"Mina!" Jeongyeon terus memanggil nama istrinya ketika dia tak menemukan sosok wanita itu berada di kamar mereka.
Padahal tadi Mina mengatakan kalau dia akan istirahat di kamar sampai waktu makan malam tiba, tapi sekarang dia malah tidak ada di sana.
"Mina...."
Jeongyeon dengan ragu-ragu mengintip ke dalam kamar mandi dan benar saja...ternyata Mina memang ada di sana.
"Hei..."
".........."
Jeongyeon memutuskan masuk ke dalam ketika Mina tak menjawab panggilannya. Isterinya itu masih tetap diam dan sibuk menyeka wajahnya dengan handuk kecil.
Setelah itu dia berjalan menuju Jeongyeon yang sudah berada tepat di depan wastafel, mengambil sikat gigi dan mulai menggosok giginya.
"Uhm, hari ini mau makan apa?" tanya Jeongyeon.
Mina terdiam sejenak, menghentikan aktivitas menggosok giginya kemudian menatap Jeongyeon lewat pantulan cermin.
"Sesuatu yang bisa di makan..." jawabnya membuat Jeongyeon tertawa kecil.
"Nah, kalau begitu apa kau baik-baik saja dengan makanan yang di buat Sana nuna? Kelihatannya dia cukup pandai memasak, makanannya terlihat menggiurkan. Apa kau..."
"Tidak jadi!" potong Mina lalu melanjutkan menggosok giginya.
"Eh?"
Jeongyeon menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Dia terdiam sejenak lalu menatap Mina lekat sambil memikirkan apa yang salah dengannya.
"Ah...apa mungkin..."
Kemudian dengan perlahan Jeongyeon memegang pundak Mina saat mulai menemukan akar permasalahannya.
"Mina...kau marah?"
Deg
Mina kembali menghentikan aktivitasnya, menatap kesal ke arah bayangan Jeongyeon dari pantulan cermin di depannya.
Apa dia marah?
Oh, tentu saja jawabannya adalah IYA!
Apa dia sebagai istri tak punya hak untuk marah ketika melihat wanita lain begitu dekat dengan suaminya?
"Tidak!" bantah Mina singkat.
Dia sudah berkali-kali merutuki Jeongyeon karena ketidakpekaannya dan kali ini dia harus melakukannya lagi.
"Ah...begitu, ya..." Mina memicingkan matanya melihat ekspresi wajah Jeongyeon setelah mendengar jawabannya.
Apa-apaan suaminya itu?!
Dia......
Tersenyum?
Yang benar saja!Apa suaminya itu tidak menyadari nada kesal yang terpancar dari suaranya?
"Kalau begitu, aku akan membuat makanan lain untukmu. Apa tidak apa-apa jika kau menunggu 15 sampai 30 menit lagi? Atau sebaiknya aku pesan makanan saja? Itu pasti tiba lebih cepat dan kau..."
"Entah hanya perasaanku saja atau kau memang sedang senang sekarang?" Mina kembali memotong ucapan Jeongyeon.
"Itu...."
Jeongyeon terdiam, dia memandang Mina cukup lama sebelum memeluknya dari belakang lalu mencium puncak kepala istrinya itu hingga membuatnya berteriak kaget.
"Kyaaaa...A-apa yang..."
"Aku memang sedang sangat senang...sangat..."
Mina tertegun apalagi saat dia dapat merasakan debaran jantung Jeongyeon yang berada tepat di punggungnya.
