Hari ini adalah hari terakhir Aliya dan Agra berada di Bali. Besok, mereka harus kembali ke Jakarta. Pagi-pagi buta, Aliya sudah membangunkan Agra untuk sholat subuh. Setelah itu, mereka bersiap-siap karena Aliya terus merengek ingin pergi ke Tirta Gangga.
"Ini masih pagi banget loh Al, ya kali lo mau ke sana sekarang," ucap Agra.
"Ya nggak sekarang juga Agra, kita kan bisa cari tempat makan dulu. Baru nanti kalo udah selesai makan, kita pergi ke sana."
"Yaudah deh terserah lo!"
Lalu mereka pergi menuju mobil dan Agra segera melajukan mobilnya membelah jalanan yang masih lengang karena ini masih sangat pagi.
Mereka berhenti di sebuah tempat makan yang kelihatannya baru saja buka. Aliya dan Agra segera masuk ke dalam rumah makan itu. Salah seorang pramusaji menghampiri mereka dan mencatat menu yang mereka pesan.
Aliya dan Agra hanya terdiam tanpa ada niat untuk basa-basi. Tak lama, makanan yang mereka pesan sudah terpampang nyata di hadapan mereka dan siap untuk disantap.
Dengan segera, Aliya melahap makanan yang ada di hadapannya tanpa mempedulikan Agra yang sedang menatapnya keheranan karena dia makan seperti orang kesetanan.
Tidak ada yang membuka suaranya di antara mereka berdua. Hanya dentingan sendok makan yang mengisi kekosongan di antara keduanya. Entah sejak kapan rasa canggung ini hadir di antara mereka, padahal saat di mobil tadi keduanya selalu saja berdebat. Hufftt memang tiada hari tanpa berdebat.
Sejujurnya, di lubuk hatinya yang paling dalam, Aliya ingin sekali berdamai dengan Agra. Ingin sekali agar mereka menghentikan perdebatan un-faedah yang selalu terjadi setiap hari. Tapi apa boleh buat, sebuah hubungan tidak akan pernah terjalin dengan baik jika hanya satu pihak yang berusaha memperbaikinya. Karena pada dasarnya, hubungan itu adalah berdua, bukan bersatu.
Setelah selesai makan. Saat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Agra dan Aliya segera menuju Tirta Gangga.
Aliya sangat antusias ketika tiba di sana. Seperti biasa, dia meminta Agra untuk memotret dirinya tanpa ada niat sedikit pun untuk mengajak sang suami foto berdua. Dan liburan mereka, hanya terasa seperti liburan Aliya sendirian, tanpa ada Agra.
"Fotoin." Aliya memberikan handphonenya pada Agra.
Agra hanya menghela nafas jengah dan menerima ponsel itu dengan sangat terpaksa.
Aliya kemudian berpose dan...
Cekrekk
Satu foto berhasil diambil oleh Agra.
"Mana coba liat fotonya," ucap Aliya sambil berlari ke arah Agra.
Agra memberikan ponsel Aliya padanya dan membiarkan gadis itu bergumam dengan fotonya.
"Lo tunggu sini ya, gue mau beli minum dulu," ucap Agra.
Aliya mengangguk.
Agra pun segera pergi menuju warung yang ada di area itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat Cinta [LENGKAP]
EspiritualMenikah dengan sepupu sendiri mungkin adalah hal yang sangat tabu di masyarakat. Tetapi, itulah yang terjadi pada Agrata Razzan Rahmatullah dan Aliya Shakaela Zanitha yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman. Sifat yang sangat jauh berbeda...