Momo dan yang lainnya pergi ke arah Mina saat dia terlihat sendirian di meja yang seharusnya untuk pengantin baru.
"Tsk!" Mina langsung mengalihkan pandangannya setelah melihat seringai di wajah Jihyo.
"Sepertinya Jeongyeon sudah lebih dulu meninggalkanmu..." Jihyo bermaksud menggoda.
"Mungkin Jeongyeon sudah bosan dengannya, padahal baru 2 jam mereka resmi menjadi pasangan suami-istri..." Sana ikut berkomentar dan Mina nampak masih enggan untuk membalasnya.
Ketiga gadis itu kemudian mengambil beberapa kursi kosong dan duduk di dekat Mina. Menemani sang pengantin wanita yang terlihat kesepian karena di tinggal pasangannya.
Tapi yang sebenernya terjadi tentu bukan seperti yang mereka pikirkan. Mina bukannya merasa kesepian, tapi dia hanya bosan menunggu pesta yang tak kunjungan selesai juga.
Yang dia inginkan sekarang hanyalah pergi dari tempat itu, melepaskan gaun yang merepotkan, membersihkan tubuhnya lalu tidur di kasurnya yang nyaman.
"Mina!" Momo memanggil Mina sambil meraih tangannya.
"Apa aku sedang bermimpi?" alis Mina berkerut bingung.
"Apa maksudmu?"
"Lihat dirimu..."
Momo memandang Mina dari ujung kepala hingga ujung kakinya sedangkan yang di pandang hanya mengerutkan keningnya, masih tak mengerti kemana arah pembicaraan sahabatnya.
"Kau...Myoui Sharon Mina...MENIKAH!" Mina kemudian tertawa dengan dibuat-buat sebelum memasang wajah cemberut.
"Percayalah, bukan ini yang kuharapkan terjadi. Aku tidak pernah bermimpi atau pun berniat untuk menikah, tapi...."
"Kau tidak punya pilihan lain..." sahut Sana yang sontak membuat yang lain menatapnya dengan perasaan was-was.
Mereka takut serta khawatir jika Sana mengatakan sesuatu yang dapat memancing emosi Mina hingga menyebabkan pertengkaran di tengah berlangsungnya pesta.
"Aku benar-benar iri padamu, Mina...." Sana melipat tangan di dadanya.
"Jeongyeon sangat tampan. Dia terlihat begitu memukau ketika berjalan menyusuri lorong. Meski dia masih di bawah umur, tapi dia adalah tipe pria yang aku sukai..." kali ini Momo, Jihyo dan Mina tidak bisa berkata apa-apa.
Pada awalnya mereka berpikir Sana akan kembali mengeluarkan komentar pedas seperti sebelum-sebelumnya, tapi nyatanya mereka bertiga salah.
Jika melihat dari ekspresi Sana, jelas sekali kalau wanita itu sedang dalam mode serius dan tidak bercanda.
Mungkin dia memang mengatakan apa yang dirasakannya dan tidak mengada-ada, tapi tetap saja ketiga wanita itu masih belum bisa mempercayai pernyataannya.
Apakah Sana benar-benar jatuh cinta pada Jeongyeon?
Itulah yang mereka pikirkan saat ini sampai seseorang tiba-tiba memecah kebekuan yang terjadi setelah pembicaraan mereka.
"Lalu..."
Itu adalah Nayeon dan tanpa berbasa-basi, dia langsung mengambil tempat duduk di samping Momo.
"Jika kau memang sebegitu tertariknya pada adikku, kenapa kau tidak mendekatinya dan menyapanya?"
Dan pada saat itu juga, keterkejutan serta ketidakpercayaan langsung tersorot di wajah ke 4 wanita itu menuju ke arah Nayeon.
"Nayeon, kau..." Momo hendak mengatakan sesuatu, tapi tatapan dingin Nayeon langsung membungkamnya.
Setelah itu, dia kembali menatap Sana yang masih nampak bingung dengan apa yang sedang terjadi.