Chapter 6

420 97 6
                                    

Sesuai permintaan ayahnya, siang ini Mina kembali terlihat di gedung perusahaan keluarganya. Berjalan menyusuri gedung besar itu untuk mencapai lift yang akan dia gunakan dengan Suzy yang mengikutinya dari belakang.

Dengan berpakaian casual, wanita cantik yang dipenuhi keanggunan itu terus berjalan dan memasuki lift.

Wajahnya masih terlihat datar dan tidak bersemangat. Ekspresinya seakan menggambarkan bahwa dia sedang memikirkan sesuatu.

"Bagaimana caraku untuk memulainya?" gumamnya yang masih dapat di dengar oleh Suzy.

"Memulai apa?" Mina tersentak kaget mendengar wanita itu tiba-tiba berbisik tepat di telinganya.

"Eh? Tidak ada..." dia menggeleng pelan.

Dan pada detik itu juga, pintu lift tiba-tiba berbunyi lalu terbuka hingga Mina bisa melarikan diri dari pengamatan wanita kepercayaan ayahnya itu.

Ah...sepertinya keberuntungan masih berada di pihaknya.

Mina buru-buru keluar dan langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan ayahnya. Dia bahkan tidak repot-repot menunggu Suzy untuk membukakan pintu untuknya.

"Selama siang, sajangnim..." sapanya yang mencoba untuk bersikap sopan dan tentu saja usahanya itu gagal total.

Jelas sekali bahwa itu tidak terdengar seperti sapaan seorang bawahan pada atasannya atau anak pada ayahnya, tapi sapaan itu terdengar lebih ke arah ledekan.

Ya, mungkin itu terjadi karena kekesalan yang Mina rasakan untuk ayahnya. Kekesalan yang terus menumpuk di dalam dirinya hingga membuatnya merasa jengkel setengah mati setiap kali bertemu pria paruh baya itu.

"Kau masih marah padaku?"

Tuan Myoui menutup map yang dia baca lalu melihat putrinya yang sedang berjalan ke arahnya dan mulai duduk di  kursi yang berada di depannya.

"Tidak, biasa saja..." balas Mina datar.

Dia dengan berani mengambil ponselnya dan memilih untuk memainkannya dari pada memfokuskan pandangan ke arah ayahnya.

Sepertinya dia benar-benar telah menghilangkan semua rasa hormatnya pada ayahnya dan bersikap seenak hatinya.

"Aku sudah melakukan apapun yang kau minta. Aku setiap hari pergi ke kantor yang membosankan ini dan mengurus semua urusanmu. Jadi, apalagi yang harus aku lakukan sampai aku harus datang menemuimu?" tanyanya masih fokus pada ponselnya.

Tuan Myoui hanya menghembuskan napasnya ketika melihat kelakuan putrinya. Mina benar-benar sudah tak punya rasa takut atau pun rasa hormat kepadanya.

"Apa kau sudah menentukan pilihanmu?" tanyanya.

"Kau tahu, kau tidak punya banyak waktu untuk memilihnya. Jika kau masih bersikap seperti ini, maka aku sendiri yang akan memilih salah satu dari mereka. Suka atau tidak suka, kau wajib menerimanya..."

"Aku tidak akan memilih siapa pun..." jawabnya santai hingga membuat tuan Myoui langsung naik darah.

BRAKKK

Bahkan suara keras dari benturan tangan Myoui dengan meja kerjanya tak bisa mempengaruhi sikap tenang yang di miliki Mina.

"Apa maksudmu, Mina? Jangan main-main denganku!!!" kali ini Mina melepaskan pandangannya dari ponselnya dan hanya fokus pada ayahnya.

"Aku tidak main-main, sajangnim. Aku serius. Aku sudah memilih calonku sendiri dan dia bukan salah satu dari daftar pria-pria yang membosankan itu..."

"Anak kurang ajar!" tuan Myoui mengepalkan tinjunya sangat erat hingga buku-buku jarinya memutih.

Young Man (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang