra, dan melihat laki-laki itu sedang meringkuk di samping tempat tidurnya karena tidak bisa menemukan gadis itu
"Agra," panggil Rani yang berhasil menyadarkan sang anak dari lamunannya.
"Agra, Mama ... Mama udah bikin kesalahan sama Aliya. Mama malu banget, Nak," ucap Rani.
Wanita paruh baya itu berjalan mendekati sang anak dan hendak merangkulnya, tetapi Agra malah menepis tangan sang ibu.
"Selama ini banyak sekali yang terjadi, tapi Mama nggak tau apa pun. Aliya nggak bersalah, tapi dia udah dihukum dan dihina habis-habisan. Mama udah menghukum dia begitu berat padahal dia nggak bersalah. Mama minta maaf, Agra. Mama mohon, Nak. Mama bener-bener nggak tau apa yang harus Mama lakukan. Setelah Mama tau semua kebenarannya, Mama nggak tau harus berkata apa," ucap Rani.
"Kita semua bersalah dalam hal ini, Ma. Aku juga udah menghukum Aliya dengan sangat berat. Dan sekarang, aku nggak bisa menemukan dia di mana pun. Aku pergi ke pengadilan, tapi polisi bilang dia udah pergi dari sana. Mungkin, sekarang giliran Aliya yang menghukum kita dalam rasa bersalah ini," ucap Agra.
"Agra ... Mama yakin Aliya pasti akan kembali, Nak. Di sini ada Abidzar, kan? Seenggaknya dia akan kembali demi anak kalian. Dia pasti akan kembali buat melihat Abidzar."
"Aliya udah membayar mahal atas kesalahpahaman itu sampai akhirnya pembunuh papa yang sebenarnya bisa dihukum, Ma. Semua orang akan dapat karmanya masing-masing. Dan aku yakin ini adalah balasannya buat kita."
Rani terduduk di samping Agra dan menangis sejadi-jadinya. Dia terus merutuki dirinya sendiri yang terlalu berduka hingga tidak bisa melihat kebenaran di depan matanya. Bahkan, dia telah menghancurkan rumah tangga putranya sendiri karena hal itu.
"Ma, justru kebencian Mama yang udah menghancurkan cinta yang Mama punya buat Aliya. Mama nggak lupa, kan? Bahwa Mama pernah sayang banget sama dia," ucap Agra.
Rani mengangguk. "Sebelumnya Mama emang sayang banget sama dia, Agra. Mama sayang sekali sama Aliya. Tapi, kemudian kebencian di hati Mama membutakan mata Mama atas kebaikan dia. Mama nggak tau gimana caranya menebus rasa bersalah ini. Mama udah menghancurkan hidup kalian berdua, bahkan hidup Abidzar juga. Maafin Mama, Agra. Maafin Mama."
Raisa yang sedari tadi melihat ibu mertuanya menangis menjadi tidak tega. Dia duduk di samping Rani sambil berusaha menenangkan ibu mertuanya itu.
"Aku senang akhirnya kebenarannya udah terungkap. Selama ini, terasa sekali bahwa keceriaan di rumah ini udah hilang bersama dengan kepergian Aliya. Tapi, sekarang aku yakin kalo dia pasti akan kembali lagi ke sini. Nggak ada seorang ibu pun yang rela berpisah dari anaknya," ucap Raisa.
"Tapi ... Kalo Aliya kembali, gimana sama Dhea? Kita hampir melupakan dia. Sekarang, Dhea udah jadi seperti ibu buat Abidzar," ucap Farhan.
"Kita nggak usah terlalu mikirin dia. Lagi pula, dia nggak punya hubungan apa-apa sama keluarga kita selain dia sahabat Agra. Dhea itu adalah perempuan yang baik banget, dia pasti akan ngerti kalo suatu saat Aliya mau kembali lagi ke rumah ini."
"Justru karena itu, gimana mungkin kita bisa menyakiti perempuan sebaik dia? Dia udah mencurahkan seluruh hidup dia buat mengurus Abidzar selama ini."
Semua orang terdiam mendengar ucapan Farhan yang ada benarnya. Tiba-tiba, Agra tersenyum miris.
"Meskipun begitu, belum tentu juga Aliya mau kembali lagi ke dalam keluarga ini. Kita bahkan nggak tau dia ada di mana sekarang," ucap Agra.
"Kalopun dia nggak mau kembali, tapi darah nggak bisa berbohong, Agra. Dia tetap bagian dari keluarga kita," ucap Rani.
***
Sementara itu, Sandy mencarikan tempat tinggal untuk Aliya. Dia menyewakan sebuah apartemen yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal keluarga Agra.
Itu semua atas permintaan Aliya yang ingin tetap dekat dengan putra semata wayangnya. Dia ingin melihat sang anak tumbuh besar dan sehat walaupun tidak bisa menemuinya. Dia ingin mengetahui setiap kabar anak yang sangat dia rindukan selama bertahun-tahun.
Tidak ada seorang ibu yang rela berpisah dengan anaknya dan membiarkan sang anak untuk tidak mengenalnya, membiarkan anaknya menganggap bahwa dirinya sudah tiada. Hati Aliya hancur setiap mengingat itu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena semuanya sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa.
Aliya dan Sandy masuk ke dalam apartemen yang tidak terlalu besar itu, tetapi cukup untuk Aliya yang hanya tinggal sendirian di dalamnya.
"Sandy, sekali lagi terima kasih banyak. Aku janji aku bakal ganti semuanya setelah aku dapat kerjaan," ucap Aliya.
"Coba kamu hitung deh, kamu udah berapa kali bilang makasih? Dan Aliya, berapa kali pun kamu bilang terima kasih jawaban aku bakal tetep sama yaitu kamu nggak perlu ngerasa nggak enak atau apalah itu. Ini semua aku lakukan karena tindakan kemanusiaan. Aku paham bahwa setelah ini nama kamu nggak akan benar-benar bersih di mata orang-orang. Dan kamu juga nggak mungkin ngusik ketenangan orang tua kamu yang sekarang kehidupannya lebih baik semenjak Keira mendapat kerjaan," ucap Sandy lalu tersenyum.
"Aku sangat bersyukur karena Keira bisa bikin orang tua aku bahagia, nggak kayak aku yang cuma bisa bikin mereka sedih," ucap Aliya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
"Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu, orang tua kamu itu pasti bangga punya anak yang tegar seperti kamu."
"Sandy, aku mohon sama kamu jangan kasih tau siapa pun kalo aku tinggal di sini termasuk orang tua aku sekalipun. Cukup kamu dan aku aja yang tau. Aku belum siap buat ketemu sama ayah dan bunda setelah apa yang udah terjadi sama aku selama ini," ucap Aliya yang dijawab anggukkan oleh Sandy.
***
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/124451826-288-k944149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat Cinta [LENGKAP]
SpiritualMenikah dengan sepupu sendiri mungkin adalah hal yang sangat tabu di masyarakat. Tetapi, itulah yang terjadi pada Agrata Razzan Rahmatullah dan Aliya Shakaela Zanitha yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman. Sifat yang sangat jauh berbeda...