"Kau pikir aku akan diam saja? Awas saja kau, ya! Aku pasti akan melaporkanmu karena sudah menyalahgunakan kekuasaanmu!"
Ketiga siswa laki-laki yang berlari ke ruang kepala sekolah langsung membeku saat mendengar makian dan umpatan yang tak henti-hentinya keluar dari mulut seorang wanita hamil yang lagi mengamuk.
"Dasar tua bangka tak tahu diri!"
Ya tuhan!
Dugaan dan ketakutan Jeongyeon sedari tadi ternyata benar adanya, wanita hamil yang dibicarakan Dahyun sebelumnya adalah istrinya.
"Sudah bau tanah masih saja membuat ulah! Mati saja sana!"
"A-apa?"
Bau tanah?
Mati?
Apa istrinya itu sudah gila?
Sadarkah dia jika tindakannya yang sangat memalukan itu dapat mengancam posisinya saat ini?
"Hentikan!"
Jeongyeon yang takut orang-orang akan mengetahui statusnya dengan Mina buru-buru mendekatinya dan menyuruhnya untuk berhenti.
"Lepas! Jangan halangi aku. Biarkan aku memberi si tua bangka itu pelajaran!"
"Cukup!"
Namun Mina enggan melakukannya hingga akhirnya Jeongyeon harus terpaksa menariknya, mengeluarkan istrinya dari kekacauan yang dia buat hingga menjadi pusat perhatian semua siswa yang ada di sana.
"Jeongyeon sakit!" rintih Mina karena pemuda itu menggenggam tangannya terlalu kencang.
Tapi Jeongyeon tak mendengarkannya, dia terus menyeret Mina bersamanya sampai mereka menjauh dari orang-orang.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Apa?" Mina memegang pergelangan tangannya yang baru saja di lepaskan oleh Jeongyeon.
"Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan?" Mina membuang wajahnya sambil berdecak kesal.
"Aku hanya ingin kau diperlakukan dengan adil. Aku tidak terima kau di hukum karena kesalahan yang tidak pernah kau lakukan. Yang salah gadis itu, cucu si tua bangka itu. Dia yang pantas di hukum dan bukannya kau..."
Deg
Apa dia tidak salah dengar?
Mina melakukan hal itu untuk membela dirinya?
Apa ini benar-benar nyata?
Jeongyeon benar-benar tercengang, mulutnya terbuka dan kembali tertutup karena tidak tahu harus berkata apa.
Tapi...
Kenapa Mina bisa mengetahui hal itu?
Seingatnya dia tak pernah menceritakan pada Mina kalau Jennie itu cucu dari kepala sekolah.
Siapa yang memberitahunya?
Pertanyaan itu memenuhi kepala Jeongyeon, dia mencoba mengingat kembali percakapan mereka tadi malam.
Jelas sekali bahwa Mina awalnya tidak mempermasalahkan hukuman yang di berikan padanya. Mina tak terlalu memikirkannya, tapi kenapa sekarang dia malah marah dan bahkan nekat pergi ke sekolah hanya untuk melabrak kepala sekolah.
"Aku kan sudah bilang kalau Nayeon nuna yang akan mengurus semuanya. Tapi, kenapa kau malah membuat keributan seperti ini?!" Mina memicingkan matanya, jelas tidak terima mendengar kata-kata Jeongyeon yang seolah-olah menyalahkannya.
"Salahmu karena tidak menceritakan semuanya padaku. Kau bahkan menyembunyikan kebenaran tentang gadis itu dariku. Kau tidak mau jujur padaku dan sekarang kau malah menyalahkanku?" Mina mendengus kesal.
