13. Cinta Hanyalah Ilusi

10.3K 490 4
                                    

Dhea yang baru saja tiba di rumah sepulang bekerja, terkejut melihat ada seorang laki-laki di rumahnya. Gadis itu terlalu panik untuk memikirkan bahwa laki-laki itu adalah sang pacar, hingga saat ini dia sudah memiliki teflon di tangannya. Dengan ancang-ancang, Dhea bersiap untuk memukul laki-laki itu.

Ketika melihat pantulan wajah Dhea dari kaca, Agra segera berbalik menghadapnya tetapi sepersekian detik Dhea langsung memukulkan teflon itu di wajah Agra hingga membuat laki-laki itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Maling!!!" teriak Dhea sebelum akhirnya menyadari bahwa laki-laki yang dia pukul barusan adalah pacarnya sendiri.

"Agra! Kamu nggak apa-apa?" tanya Dhea dengan wajah paniknya saat Agra merintih kesakitan sembari memegangi dahinya yang sepertinya sebentar lagi akan benjol.

"Aduh gimana dong ini? Kamu nggak apa-apa? Sakit nggak? Atau kita ke rumah sakit aja?" tawar Dhea yang menjadi khawatir dengan keadaan Agra.

"Lagian kamu kenapa nggak ngasih kabar dulu kalo kamu mau ke sini?"

"Aku tau kalo kamu kaget. Tapi apa harus mukul aku sekencang ini pake teflon itu?" ucap Agra yang sudah bisa berbicara.

"Kamu ngapain ke sini malam-malam?"

"Lupain soal itu. Apa kamu sesibuk itu sampai nggak bisa bersihin rumah? Semua barang yang berserakan udah aku tata ulang. Tirai kamu ini udah kotor jadi aku pasangin yang baru. Kamar mandi juga kotor, tapi sekarang udah bersih sampai berkilau."

Entah kenapa, Dhea menjadi terharu mendengar itu. Akhirnya, dia merasa sudah menemukan orang yang tepat kali ini.

"Agra, kamu baik banget deh," ucap Dhea dengan mata berbinar menatap Agra penuh cinta.

Agra hanya bisa tersenyum malu melihat Dhea menatapnya seperti itu.

"Kamu mau makan apa?" tanya Dhea.

"Makan?" tanya Agra.

Dhea mengangguk. "Makan di sini aja."

"Kayak kamu bisa masak aja."

"Kan kita bisa pesen!"

Agra terkekeh melihat tingkah Dhea. "Iya-iya, yaudah mending kamu mandi dulu deh. Biar aku yang pesenin makanannya."

Dhea mengangguk. Dan pergi dari hadapan Agra untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan diri, Dhea keluar dari kamar dan melihat banyak makanan serta minuman sudah tertata di atas meja.

"Kamu pesan semua ini? Banyak banget," ucap Dhea seraya duduk di hadapan Agra.

"Aku tau kamu laper. Aku juga laper, jadi kita pasti bisa habisin ini," ucap Agra.

Mereka berdua pun mulai menyantap makanan itu sambil berbincang-bincang kecil.

Agra pun mengingat kejadian saat pertama kali bertemu dengan Dhea di bar tiga tahun yang lalu. Saat itu, Agra sedang mampir ke bar itu dan Dhea bekerja sebagai pramusaji di sana

Sebuah pertemuan yang cukup aneh membuat mereka berdua merasakan ada kecocokan, lalu akhirnya jatuh cinta. Meskipun keduanya sama-sama tidak ingin berkomitmen yang lebih dari sekedar pacaran.

Kiblat Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang