"Nayeon unnieeee...."
Nayeon tertawa saat Mina menunjukan kue keju gosong yang baru saja dia buat. Padahal kue itu dia tujukan untuk ibu mertuanya. Dengan harapan bisa menghangatkan hatinya yang sampai kini masih saja sedingin es kutub utara.
Namun lagi-lagi usahanya harus terpaksa berakhir dengan sia-sia. Entah apa yang salah, semua upayanya tak pernah berjalan dengan sesuai kehendaknya.
Padahal dia sudah mengikuti langkah-langkahnya dengan begitu cermat, tapi tetap saja gagal.
Nayeon meletakkan mantel dan tas tangannya di atas meja makan dan melihat kuenya lebih dekat. Dia baru saja pulang kerja dan menemukan adik iparnya di ruang makan dengan wajah murung.
"Mungkin bagian dalamnya masih bisa di makan..." Nayeon mencoba menghiburnya, tapi Mina menggelengkan kepalanya.
"Itu gosong..." Mina menunduk sedih
Melihat hal itu, tentu Nayeon tak bisa berdiam diri saja. Bagaimana pun caranya, dia harus membantu Mina membangkitkan kepercayaan dirinya lagi dan tak boleh membiarkannya menyerah begitu saja.
"Biarkan aku mencoba memotongnya..." Nayeon mengambil pisau dan memotongnya untuk dirinya sendiri.
"Oh, bagian dalamnya terlihat baik-baik saja..." Mina masih berdiri di samping Nayeon, memandanginya menggigit kue hangat itu.
"Hmmm...ada sisa rasa gosongnya, tapi masih bisa di makan kok.." Nayeon menggigitnya lagi.
"Benarkah? Mungkin unnie hanya lapar?" ucap Mina dengan alis terangkat, masih belum bisa mempercayainya.
"Aku sudah makan. Aku tidak lapar..." Nayeon merengek sambil menyendok kue lagi dan memasukkan ke dalam mulutnya.
Mina terus memperhatikannya sampai dia mendengar langkah kaki seseorang yang tak asing di telinganya.
Dia menoleh ke pintu masuk ruang makan dan melihat Jeongyeon sekilas saat dia berjalan menuju tangga.
"Unnie, aku ke kamar dulu..." Mina buru-buru pamit pada Nayeon, mengejar suaminya yang baru saja pulang sekolah.
"Yah, Mina...tsk...dasar...." Nayeon yang hendak protes seketika menutup mulutnya ketika melihat sosok Jeongyeon.
Kalau sudah begini, tentu tidak yang bisa dilakukannya. Itu hanya akan buang-buang tenaga. Mina tak akan bisa mendengarnya karena Jeongyeon sudah ada di sana.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan dengan kue ini..." gerutu Nayeon sedikit kesal.
Padahal dia sudah rela mengorbankan dirinya dengan mencicipi eksperimen gagal Mina hanya untuk menyemangatinya, tapi lihatlah apa yang sekarang dilakukan wanita itu kepadanya.
Dasar adik ipar tak tahu terima kasih!
Nayeon hanya bisa mendengus kesal dan membereskan kekacauan yang di tinggalkan Mina sebelum pergi ke kamarnya.
Sementara itu....
"Jeong...."
Jeongyeon berbalik dan tersenyum saat melihat Mina berjalan di belakangnya. Dia menariknya ke dalam pelukannya saat mereka berjalan ke kamar mereka.
Ya, kamar mereka atau lebih tepatnya....kamar Jeongyeon.
Sudah tiga bulan sejak kejadian waktu itu dan sekarang di sinilah mereka berada. Mina memilih untuk tinggal di kediaman keluarga Yoo bersama Jeongyeon untuk sementara waktu...atau mungkin sampai dia berhasil mengambil hati ibu mertuanya.
"Ada apa? Kenapa aku merasa suasana hatimu buruk hari ini?" Jeongyeon bertanya sambil meletakkan tasnya di atas sofa.
Mina membiarkan Jeongyeon memeluk pinggangnya sambil melepaskan blazer dan dua kancing seragam sekolahnya.
