"Hmmm..."
Jeongyeon menggeliat dengan mata setengah terbuka, meregangkan tubuhnya yang masih dalam masa pertumbuhan.
Dia mengerutkan dahinya sambil mencoba mengumpulkan kesadarannya sampai menyadari kalau dia sendirian di atas tempat tidur.
Tirai jendela di hadapannya sudah terbuka, tapi sinar matahari masih tampak malu-malu untuk keluar. Ini seharusnya belum terlalu siang untuk berangkat sekolah.
Jeongyeon kembali menggeliat sebelum akhirnya duduk dan meregangkan otot-ototnya yang kaku.
Jam digital di atas meja masih menunjukkan pukul 6 pagi, pantas saja alarm ponselnya belum berbunyi untuk membangunkannya.
Dan, di mana Mina?
Apa dia memang biasa bangun sepagi ini?
Atau...mungkin...?
Jeongyeon mengingat kembali percakapannya dengan Minnie, dokter kandungan Mina sekaligus sahabat istrinya.
Dia menanyakan banyak hal pada Minnie dan salah satunya, apa saja yang dirasakan wanita hamil ketika usia kandungannya masuk 18 minggu?
Minnie menjelaskan banyak hal yang akan terjadi pada usia itu. Seperti perut ibu hamil merasakan kedutan karena janinnya mulai bergerak.
Perut bagian bawah sakit, kesemutan, mati rasa dan nyeri pada punggung. Tak hanya itu, bahkan banyak wanita mulai merasa pusing dan mual berlebihan.
Oh tunggu...
Apa mungkin Mina terbangun karena dia merasa mual?
Seketika Jeongyeon merasa cemas memikirkan hal itu. Dia tidak tahu apakah selama kehamilannya Mina pernah merasa mual atau tidak.
Jeongyeon melompat dari tempat tidur dan buru-buru keluar dari kamarnya, menuruni tangga dengan perasaan khawatir.
Tapi paling tidak di rumah ini ada kedua orang tua Mina. Kalau ada apa-apa keduanya pasti akan melakukan sesuatu.
Di dapur Jeongyeon hanya menemukan ibu mertuanya yang terlihat sedang menyiapkan sarapan, di bantu oleh beberapa pelayannya dan sepertinya ayah mertuanya juga belum bangun.
Menyadari kehadiran Jeongyeon, nyonya Myoui menghentikan gerakannya yang tengah mengiris sesuatu dan menoleh ke arah menantunya itu.
"Selamat pagi, Jeongyeon. Kau bangun pagi sekali. Ini kan masih jam 6 pagi..." nyonya Myoui tersenyum sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Uhmm...eomma, dimana Mina?" Jeongyeon malah balik bertanya, tidak menanggapi perkataan ibu mertuanya.
"Ah, Mina? Anak itu sudah bangun beberapa saat yang lalu, mungkin sekarang dia sedang bersantai di halaman belakang sambil menikmati udara pagi..."
"Apa dia terlihat baik-baik saja, eomma?" nyonya Myoui kembali menghentikan kegiatannya lalu menatap menantunya dengan wajah bingung.
"Ah, maksudku...apa tadi dia mual atau muntah?" nyonya Myoui tersenyum ketika memahami pertanyaan Jeongyeon, menantunya itu khawatir ternyata.
"Sepertinya tidak, dia terlihat sehat dan bugar ketika turun tadi...tapi...coba kau tanyakan sendiri padanya..."
Nyonya Myoui berbalik, pura-pura menyibukkan diri sekaligus menyembunyikan senyum jahilnya.
"Ah, baik..."
Jeongyeon segera berbalik dan menuju pintu belakang, ingin cepat-cepat memastikan kalau Mina baik-baik saja.
Baru saja dia berjalan beberapa langkah, pintu belakang tiba-tiba terbuka dan menampakkan sosok Mina yang masih mengenakan baju tidurnya.
"Oh, kau sudah bangun?" kata Mina dengan nada biasa saja ketika melihat Jeongyeon.
